Chicago (ANTARA) - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), memperpanjang kenaikan untuk hari kedua berturut-turut karena dolar turun lebih jauh dari tertinggi 20 tahun menjelang data inflasi utama AS minggu ini.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, terkerek 12 dolar AS atau 0,69 persen, menjadi ditutup pada 1.740,60 dolar AS per ounce, setelah mencapai level terendah sesi 1.722,30 dolar AS.
Emas berjangka menguat 8,40 dolar AS atau 0,49 persen menjadi 1.728,60 dolar AS pada Jumat (9/9/2022), setelah tergelincir 7,60 dolar AS atau 0,44 persen menjadi 1.720,20 dolar AS pada Kamis (8/9/2022), dan melonjak 14,90 dolar AS atau 0,87 persen menjadi 1.727,80 dolar AS pada Rabu (7/9/2022).
Dolar AS melemah lebih jauh pada perdagangan Senin (12/9/2022) karena pelaku pasar menunggu data inflasi AS untuk Agustus yang akan dirilis pada Selasa waktu setempat.
Data inflasi utama AS diperkirakan akan semakin berkurang dari level tertinggi yang dicapai tahun ini, sebuah tren yang dapat mendorong Federal Reserve untuk pada akhirnya menurunkan laju kenaikan suku bunganya.
Para analis pasar juga mencatat bahwa emas kemungkinan telah menemukan dukungan karena permintaan safe-haven yang didorong oleh inflasi dan dampak geopolitik dari konflik Rusia-Ukraina.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 1,093 dolar AS atau 5,82 persen, menjadi ditutup pada 19,86 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober terangkat 27,3 dolar AS atau 3,11 persen, menjadi ditutup pada 904,20 dolar AS per ons.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, terkerek 12 dolar AS atau 0,69 persen, menjadi ditutup pada 1.740,60 dolar AS per ounce, setelah mencapai level terendah sesi 1.722,30 dolar AS.
Emas berjangka menguat 8,40 dolar AS atau 0,49 persen menjadi 1.728,60 dolar AS pada Jumat (9/9/2022), setelah tergelincir 7,60 dolar AS atau 0,44 persen menjadi 1.720,20 dolar AS pada Kamis (8/9/2022), dan melonjak 14,90 dolar AS atau 0,87 persen menjadi 1.727,80 dolar AS pada Rabu (7/9/2022).
Dolar AS melemah lebih jauh pada perdagangan Senin (12/9/2022) karena pelaku pasar menunggu data inflasi AS untuk Agustus yang akan dirilis pada Selasa waktu setempat.
Data inflasi utama AS diperkirakan akan semakin berkurang dari level tertinggi yang dicapai tahun ini, sebuah tren yang dapat mendorong Federal Reserve untuk pada akhirnya menurunkan laju kenaikan suku bunganya.
Para analis pasar juga mencatat bahwa emas kemungkinan telah menemukan dukungan karena permintaan safe-haven yang didorong oleh inflasi dan dampak geopolitik dari konflik Rusia-Ukraina.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 1,093 dolar AS atau 5,82 persen, menjadi ditutup pada 19,86 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober terangkat 27,3 dolar AS atau 3,11 persen, menjadi ditutup pada 904,20 dolar AS per ons.