Palangka Raya (ANTARA) - Anggota DPRD Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah M Khemal Nasery mengingatkan kepada para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) agar tidak terjebak pinjaman yang ditawarkan oleh para rentenir.
"Pinjam ke rentenir selama ini sering kali menyusahkan masyarakat, sebab bunga dari pinjaman tersebut terlalu besar dan penagihannya tidak wajar. Alangkah baiknya pinjam ke bank dengan bunga yang cukup lunak dan tidak membebankan si peminjamnya," katanya di Palangka Raya, Rabu.
Legislator Palangka Raya yang tergabung di Komisi B membidangi Infrastruktur dan Perekonomian itu menegaskan, lesunya perekonomian di masa pandemi COVID-19 sangat dirasakan para pelaku usaha mikro kecil menengah hingga sekarang.
Baca juga: Pemkot Palangka Raya fokus pembenahan drainase cegah banjir perkotaan
Baca juga: Satgas TMMD-Kesbangpol tingkatkan wawasan kebangsaan pelajar SMA
Selanjutnya, penurunan pendapatan serta keterbatasan permodalan juga membuat banyak para pelaku di daerah setempat tidak bisa berkembang dan melanjutkan aktivitas usahanya.
"Sehingga tidak jarang mereka kebanyakan terjebak dengan tawaran pinjaman modal instan yang disuguhkan oleh para rentenir. Nah hal-hal seperti ini alangkah baiknya pelaku usaha pikir dua kali kalau mau meminjam kepada rentenir," jelasnya.
Politisi Partai Golkar Kota Palangka Raya itu menilai, para pelaku usaha yang kini masih beroperasi rata-rata karena masih memiliki modal. Hanya saja, antara pendapatan dan permodalan seringkali tidak sebanding.
"Meskipun masih beroperasi, tetapi mereka bisa berada di kategori rentan. Nasib para pelaku UMKM kini bergantung dari penjualan serta kerja sama dengan outlet waralaba," ungkapnya.
Baca juga: Artikel - Senja di Danau Hitam nan memukau
"Pinjam ke rentenir selama ini sering kali menyusahkan masyarakat, sebab bunga dari pinjaman tersebut terlalu besar dan penagihannya tidak wajar. Alangkah baiknya pinjam ke bank dengan bunga yang cukup lunak dan tidak membebankan si peminjamnya," katanya di Palangka Raya, Rabu.
Legislator Palangka Raya yang tergabung di Komisi B membidangi Infrastruktur dan Perekonomian itu menegaskan, lesunya perekonomian di masa pandemi COVID-19 sangat dirasakan para pelaku usaha mikro kecil menengah hingga sekarang.
Baca juga: Pemkot Palangka Raya fokus pembenahan drainase cegah banjir perkotaan
Baca juga: Satgas TMMD-Kesbangpol tingkatkan wawasan kebangsaan pelajar SMA
Selanjutnya, penurunan pendapatan serta keterbatasan permodalan juga membuat banyak para pelaku di daerah setempat tidak bisa berkembang dan melanjutkan aktivitas usahanya.
"Sehingga tidak jarang mereka kebanyakan terjebak dengan tawaran pinjaman modal instan yang disuguhkan oleh para rentenir. Nah hal-hal seperti ini alangkah baiknya pelaku usaha pikir dua kali kalau mau meminjam kepada rentenir," jelasnya.
Politisi Partai Golkar Kota Palangka Raya itu menilai, para pelaku usaha yang kini masih beroperasi rata-rata karena masih memiliki modal. Hanya saja, antara pendapatan dan permodalan seringkali tidak sebanding.
"Meskipun masih beroperasi, tetapi mereka bisa berada di kategori rentan. Nasib para pelaku UMKM kini bergantung dari penjualan serta kerja sama dengan outlet waralaba," ungkapnya.
Baca juga: Artikel - Senja di Danau Hitam nan memukau