Jakarta (ANTARA) - Anthony Sinisuka Ginting mengungkapkan rasa syukur bisa tampil dengan performa terbaik pada turnamen akhir tahun World Tour Finals 2022 meski hasilnya tidak sesuai harapan.
Merampungkan lima hari pertandingan, Ginting harus puas dengan raihan runner-up setelah terhadang Viktor Axelsen yang memenangi laga dalam dua gim.
"Bersyukur bisa sampai final di turnamen World Tour Finals, Puji Tuhan persiapan setelah tur Eropa kemarin bisa maksimal. Meskipun hari ini kalah, tapi performa minggu ini cukup memuaskan. Bisa sesuai ekspektasi dan bisa sesuai dengan yang dipersiapkan," ujar Ginting lewat pesan tertulis PP PBSI di Jakarta, Minggu.
Baca juga: Ginting belum sanggup patahkan dominasi Axelsen di partai puncak
Persaingan antara Ginting dan Axelsen selama 2022 sudah terjadi selama enam kali dan semuanya berakhir dengan kekalahan wakil Indonesia itu. Oleh sebab itu pertemuan di Bangkok memberi alasan kuat bagi Ginting untuk membekali dirinya dengan perfoma yang fit.
Sayangnya taktik yang ia andalkan tak berpengaruh banyak untuk membuat Ginting mengungguli pebulu tangkis asal Denmark tersebut.
"Pertandingan tadi saya sudah coba melakukan semua, tapi kondisi lapangan dan bola membuat saya kesulitan dan tidak bisa berbuat banyak. Maksudnya memang harus lebih sabar lagi," ungkap Ginting.
Sejak awal Ginting sudah menyiapkan mentalnya agar siap menjalani berbagai skenario menghadapi Axelsen, terutama siap bermain capek agar mampu mengimbangi permainan lawannya yang punya stamina tinggi.
Pebulutangkis tunggal putra Indonesia Anthony Sinisuka Ginting berpose dengan pialanya usai kalah dari lawannya asal Denmark Viktor Axelsen dalam pertandingan babak final BWF World Tour Finals 2022 di Nimibutr Arena, Bangkok, Thailand, Minggu (11/12/2022). ANTARA FOTO/Handout/Humas PBSI/app/nz. (ANTARA FOTO/HUMAS PBSI)
"Saya dan Viktor tahun ini sudah sering bertemu dan memang semuanya harus tepat dan cermat, strategi, kesabaran dan penempatan bola. Di gim kedua saya coba terus cari celah tapi kan poin jalan terus. Ketika sudah tidak ketemu caranya jadi banyak (bola) mati (karena kesalahan) sendiri," Ginting menuturkan.
Bahkan pebulu tangkis asal klub SGS PLN Bandung itu meniru strategi yang diusung Prannoy H.S. (India) dan Kodai Naraoka (Jepang) saat sukses memberikan pengalaman tak mengenakan dalam World Tour Finals edisi kali ini.
"Saya mau menerapkan permainan reli seperti yang Prannoy dan Kodai lakukan kemarin saat melawan dia, tapi sayang tidak berjalan dengan baik," katanya menambahkan.
Akhirnya musim kompetisi 2022 tutup buku dengan selesainya pelaksanaan BWF World Tour Finals, di mana Indonesia meraih pencapaian dua runner-up dari Ginting pada sektor tunggal putra dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan pada ganda putra.
Ginting mengakhiri musim kompetisi 2022 dengan dua gelar juara dari Singapore Open dan Hylo Open. Ia merasa akan ada banyak peluang untuk lebih berprestasi tahun depan, sehingga berhasrat untuk menyabet gelar-gelar lainnya pada 2023.
"Setelah ini saya belum terpikir ke tahun depan. Tapi yang pasti tetap mau kejar target-target dan ingin lebih lagi dari tahun ini," pungkas Ginting.
Merampungkan lima hari pertandingan, Ginting harus puas dengan raihan runner-up setelah terhadang Viktor Axelsen yang memenangi laga dalam dua gim.
"Bersyukur bisa sampai final di turnamen World Tour Finals, Puji Tuhan persiapan setelah tur Eropa kemarin bisa maksimal. Meskipun hari ini kalah, tapi performa minggu ini cukup memuaskan. Bisa sesuai ekspektasi dan bisa sesuai dengan yang dipersiapkan," ujar Ginting lewat pesan tertulis PP PBSI di Jakarta, Minggu.
Baca juga: Ginting belum sanggup patahkan dominasi Axelsen di partai puncak
Persaingan antara Ginting dan Axelsen selama 2022 sudah terjadi selama enam kali dan semuanya berakhir dengan kekalahan wakil Indonesia itu. Oleh sebab itu pertemuan di Bangkok memberi alasan kuat bagi Ginting untuk membekali dirinya dengan perfoma yang fit.
Sayangnya taktik yang ia andalkan tak berpengaruh banyak untuk membuat Ginting mengungguli pebulu tangkis asal Denmark tersebut.
"Pertandingan tadi saya sudah coba melakukan semua, tapi kondisi lapangan dan bola membuat saya kesulitan dan tidak bisa berbuat banyak. Maksudnya memang harus lebih sabar lagi," ungkap Ginting.
Sejak awal Ginting sudah menyiapkan mentalnya agar siap menjalani berbagai skenario menghadapi Axelsen, terutama siap bermain capek agar mampu mengimbangi permainan lawannya yang punya stamina tinggi.
"Saya dan Viktor tahun ini sudah sering bertemu dan memang semuanya harus tepat dan cermat, strategi, kesabaran dan penempatan bola. Di gim kedua saya coba terus cari celah tapi kan poin jalan terus. Ketika sudah tidak ketemu caranya jadi banyak (bola) mati (karena kesalahan) sendiri," Ginting menuturkan.
Bahkan pebulu tangkis asal klub SGS PLN Bandung itu meniru strategi yang diusung Prannoy H.S. (India) dan Kodai Naraoka (Jepang) saat sukses memberikan pengalaman tak mengenakan dalam World Tour Finals edisi kali ini.
"Saya mau menerapkan permainan reli seperti yang Prannoy dan Kodai lakukan kemarin saat melawan dia, tapi sayang tidak berjalan dengan baik," katanya menambahkan.
Akhirnya musim kompetisi 2022 tutup buku dengan selesainya pelaksanaan BWF World Tour Finals, di mana Indonesia meraih pencapaian dua runner-up dari Ginting pada sektor tunggal putra dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan pada ganda putra.
Ginting mengakhiri musim kompetisi 2022 dengan dua gelar juara dari Singapore Open dan Hylo Open. Ia merasa akan ada banyak peluang untuk lebih berprestasi tahun depan, sehingga berhasrat untuk menyabet gelar-gelar lainnya pada 2023.
"Setelah ini saya belum terpikir ke tahun depan. Tapi yang pasti tetap mau kejar target-target dan ingin lebih lagi dari tahun ini," pungkas Ginting.