Palangka Raya (ANTARA) - Kantor Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Tengah melakukan berbagai langkah intervensi terhadap stunting atau gangguan pertumbuhan, di antaranya melalui 'Gerebek Stunting'.
Gerebek Stunting yakni mengunjungi keluarga yang bayi atau anaknya berisiko maupun yang telah dinyatakan stunting, kata Pelaksana Tugas Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Tengah Dadi Ahmad Roswandi dalam keterangan yang diterima di Palangka Raya, Selasa.
"Mereka yang berisiko atau telah mengalami stunting, perlu diselamatkan melalui intervensi asupan gizi seimbang dan pola asuh yang baik. Tentu hal ini harus berkolaborasi dengan berbagai pihak,” terangnya.
Kunjungan Gerebek Stunting yang baru saja pihaknya laksanakan salah satunya di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito di Kalimantan Tengah, yakni Kabupaten Murung Raya tepatnya Kecamatan Murung pada Senin (12/12).
Dalam kunjungan Gerebek Stunting itu, Perwakilan BKKBN Kalimantan Tengah mendatangi keluarga yang anaknya dinyatakan stunting oleh tenaga ahli gizi setempat.
Kunjungan itu dilakukan bersama-sama jajaran Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Murung Raya, perwakilan dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Litbang provinsi, serta Babinsa dan Bhabinkamtibmas.
Kunjungan itu sekaligus menyerahkan bantuan paket kebutuhan pokok meliputi beras, telur, susu, minyak goreng, dari Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Murung Raya Lynda Kristiane Perdie.
Dia memaparkan, ada intervensi secara langsung dari pakar dan tenaga ahli gizi yang mengontrol perkembangan mereka yang berisiko stunting ataupun yang dinyatakan stunting.
"Begitu juga dengan perkembangan otak dan perkembangan kognitif lainnya. Ini adalah wujud nyata dan kerja sama dari semua pihak untuk mengatasi stunting," tegas Dadi.
Sementara itu, Camat Murung Fitrianul Fahriman menjelaskan, dirinya siap mendampingi dan memantau keluarga yang berisiko stunting di wilayahnya.
Baca juga: BKKBN Kalteng implementasikan 'RAN Pasti' percepat penurunan stunting
Kepala Bidang Pengendalian Penduduk DP3AP2KB Murung Raya Firman Prihatin mengharapkan upaya percepatan penurunan stunting dapat dilakukan bersama-sama dengan saling berkolaborasi.
“Kami melihat betapa luar biasanya konvergensi ini, dengan keterlibatan secara aktif camat, lurah, PKK, Babinsa, hingga Bhabinkamtibmas," ujarnya.
Adapun berdasarkan survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) angka prevalensi stunting di Murung Raya adalah 31,3 persen. Prevalensi ini masih di atas angka Provinsi Kalimantan Tengah yang berada pada angka 27,4 persen.
Dari 14 kabupaten dan kota di Kalimantan Tengah, prevalensi stunting di Murung Raya berada di urutan keempat tertinggi, setelah Gunung Mas 36,9 persen, Barito Timur 33,7 persen, serta Kotawaringin Timur 32,5 persen.
Baca juga: Pemprov Kalteng optimistis mampu realisasikan target penurunan stunting 2024
Baca juga: BKKBN Kalteng berhasil raih penghargaan tertinggi Keterbukaan Informasi Publik
Baca juga: BKKBN-Pemkab Pulpis bersinergi percepat penurunan stunting
Gerebek Stunting yakni mengunjungi keluarga yang bayi atau anaknya berisiko maupun yang telah dinyatakan stunting, kata Pelaksana Tugas Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Tengah Dadi Ahmad Roswandi dalam keterangan yang diterima di Palangka Raya, Selasa.
"Mereka yang berisiko atau telah mengalami stunting, perlu diselamatkan melalui intervensi asupan gizi seimbang dan pola asuh yang baik. Tentu hal ini harus berkolaborasi dengan berbagai pihak,” terangnya.
Kunjungan Gerebek Stunting yang baru saja pihaknya laksanakan salah satunya di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito di Kalimantan Tengah, yakni Kabupaten Murung Raya tepatnya Kecamatan Murung pada Senin (12/12).
Dalam kunjungan Gerebek Stunting itu, Perwakilan BKKBN Kalimantan Tengah mendatangi keluarga yang anaknya dinyatakan stunting oleh tenaga ahli gizi setempat.
Kunjungan itu dilakukan bersama-sama jajaran Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Murung Raya, perwakilan dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Litbang provinsi, serta Babinsa dan Bhabinkamtibmas.
Kunjungan itu sekaligus menyerahkan bantuan paket kebutuhan pokok meliputi beras, telur, susu, minyak goreng, dari Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Murung Raya Lynda Kristiane Perdie.
Dia memaparkan, ada intervensi secara langsung dari pakar dan tenaga ahli gizi yang mengontrol perkembangan mereka yang berisiko stunting ataupun yang dinyatakan stunting.
"Begitu juga dengan perkembangan otak dan perkembangan kognitif lainnya. Ini adalah wujud nyata dan kerja sama dari semua pihak untuk mengatasi stunting," tegas Dadi.
Sementara itu, Camat Murung Fitrianul Fahriman menjelaskan, dirinya siap mendampingi dan memantau keluarga yang berisiko stunting di wilayahnya.
Baca juga: BKKBN Kalteng implementasikan 'RAN Pasti' percepat penurunan stunting
Kepala Bidang Pengendalian Penduduk DP3AP2KB Murung Raya Firman Prihatin mengharapkan upaya percepatan penurunan stunting dapat dilakukan bersama-sama dengan saling berkolaborasi.
“Kami melihat betapa luar biasanya konvergensi ini, dengan keterlibatan secara aktif camat, lurah, PKK, Babinsa, hingga Bhabinkamtibmas," ujarnya.
Adapun berdasarkan survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) angka prevalensi stunting di Murung Raya adalah 31,3 persen. Prevalensi ini masih di atas angka Provinsi Kalimantan Tengah yang berada pada angka 27,4 persen.
Dari 14 kabupaten dan kota di Kalimantan Tengah, prevalensi stunting di Murung Raya berada di urutan keempat tertinggi, setelah Gunung Mas 36,9 persen, Barito Timur 33,7 persen, serta Kotawaringin Timur 32,5 persen.
Baca juga: Pemprov Kalteng optimistis mampu realisasikan target penurunan stunting 2024
Baca juga: BKKBN Kalteng berhasil raih penghargaan tertinggi Keterbukaan Informasi Publik
Baca juga: BKKBN-Pemkab Pulpis bersinergi percepat penurunan stunting