Tamiang Layang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DPPPAKB) menargetkan pada tahun 2024 angka stunting turun menjadi 15,38 persen.
“Kita upayakan dengan maksimal bisa turun menjadi 15,38 persen dari data kasus stunting 2021,” kata Kepala DPPPAKB Barito TImur (Bartim), Rusdianor di Tamiang Layang, Rabu.
Menurutnya, data persentase terakhir kasus stunting tahun 2021 berdasarkan hasil survei status gizi Indonesia (SSGI) Bartim berada diangka 33,7 persen.
Ia menambahkan, pihaknya optimis percepatan penurunan angka stunting tersebut bisa dilakukan dengan sudah terbentuknya Tim Penanganan Penurunan Stunting.
Tim tersebut tergabung antar lintas sektoral mulai OPD tingkat kabupaten hingga pemerintah desa juga ikut melakukan penanganan stunting.
“Puskesmas juga ikut dilibatkan dalam menekan atau menurunkan angka stunting di Bartim,” kata Rusianor.
Ketua Pelaksana Tim Penanganan Penurunan Stunting yang juga Wakil Bupati Bartim, Habib Said Abdul Saleh menambahkan, kasus stunting tertinggi di bulan Juli 2022 diketahui berdasarkan data e-PPGBM dari masing-masing Puskesmas ada empat kecamatan.
“Kecamatan itu yakni Kecamatan Patangkep Tutui, Paju Epat, Awang dan Pematang Karau. Karena itu dilakukan audit stunting dan ditindaklanjuti dengan rencana aksi nasional,” kata Habib Saleh.
Dalam audit stunting, tambahnya, sudah dilakukan langkah-langkah strategis untuk mengidentifikasi risiko dan penyebab terjadinya kasus stunting pada kelompok sasaran seperti calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, dan batita atau balita.
Habib Saleh mengungkapkan, penurunan angka stunting di Kabupaten Bartim dari 33,7 persen di tahun 2021 menjadi 15,38 persen di tahun 2024, tidak bisa dilakukan secara individu atau hanya instansi maupun lembaga tertentu saja.
“Tapi perlu dilakukan secara konvergensi dengan melibatkan berbagai pihak yang berkompeten serta memiliki pemahaman yang sama akan tugas dan fungsi yang melekat pada instansi, lembaga, profesi, atau organisasi masing-masing,” imbuhnya.
Habib Saleh juga mengajak pihak perusahaan besar swasta yang ada di wilayah setempat juga ikut melibatkan diri dalam penurunan angka stunting di Kabupaten Bartim.
“Kita upayakan dengan maksimal bisa turun menjadi 15,38 persen dari data kasus stunting 2021,” kata Kepala DPPPAKB Barito TImur (Bartim), Rusdianor di Tamiang Layang, Rabu.
Menurutnya, data persentase terakhir kasus stunting tahun 2021 berdasarkan hasil survei status gizi Indonesia (SSGI) Bartim berada diangka 33,7 persen.
Ia menambahkan, pihaknya optimis percepatan penurunan angka stunting tersebut bisa dilakukan dengan sudah terbentuknya Tim Penanganan Penurunan Stunting.
Tim tersebut tergabung antar lintas sektoral mulai OPD tingkat kabupaten hingga pemerintah desa juga ikut melakukan penanganan stunting.
“Puskesmas juga ikut dilibatkan dalam menekan atau menurunkan angka stunting di Bartim,” kata Rusianor.
Ketua Pelaksana Tim Penanganan Penurunan Stunting yang juga Wakil Bupati Bartim, Habib Said Abdul Saleh menambahkan, kasus stunting tertinggi di bulan Juli 2022 diketahui berdasarkan data e-PPGBM dari masing-masing Puskesmas ada empat kecamatan.
“Kecamatan itu yakni Kecamatan Patangkep Tutui, Paju Epat, Awang dan Pematang Karau. Karena itu dilakukan audit stunting dan ditindaklanjuti dengan rencana aksi nasional,” kata Habib Saleh.
Dalam audit stunting, tambahnya, sudah dilakukan langkah-langkah strategis untuk mengidentifikasi risiko dan penyebab terjadinya kasus stunting pada kelompok sasaran seperti calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, dan batita atau balita.
Habib Saleh mengungkapkan, penurunan angka stunting di Kabupaten Bartim dari 33,7 persen di tahun 2021 menjadi 15,38 persen di tahun 2024, tidak bisa dilakukan secara individu atau hanya instansi maupun lembaga tertentu saja.
“Tapi perlu dilakukan secara konvergensi dengan melibatkan berbagai pihak yang berkompeten serta memiliki pemahaman yang sama akan tugas dan fungsi yang melekat pada instansi, lembaga, profesi, atau organisasi masing-masing,” imbuhnya.
Habib Saleh juga mengajak pihak perusahaan besar swasta yang ada di wilayah setempat juga ikut melibatkan diri dalam penurunan angka stunting di Kabupaten Bartim.