Palangka Raya (ANTARA) - Sebanyak 48 warga asal Nusa Tenggara Timur (NTT) terlantar di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah karena sempat ditipu oleh sebuah perusahaan yang berada di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur.
Lurah Bukit Tunggal Subhanoor di Palangka Raya, Selasa, mengatakan warga NTT tersebut yang sempat dijanjikan akan bekerja di sebuah perusahaan yang berada di Kotim, sempat diarahkan ke Kota Palangka Raya untuk menuju ke kantor cabang yang berada di kota setempat.
"Ketika sampai di kantor cabang yang diarahkan, ternyata tidak ada orang yang menjanjikan pekerjaan tersebut bahkan saat dihubungi nomor yang bersangkutan sudah tidak aktif lagi.," katanya.
Dia menuturkan, mulanya pihak kelurahan mendapatkan laporan terkait sekumpulan orang yang berkumpul di pinggir Jalan Rajawali, yang akhirnya dibawa pihak kelurahan menuju ke aula untuk dievakuasi dari pinggir jalan.
"Kami mendapati mereka saat itu sedang tiduran di pinggir jalan, hingga akhirnya kami bawa ke Kelurahan Bukit Tunggal untuk beristirahat di Aula Basarang yang kami miliki untuk mereka beristirahat," katanya.
Subhan mengungkapkan, mereka ini mulanya menerima tawaran kerja melalui media sosial facebook dan hanya berkomunikasi melalui telepon, hingga akhirnya mereka semua tertipu saat sampai di Palangka Raya.
"Mulanya dijanjikan kerja di Kota Sampit, tetapi setelah sampai mereka semua di arahkan ke Palangka Raya dengan menggunakan travel yang di pesan oleh Bambang, yang menjanjikan mereka bekerja," katanya.
Saat ini semua warga NTT tersebut masih berada di Kelurahan Bukit Tunggal menunggu kepastian mereka akan dibawa kemana, karena saat ini sedang mencari solusi.
Dari 48 orang warga NTT tersebut ada 31 orang dewasa, anak-anak 17 orang. Bahkan di kelurahan juga hadir dari paguyuban keluarga Flobamora yang membantu mencarikan solusi bagi mereka.
"Sampai saat ini mereka masih menginap di Kelurahan Bukit Tunggal. Untuk makan dan minum mereka saat ini ditanggung oleh warga Kelurahan Bukit Tunggal, RT,RW dan para donatur sembari mencarikan solusi mereka untuk pulang ke kampung halaman," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Flobamora warga NTT Gregorius mengatakan saat ini pihaknya tengah mencarikan solusi kepada mereka yang tertipu dijanjikan mendapatkan pekerjaan tersebut.
"Saat ini ada salah satu perusahaan yang akan menampung mereka semua, tinggal menunggu pihak perusahaan datang untuk berkoordinasi kepada mereka semua," demikian Gregorius.
Lurah Bukit Tunggal Subhanoor di Palangka Raya, Selasa, mengatakan warga NTT tersebut yang sempat dijanjikan akan bekerja di sebuah perusahaan yang berada di Kotim, sempat diarahkan ke Kota Palangka Raya untuk menuju ke kantor cabang yang berada di kota setempat.
"Ketika sampai di kantor cabang yang diarahkan, ternyata tidak ada orang yang menjanjikan pekerjaan tersebut bahkan saat dihubungi nomor yang bersangkutan sudah tidak aktif lagi.," katanya.
Dia menuturkan, mulanya pihak kelurahan mendapatkan laporan terkait sekumpulan orang yang berkumpul di pinggir Jalan Rajawali, yang akhirnya dibawa pihak kelurahan menuju ke aula untuk dievakuasi dari pinggir jalan.
"Kami mendapati mereka saat itu sedang tiduran di pinggir jalan, hingga akhirnya kami bawa ke Kelurahan Bukit Tunggal untuk beristirahat di Aula Basarang yang kami miliki untuk mereka beristirahat," katanya.
Subhan mengungkapkan, mereka ini mulanya menerima tawaran kerja melalui media sosial facebook dan hanya berkomunikasi melalui telepon, hingga akhirnya mereka semua tertipu saat sampai di Palangka Raya.
"Mulanya dijanjikan kerja di Kota Sampit, tetapi setelah sampai mereka semua di arahkan ke Palangka Raya dengan menggunakan travel yang di pesan oleh Bambang, yang menjanjikan mereka bekerja," katanya.
Saat ini semua warga NTT tersebut masih berada di Kelurahan Bukit Tunggal menunggu kepastian mereka akan dibawa kemana, karena saat ini sedang mencari solusi.
Dari 48 orang warga NTT tersebut ada 31 orang dewasa, anak-anak 17 orang. Bahkan di kelurahan juga hadir dari paguyuban keluarga Flobamora yang membantu mencarikan solusi bagi mereka.
"Sampai saat ini mereka masih menginap di Kelurahan Bukit Tunggal. Untuk makan dan minum mereka saat ini ditanggung oleh warga Kelurahan Bukit Tunggal, RT,RW dan para donatur sembari mencarikan solusi mereka untuk pulang ke kampung halaman," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Flobamora warga NTT Gregorius mengatakan saat ini pihaknya tengah mencarikan solusi kepada mereka yang tertipu dijanjikan mendapatkan pekerjaan tersebut.
"Saat ini ada salah satu perusahaan yang akan menampung mereka semua, tinggal menunggu pihak perusahaan datang untuk berkoordinasi kepada mereka semua," demikian Gregorius.