Denpasar (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Bali akan menggunakan aplikasi Sistem Informasi Pencalonan (Silon) pada pendataan dukungan bagi bakal calon anggota DPD RI untuk mencegah data dukungan ganda.
"Silon itu sebagai alat bantu bakal calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia dalam rangka melakukan dokumentasi terhadap dukungan, untuk pengecekan ganda, pengecekan NIK sudah dibantu supaya jangan salah," kata Ketua KPU Provinsi Bali I Dewa Agung Gede Lidartawan.
Dalam kegiatan sosialisasi di Kantor KPU Provinsi Bali, Denpasar, Sabtu, Lidartawan mengatakan bahwa era digitalisasi aplikasi Silon akan membantu pihaknya dan para peserta pemilu untuk mempermudah proses identifikasi dukungan sehingga tidak akan ada lagi kegandaan dan kepalsuan data yang umum terjadi saat pendataan manual pemilu terdahulu.
Lidartawan optimistis bakal calon anggota DPD mampu mengakses aplikasi baru itu lantaran penggunaannya mudah dan serupa dengan format Microsoft Excel. Namun, hingga kini sistem tersebut belum dapat diakses sembari menunggu peraturan KPU (PKPU) diturunkan.
Apabila KPU Provinsi Bali masih menemukan data palsu maupun kegandaan, dia menjelaskan bahwa bakal calon anggota DPD akan mendapat pengurangan sebanyak 50 dukungan per satu data palsu atau ganda.
"Jadi, Silon yang akan membantu mereka mengidentifikasi apa ada kegandaan atau tidak. Masalahnya, hal ini paling sering terjadi dahulu saat manual, satu orang bisa sampai 100 kali digandakan dengan mencari jumlah minimal 2.000," ujar Lidartawan.
Kepala Bagian Hukum, Teknis, dan Humas KPU Provinsi Bali Novi Suryanto menambahkan bahwa di dalam aplikasi Silon telah tersedia format serupa Microsoft Excel dengan bagan berisi nomor, nomor induk kependudukan (NIK), nama, jenis kelamin, tempat lahir, tanggal lahir, status perkawinan, pekerjaan, dan alamat.
Para pendamping yang ditentukan maksimal berjumlah dua orang, menurut dia, dapat mengakses Silon untuk memasukkan data dukungan kepada masing-masing bakal calon anggota DPD.
"Terkait dengan persiapan para tim adalah mempersiapkan data dokumen. Saya yakin sudah buat templat berupa excel untuk melakukan input data. Fungsinya adalah pada saat nanti Silon berfungsi, templat akan terunggah. Jadi, tidak perlu input satu per satu di Silon," kata Novi di hadapan para pendamping bakal peserta pemilu itu.
Sistem pada aplikasi terbaru itu, kata dia, dapat secara otomatis memeriksa kegandaan maupun kepalsuan kesalahan dalam menulis NIK dukungan.
"Akan muncul warna biru pada NIK kalau data bermasalah, yaitu data ganda sehingga harus diperbaiki. Muncul tanda merah apabila NIK-nya terdapat kelebihan angka yang ditulis," ujar Novi Suryanto di Denpasar.
"Silon itu sebagai alat bantu bakal calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia dalam rangka melakukan dokumentasi terhadap dukungan, untuk pengecekan ganda, pengecekan NIK sudah dibantu supaya jangan salah," kata Ketua KPU Provinsi Bali I Dewa Agung Gede Lidartawan.
Dalam kegiatan sosialisasi di Kantor KPU Provinsi Bali, Denpasar, Sabtu, Lidartawan mengatakan bahwa era digitalisasi aplikasi Silon akan membantu pihaknya dan para peserta pemilu untuk mempermudah proses identifikasi dukungan sehingga tidak akan ada lagi kegandaan dan kepalsuan data yang umum terjadi saat pendataan manual pemilu terdahulu.
Lidartawan optimistis bakal calon anggota DPD mampu mengakses aplikasi baru itu lantaran penggunaannya mudah dan serupa dengan format Microsoft Excel. Namun, hingga kini sistem tersebut belum dapat diakses sembari menunggu peraturan KPU (PKPU) diturunkan.
Apabila KPU Provinsi Bali masih menemukan data palsu maupun kegandaan, dia menjelaskan bahwa bakal calon anggota DPD akan mendapat pengurangan sebanyak 50 dukungan per satu data palsu atau ganda.
"Jadi, Silon yang akan membantu mereka mengidentifikasi apa ada kegandaan atau tidak. Masalahnya, hal ini paling sering terjadi dahulu saat manual, satu orang bisa sampai 100 kali digandakan dengan mencari jumlah minimal 2.000," ujar Lidartawan.
Kepala Bagian Hukum, Teknis, dan Humas KPU Provinsi Bali Novi Suryanto menambahkan bahwa di dalam aplikasi Silon telah tersedia format serupa Microsoft Excel dengan bagan berisi nomor, nomor induk kependudukan (NIK), nama, jenis kelamin, tempat lahir, tanggal lahir, status perkawinan, pekerjaan, dan alamat.
Para pendamping yang ditentukan maksimal berjumlah dua orang, menurut dia, dapat mengakses Silon untuk memasukkan data dukungan kepada masing-masing bakal calon anggota DPD.
"Terkait dengan persiapan para tim adalah mempersiapkan data dokumen. Saya yakin sudah buat templat berupa excel untuk melakukan input data. Fungsinya adalah pada saat nanti Silon berfungsi, templat akan terunggah. Jadi, tidak perlu input satu per satu di Silon," kata Novi di hadapan para pendamping bakal peserta pemilu itu.
Sistem pada aplikasi terbaru itu, kata dia, dapat secara otomatis memeriksa kegandaan maupun kepalsuan kesalahan dalam menulis NIK dukungan.
"Akan muncul warna biru pada NIK kalau data bermasalah, yaitu data ganda sehingga harus diperbaiki. Muncul tanda merah apabila NIK-nya terdapat kelebihan angka yang ditulis," ujar Novi Suryanto di Denpasar.