Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden (Wapres) ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla (JK) mengajak seluruh Muslim, khususnya kaum muda, menyempurnakan Rukun Islam melalui "Gerakan 45", istilah yang digunakan JK untuk menunaikan Rukun Islam ke-4 dan ke-5.
"Mari kita berjuang dan berusaha untuk mewujudkan Gerakan 45, yang tak lain adalah bentuk Rukun Islam yang ke-4 (zakat) dan ke-5 (haji)," kata JK dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu.
Saat menjadi pembicara dalam acara Studium Generale, di UNU Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (12/11), JK mengatakan sebagian besar umat Islam di Indonesia hanya mampu melaksanakan tiga dari lima Rukun Islam.
"Namun, sebagian besar umat Islam di Indonesia hanya mampu mengerjakan tiga Rukun Islam, yaitu syahadat, shalat, dan puasa. Rukun Islam ke-4 dan ke-5, yaitu membayar zakat dan menunaikan haji, hanya mampu dilakukan oleh sebagian Muslim di Indonesia," ujarnya pula.
Keterbatasan finansial, menurut JK, menjadi salah satu alasan masih banyaknya umat Islam belum melaksanakan Rukun Islam ke-4 dan ke-5 tersebut. Oleh karena itu, dia mengimbau para anak muda, khususnya mahasiswa UNU Surabaya, untuk meningkatkan kemampuan perekonomian dengan mengembangkan kewiraswastaan atau enterpreneurship.
Dia mencontohkan Nabi Muhammad SAW mengabdikan diri lebih lama menjadi pedagang daripada sebagai rasul selama hidupnya. Nabi Muhammad diketahui berdagang sejak usia 13 hingga 41 tahun, baru kemudian menjadi rasul mulai umur 41 hingga 63 tahun.
JK juga mengingatkan para pendakwah untuk menyampaikan ceramah yang tidak hanya mengangkat soal akidah dan akhlak sebagai umat Islam, tetapi juga mendorong Muslim untuk bermuamalah atau bagaimana menguasai perekonomian.
"Seluruh negara maju, yang pertama diukur adalah kekayaannya, kemakmurannya. Itu yang harus diingat dan disadari. Tanpa itu, kita kesulitan mewujudkan atau menyempurnakan lima Rukun Islam. Kita hanya bisa melakukan tiga Rukun Islam,” ujarnya lagi.
Namun demikian, JK mengingatkan seluruh mahasiswa UNU Surabaya untuk tidak mengabaikan pentingnya pendidikan guna menciptakan lapangan kerja. Menurut dia, hal itu menjadi solusi untuk memberi kemakmuran kepada orang lain serta mewujudkan insan yang rahmatan lil'alamin.
"Mari kita berjuang dan berusaha untuk mewujudkan Gerakan 45, yang tak lain adalah bentuk Rukun Islam yang ke-4 (zakat) dan ke-5 (haji)," kata JK dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu.
Saat menjadi pembicara dalam acara Studium Generale, di UNU Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (12/11), JK mengatakan sebagian besar umat Islam di Indonesia hanya mampu melaksanakan tiga dari lima Rukun Islam.
"Namun, sebagian besar umat Islam di Indonesia hanya mampu mengerjakan tiga Rukun Islam, yaitu syahadat, shalat, dan puasa. Rukun Islam ke-4 dan ke-5, yaitu membayar zakat dan menunaikan haji, hanya mampu dilakukan oleh sebagian Muslim di Indonesia," ujarnya pula.
Keterbatasan finansial, menurut JK, menjadi salah satu alasan masih banyaknya umat Islam belum melaksanakan Rukun Islam ke-4 dan ke-5 tersebut. Oleh karena itu, dia mengimbau para anak muda, khususnya mahasiswa UNU Surabaya, untuk meningkatkan kemampuan perekonomian dengan mengembangkan kewiraswastaan atau enterpreneurship.
Dia mencontohkan Nabi Muhammad SAW mengabdikan diri lebih lama menjadi pedagang daripada sebagai rasul selama hidupnya. Nabi Muhammad diketahui berdagang sejak usia 13 hingga 41 tahun, baru kemudian menjadi rasul mulai umur 41 hingga 63 tahun.
JK juga mengingatkan para pendakwah untuk menyampaikan ceramah yang tidak hanya mengangkat soal akidah dan akhlak sebagai umat Islam, tetapi juga mendorong Muslim untuk bermuamalah atau bagaimana menguasai perekonomian.
"Seluruh negara maju, yang pertama diukur adalah kekayaannya, kemakmurannya. Itu yang harus diingat dan disadari. Tanpa itu, kita kesulitan mewujudkan atau menyempurnakan lima Rukun Islam. Kita hanya bisa melakukan tiga Rukun Islam,” ujarnya lagi.
Namun demikian, JK mengingatkan seluruh mahasiswa UNU Surabaya untuk tidak mengabaikan pentingnya pendidikan guna menciptakan lapangan kerja. Menurut dia, hal itu menjadi solusi untuk memberi kemakmuran kepada orang lain serta mewujudkan insan yang rahmatan lil'alamin.