Seruyan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah menggelar pelatihan pengolahan sampah, untuk mewujudkan kepedulian terhadap kelestarian lingkungan di wilayah setempat, sehingga sampah yang dihasilkan dapat dimanfaatkan kembali.
“Pelatihan pengolahan sampah ini merupakan sebagai wujudkan kepedulian Pemkab Seruyan terhadap kelestarian lingkungan,” kata Sekretaris Daerah Seruyan Djainuddin Noor di Kuala Pembuang, Senin.
Dia mengatakan, Pemkab Seruyan telah melakukan beberapa kebijakan diantaranya mengalokasi anggaran untuk operasional UPT Kebersihan yang mengelola tenaga-tenaga kebersihan dan juga pengangkut sampah, serta meningkatkan sarana dan prasarana persampahan.
Hal tersebut sejalan dengan kebijakan dan strategi Pemkab Seruyan dalam upaya pengelolaan sampah rumah tangga dan sejenis sampah rumah tangga, sebagaimana diatur dalam Peraturan Bupati Seruyan nomor 39 tahun 2019 tentang kebijakan dan strategi daerah dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
Ia menyampaikan, salah satu faktor utama yang menjadi kendala dalam pengelolaan sampah di 'Bumi Gawi Hantantiring' ini adalah rendahnya kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah di rumah atau wilayah masing-masing, bahkan masih banyak yang membuang sampah ke sungai.
“Diperlukan upaya untuk menumbuhkan kesadaran dan mengubah budaya membuang sampah sembarangan atau ke sungai serta memberikan pemahaman bagaimana tata cara mengelola sampah yang baik dan benar sehingga dapat memberikan nilai ekonomi dan bahkan dapat menciptakan sirkulasi ekonomi,” jelasnya.
Dia menambahkan kepada seluruh Organisasi Perangkat Daerah, Lurah dan Kepala Desa, agar bersinergi dalam memantau dan mengondisikan pengelolaan sampah dan budaya memilah sampah serta mendorong semua elemen masyarakat seperti Tim Penggerak PKK, Karang Taruna.
Selain itu juga agar bisa berinovasi mendaur ulang sampah organik menjadi kompos dan makan ternak. Kemudian membangun dan meningkatkan sistem pengangkutan sampah, menyediakan infrastruktur pengelolaan sampah.
“Besar harapan saya agar kegiatan pelatihan pengelolaan sampah ini benar-benar dapat memberikan ilmu yang bermanfaat khususnya dalam pengelolaan sampah, karena sebesar apa pun anggaran yang kita alokasi untuk peningkatan sarana dan prasarana persampahan kalau tanpa dibarengi dengan peningkatan kemampuan dalam mengelolanya, tentunya tidak akan memberikan dampak yang signifikan,” demikian Djainuddin Noor.
“Pelatihan pengolahan sampah ini merupakan sebagai wujudkan kepedulian Pemkab Seruyan terhadap kelestarian lingkungan,” kata Sekretaris Daerah Seruyan Djainuddin Noor di Kuala Pembuang, Senin.
Dia mengatakan, Pemkab Seruyan telah melakukan beberapa kebijakan diantaranya mengalokasi anggaran untuk operasional UPT Kebersihan yang mengelola tenaga-tenaga kebersihan dan juga pengangkut sampah, serta meningkatkan sarana dan prasarana persampahan.
Hal tersebut sejalan dengan kebijakan dan strategi Pemkab Seruyan dalam upaya pengelolaan sampah rumah tangga dan sejenis sampah rumah tangga, sebagaimana diatur dalam Peraturan Bupati Seruyan nomor 39 tahun 2019 tentang kebijakan dan strategi daerah dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
Ia menyampaikan, salah satu faktor utama yang menjadi kendala dalam pengelolaan sampah di 'Bumi Gawi Hantantiring' ini adalah rendahnya kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah di rumah atau wilayah masing-masing, bahkan masih banyak yang membuang sampah ke sungai.
“Diperlukan upaya untuk menumbuhkan kesadaran dan mengubah budaya membuang sampah sembarangan atau ke sungai serta memberikan pemahaman bagaimana tata cara mengelola sampah yang baik dan benar sehingga dapat memberikan nilai ekonomi dan bahkan dapat menciptakan sirkulasi ekonomi,” jelasnya.
Dia menambahkan kepada seluruh Organisasi Perangkat Daerah, Lurah dan Kepala Desa, agar bersinergi dalam memantau dan mengondisikan pengelolaan sampah dan budaya memilah sampah serta mendorong semua elemen masyarakat seperti Tim Penggerak PKK, Karang Taruna.
Selain itu juga agar bisa berinovasi mendaur ulang sampah organik menjadi kompos dan makan ternak. Kemudian membangun dan meningkatkan sistem pengangkutan sampah, menyediakan infrastruktur pengelolaan sampah.
“Besar harapan saya agar kegiatan pelatihan pengelolaan sampah ini benar-benar dapat memberikan ilmu yang bermanfaat khususnya dalam pengelolaan sampah, karena sebesar apa pun anggaran yang kita alokasi untuk peningkatan sarana dan prasarana persampahan kalau tanpa dibarengi dengan peningkatan kemampuan dalam mengelolanya, tentunya tidak akan memberikan dampak yang signifikan,” demikian Djainuddin Noor.