Bell's palsy tidak terjadi karena paparan AC melainkan virus

Rabu, 15 Februari 2023 11:06 WIB

Jakarta (ANTARA) - Guru Besar bidang kesehatan dan dokter ahli saraf Unika Atma Jaya Prof. Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S (K) menjelaskan bahwa paparan AC bukanlah penyebab terjadinya penyakit bell’s palsy atau kelumpuhan pada salah satu sisi otot wajah sehingga tampak melorot. 

“Jelas tidak benar. Artinya kita tahu hampir semua orang yang bekerja di kantor juga pakai AC, dan nggak semua terkena bell’s palsy. Jadi artinya tidak benar kalau bell’s palsy itu karena AC. Jadi penyebabnya virus,” ungkap Yuda saat dihubungi ANTARA, Sabtu.

“Ada yang bilang terpapar AC di satu sisi bisa bell’s palsy. Memang terpapar AC di satu sisi nggak bagus secara kesehatan. Tapi itu bukan penyebab bell’s palsy,” imbuhnya.

Baca juga: Permohonan uji materi aturan ganja medis ditolak

Lebih lanjut, Yuda menjelaskan bahwa bell’s palsy juga berbeda dengan stroke. Akan tetapi, kedua penyakit ini memang sulit dibedakan oleh masyarakat awam karena memiliki gejala yang mirip.

“Secara umum, secara gejala bagi orang awam memang sulit dibedakan. Sehingga saya selalu bilang, kalau ada kelumpuhan sebelah, kita anggap jelek dulu lah. Kita anggap stroke dulu. Tapi sebenarnya, meskipun gejalanya hampir mirip-mirip, penyebabnya beda,” jelas Yuda.

“Kalau gejala kan miripnya kelumpuhan di wajah, kemudian mendadak. Itu kan gejalanya sama. Tapi kalau dari penyebab, jelas beda banget. Kalau bell’s palsy itu terkait dengan infeksi virus ya. Kalau stroke itu karena pembuluh darah. Artinya bisa karena tersumbat atau pendarahan. Jelas terapinya juga akan berbeda,” tambahnya.

Meskipun disebabkan karena infeksi virus, namun bell’s palsy tidak menular. Yuda memaparkan bahwa virus ini pun cukup unik, sebab hanya menempel pada tubuh yang cocok.

“Hampir jarang satu keluarga bell’s palsy. Atau seseorang yang bell’s palsy di kantor kita tanya ketularan dari siapa, itu jarang ya. Biasanya pasien nggak tahu dari mana dan kemudian kenanya di siapa. Jadi bell’s palsy memang penyebabnya adalah virus, tapi tergantung juga dari aspek hal lain,” ujar Yuda.

"Terlepas dari kondisi tubuh yang turun, ada juga aspek lain. Artinya virus ini nempel pada yang cocok tempatnya. Nggak semua orang bisa terkena. Tapi yang pasti apapun jenis virusnya, kalau saat kondisi tubuh turun, risiko makin meningkat,” urai Yuda Turana. 

Pewarta : Lifia Mawaddah Putri
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Kenali perbedaan stroke dan bell's palsy menurut dokter

29 October 2024 16:35 Wib

Permohonan uji materi aturan ganja medis ditolak

20 July 2022 12:47 Wib, 2022

Waduh! Satu Kasus "Celebral Palsy" Ditemukan Di Kahayan Kuala

14 February 2017 17:18 Wib, 2017
Terpopuler

Pemkab Bartim bantu atasi masalah pelaku UMKM di Kecamatan Awang

Kabar Daerah - 12 November 2024 15:04 Wib

Timnas MLBB putra Indonesia menang atas Guam di IESF WEC 2024

Olahraga - 13 November 2024 8:39 Wib

Rodri mulai membaik, ingin tetap tampil musim ini

Olahraga - 13 November 2024 20:41 Wib

Malut United maksimalkan kesiapan jelang laga kandang lawan Persita

Olahraga - 14 November 2024 10:48 Wib

Pelaku pemaksa anak sujud dan menggoggong ditangkap

Kabar Daerah - 14 November 2024 22:12 Wib