Washington (ANTARA) - Amerika Serikat mengutuk penembakan rudal balistik Korea Utara di atas Jepang sebagai tindakan "berbahaya dan sembrono".
"Tindakan ini mendestabilisasi dan menunjukkan pengabaian terang-terangan DPRK terhadap resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan norma-norma keselamatan internasional," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Adrienne Watson dalam pernyataannya, merujuk pada Korea Utara dengan inisial nama resminya.
AS berjanji untuk membela Jepang dan Korea Selatan dengan seluruh kekuatan Amerika, tetapi menyatakan tetap terbuka untuk berdialog dengan Korut.
Watson mengatakan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan berbicara dengan mitranya dari Jepang dan Korsel untuk membahas "tanggapan bersama internasional yang tepat dan kuat."
Sullivan memperkuat komitmen AS yang untuk pertahanan Jepang dan Korsel dengan mengatakan Washington akan melanjutkan upaya untuk membatasi kemampuan Korut dalam memajukan program senjata terlarangnya.
Rudal yang ditembakkan pada Kamis (29/10) adalah yang pertama terbang di atas Jepang dalam lima tahun. Tembakan rudal memicu peringatan bagi penduduk untuk berlindung dan penangguhan sementara operasi kereta api di wilayah utara Jepang.
Asisten sekretaris Departemen Luar Negeri AS untuk urusan Asia Timur dan Pasifik mengatakan China perlu berbuat lebih banyak untuk melawan penghindaran sanksi oleh Korut di perairan pantainya.
Dia menambahkan bahwa Beijing dan Rusia harus bekerja untuk menutup jaringan pengadaan Pyongyang.
Kritenbrink mengatakan bahwa membujuk Korut untuk melakukan denuklirisasi harus menjadi bidang kerja sama dengan China, tetapi ada beberapa pihak di Beijing yang ingin menggunakan masalah ini sebagai pengaruh dalam persaingan strategis yang lebih luas dengan Washington.
Dia menegaskan kembali bahwa Washington tetap terbuka untuk berdialog dengan Korut tanpa prasyarat dan menyerukan Pyongyang untuk "berkomitmen pada diplomasi yang serius dan berkelanjutan, dan menahan diri dari kegiatan destabilisasi lebih lanjut."
"Sayangnya ... satu-satunya tanggapan yang kami lihat sejauh ini adalah peningkatan jumlah peluncuran rudal balistik dan tindakan provokatif lainnya. Ini bukan upaya yang produktif ke depan, baik untuk Korea Utara maupun untuk kita semua," kata dia.
Sumber: Reuters
Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
"Tindakan ini mendestabilisasi dan menunjukkan pengabaian terang-terangan DPRK terhadap resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan norma-norma keselamatan internasional," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Adrienne Watson dalam pernyataannya, merujuk pada Korea Utara dengan inisial nama resminya.
AS berjanji untuk membela Jepang dan Korea Selatan dengan seluruh kekuatan Amerika, tetapi menyatakan tetap terbuka untuk berdialog dengan Korut.
Watson mengatakan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan berbicara dengan mitranya dari Jepang dan Korsel untuk membahas "tanggapan bersama internasional yang tepat dan kuat."
Sullivan memperkuat komitmen AS yang untuk pertahanan Jepang dan Korsel dengan mengatakan Washington akan melanjutkan upaya untuk membatasi kemampuan Korut dalam memajukan program senjata terlarangnya.
Rudal yang ditembakkan pada Kamis (29/10) adalah yang pertama terbang di atas Jepang dalam lima tahun. Tembakan rudal memicu peringatan bagi penduduk untuk berlindung dan penangguhan sementara operasi kereta api di wilayah utara Jepang.
Asisten sekretaris Departemen Luar Negeri AS untuk urusan Asia Timur dan Pasifik mengatakan China perlu berbuat lebih banyak untuk melawan penghindaran sanksi oleh Korut di perairan pantainya.
Dia menambahkan bahwa Beijing dan Rusia harus bekerja untuk menutup jaringan pengadaan Pyongyang.
Kritenbrink mengatakan bahwa membujuk Korut untuk melakukan denuklirisasi harus menjadi bidang kerja sama dengan China, tetapi ada beberapa pihak di Beijing yang ingin menggunakan masalah ini sebagai pengaruh dalam persaingan strategis yang lebih luas dengan Washington.
Dia menegaskan kembali bahwa Washington tetap terbuka untuk berdialog dengan Korut tanpa prasyarat dan menyerukan Pyongyang untuk "berkomitmen pada diplomasi yang serius dan berkelanjutan, dan menahan diri dari kegiatan destabilisasi lebih lanjut."
"Sayangnya ... satu-satunya tanggapan yang kami lihat sejauh ini adalah peningkatan jumlah peluncuran rudal balistik dan tindakan provokatif lainnya. Ini bukan upaya yang produktif ke depan, baik untuk Korea Utara maupun untuk kita semua," kata dia.
Sumber: Reuters
Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani