Palangka Raya (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran mengatakan, pembangunan berbagai infrastruktur pendukung dalam Proyek Strategis Nasional Food Estate memberikan banyak manfaat, di antaranya mempercepat laju pertumbuhan multisektor.
Program Food Estate ini bukan hanya perkara pangan, tetapi memberi multiplier effect (efek ganda), kata Sugianto Sabran dalam keterangan yang diterima di Palangka Raya, Jumat.
"Lihatlah masyarakat sekitar, dengan adanya infrastruktur berupa jalan dan jembatan, hingga listrik yang tersedia saat ini, aktivitas perekonomian menggeliat, kehidupan sosial masyarakat tumbuh dan berkembang dengan baik," terangnya.
Food Estate di Kalimantan Tengah merupakan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan langsung oleh Presiden Joko Widodo dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan, dengan lokasi meliputi Kabupaten Pulang Pisau dan Kapuas.
Sugianto Sabran optimis Food Estate akan menjadi daya tarik baru dalam melahirkan pertumbuhan multisektor, seperti pusat penelitian, pendidikan, pariwisata, hingga pengembangan teknologi terbarukan.
Dia menjelaskan, pentingnya bagi semua elemen masyarakat melihat peluang yang tersedia sebagai momentum mempersiapkan diri, terlebih kaum milenial atau generasi muda untuk menjadi bagian penting dalam program tersebut dan bukan hanya menjadi penonton.
"Peluang itu ada di depan mata, tinggal niat dan keinginan untuk menangkap peluang itu," tegas Sugianto Sabran.
Adapun dirinya pada Kamis (17/11) melakukan peninjauan ke kawasan Food Estate. Dia beserta jajaran menikmati sepanjang perjalanan, hingga setibanya di lokasi mengungkapkan rasa syukur atas terbangunnya berbagai infrastruktur yang telah memperlancar akses dari dan ke lokasi tujuan.
Menurutnya, pembangunan seperti jalan dan jembatan menuju Kecamatan Pandih Batu salah satu lokasi Food Estate adalah program pendukung utama yang berjalan beriringan.
Baca juga: Pemprov maksimalkan pemenuhan hak perempuan di Kalteng saat bencana
Sugianto mengatakan, program besar dan strategis, tidak akan ada manfaatnya tanpa didukung infrastruktur memadai. Program strategis ini akan mubazir dan tidak bermanfaat tanpa didukung jalan dan jembatan yang mapan dan mantap.
"Karena ketidaksediaan infrastruktur pendukung akan melahirkan masalah baru. Aksesibilitas dan konektivitas yang buruk akan berdampak tidak lancarnya daya angkut produksi, sehingga berdampak tingginya biaya transportasi, dan jasa lainnya," ujarnya.
Sementara itu, salah seorang Media Analis Deny Indra yang mengikuti kunjungan kerja Gubernur Kalimantan Tengah ke Desa Belanti Siam dan Gadabung Kabupaten Pulang Pisau tersebut, sebelumnya membayangkan perjalanan bakal melelahkan dan penuh perjuangan untuk sampai pada titik lokasi Food Estate.
Namun Indra terkejut, karena waktu tempuh nyatanya tak lebih dari 40 menit dari Simpang Tahai, sementara dibandingkan sekitar sembilan bulan lalu yang memiliki waktu tempuh tidak kurang dari tiga jam karena infrastruktur belum memadai, bahkan di beberapa titik harus terjebak jalan berlumpur yang sulit dilewati.
"Luar biasa, seakan mimpi infrastruktur berupa jalan dan jembatan sudah terbangun dengan baik dan lancar. Ini akan mempermudah akses orang maupun hasil produksi khususnya pertanian sehingga semakin lancar. Tentu ini akan menjadi daya ungkit dan magnet baru bagi pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Tengah," kata Indra.
Baca juga: Pemprov Kalteng luncurkan Program 'Kredit Melawan Rentenir Betang Berkah'
Baca juga: Pemprov optimalkan peran koperasi dalam pembangunan ekonomi di Kalteng
Baca juga: Gubernur Kalteng tegaskan selalu beri ruang dialog bersama masyarakat hingga mahasiswa
Program Food Estate ini bukan hanya perkara pangan, tetapi memberi multiplier effect (efek ganda), kata Sugianto Sabran dalam keterangan yang diterima di Palangka Raya, Jumat.
"Lihatlah masyarakat sekitar, dengan adanya infrastruktur berupa jalan dan jembatan, hingga listrik yang tersedia saat ini, aktivitas perekonomian menggeliat, kehidupan sosial masyarakat tumbuh dan berkembang dengan baik," terangnya.
Food Estate di Kalimantan Tengah merupakan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan langsung oleh Presiden Joko Widodo dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan, dengan lokasi meliputi Kabupaten Pulang Pisau dan Kapuas.
Sugianto Sabran optimis Food Estate akan menjadi daya tarik baru dalam melahirkan pertumbuhan multisektor, seperti pusat penelitian, pendidikan, pariwisata, hingga pengembangan teknologi terbarukan.
Dia menjelaskan, pentingnya bagi semua elemen masyarakat melihat peluang yang tersedia sebagai momentum mempersiapkan diri, terlebih kaum milenial atau generasi muda untuk menjadi bagian penting dalam program tersebut dan bukan hanya menjadi penonton.
"Peluang itu ada di depan mata, tinggal niat dan keinginan untuk menangkap peluang itu," tegas Sugianto Sabran.
Adapun dirinya pada Kamis (17/11) melakukan peninjauan ke kawasan Food Estate. Dia beserta jajaran menikmati sepanjang perjalanan, hingga setibanya di lokasi mengungkapkan rasa syukur atas terbangunnya berbagai infrastruktur yang telah memperlancar akses dari dan ke lokasi tujuan.
Menurutnya, pembangunan seperti jalan dan jembatan menuju Kecamatan Pandih Batu salah satu lokasi Food Estate adalah program pendukung utama yang berjalan beriringan.
Baca juga: Pemprov maksimalkan pemenuhan hak perempuan di Kalteng saat bencana
Sugianto mengatakan, program besar dan strategis, tidak akan ada manfaatnya tanpa didukung infrastruktur memadai. Program strategis ini akan mubazir dan tidak bermanfaat tanpa didukung jalan dan jembatan yang mapan dan mantap.
"Karena ketidaksediaan infrastruktur pendukung akan melahirkan masalah baru. Aksesibilitas dan konektivitas yang buruk akan berdampak tidak lancarnya daya angkut produksi, sehingga berdampak tingginya biaya transportasi, dan jasa lainnya," ujarnya.
Sementara itu, salah seorang Media Analis Deny Indra yang mengikuti kunjungan kerja Gubernur Kalimantan Tengah ke Desa Belanti Siam dan Gadabung Kabupaten Pulang Pisau tersebut, sebelumnya membayangkan perjalanan bakal melelahkan dan penuh perjuangan untuk sampai pada titik lokasi Food Estate.
Namun Indra terkejut, karena waktu tempuh nyatanya tak lebih dari 40 menit dari Simpang Tahai, sementara dibandingkan sekitar sembilan bulan lalu yang memiliki waktu tempuh tidak kurang dari tiga jam karena infrastruktur belum memadai, bahkan di beberapa titik harus terjebak jalan berlumpur yang sulit dilewati.
"Luar biasa, seakan mimpi infrastruktur berupa jalan dan jembatan sudah terbangun dengan baik dan lancar. Ini akan mempermudah akses orang maupun hasil produksi khususnya pertanian sehingga semakin lancar. Tentu ini akan menjadi daya ungkit dan magnet baru bagi pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Tengah," kata Indra.
Baca juga: Pemprov Kalteng luncurkan Program 'Kredit Melawan Rentenir Betang Berkah'
Baca juga: Pemprov optimalkan peran koperasi dalam pembangunan ekonomi di Kalteng
Baca juga: Gubernur Kalteng tegaskan selalu beri ruang dialog bersama masyarakat hingga mahasiswa