Bali (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan Forum KTT Group of Twenty (G20) merupakan momentum yang sangat baik untuk menggalang perdamaian dunia.
"KTT ini menurut saya pertemuan terbesar di luar APEC ya. Dulu kita bicara APEC, sekarang G20. Saya pikir ini pertemuan cukup besar oleh kepala-kepala negara yang punya reputasi, negara yang besar, ini sebuah momentum sangat bagus untuk menggalang peaceful, kedamaian dunia,” ujar Moeldoko, usai meninjau Media Center G20, di Bali International Convention Centre, Nusa Dua, Bali, Minggu.
Moeldoko menyampaikan, terkait upaya Presidensi G20 Indonesia dalam menurunkan tensi geopolitik global, menurutnya apa yang telah dilakukan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia beberapa bulan lalu adalah sebuah perjalanan bersejarah sekaligus contoh nyata betapa Presiden Jokowi ingin menurunkan tensi geopolitik.
Dia juga menekankan bahwa dalam KTT G20, pembahasan utama akan lebih kepada prioritas atas isu-isu global tentang isu krisis pangan, energi dan financial program. Pembahasan isu global tersebut, diharapkan akan turut bisa meredakan situasi geopolitik global.
“Situasi ini menjadi kesepakatan bersama. Semua negara bersepakat menuju bagaimana penyelesaian isu-isu global ini termasuk juga isu lingkungannya,” ujar dia lagi.
"KTT ini menurut saya pertemuan terbesar di luar APEC ya. Dulu kita bicara APEC, sekarang G20. Saya pikir ini pertemuan cukup besar oleh kepala-kepala negara yang punya reputasi, negara yang besar, ini sebuah momentum sangat bagus untuk menggalang peaceful, kedamaian dunia,” ujar Moeldoko, usai meninjau Media Center G20, di Bali International Convention Centre, Nusa Dua, Bali, Minggu.
Moeldoko menyampaikan, terkait upaya Presidensi G20 Indonesia dalam menurunkan tensi geopolitik global, menurutnya apa yang telah dilakukan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia beberapa bulan lalu adalah sebuah perjalanan bersejarah sekaligus contoh nyata betapa Presiden Jokowi ingin menurunkan tensi geopolitik.
Dia juga menekankan bahwa dalam KTT G20, pembahasan utama akan lebih kepada prioritas atas isu-isu global tentang isu krisis pangan, energi dan financial program. Pembahasan isu global tersebut, diharapkan akan turut bisa meredakan situasi geopolitik global.
“Situasi ini menjadi kesepakatan bersama. Semua negara bersepakat menuju bagaimana penyelesaian isu-isu global ini termasuk juga isu lingkungannya,” ujar dia lagi.