Washington (ANTARA) - AS dan Kanada pada Jumat mengumumkan bahwa Washington dan Ottawa sepakat membatasi jumlah imigran pencari suara yang melintasi pintu perbatasan kedua negara.
Masalah imigran telah membuat Ottawa dan Washington tegang.
Presiden AS Joe Biden, saat berbicara kepada anggota parlemen Kanada, mengatakan bahwa kedua negara tengah bekerja sama dalam menyelesaikan masalah migrasi di belahan dunia.
"Di Amerika Serikat, kami memperluas jalur legal untuk migrasi dalam mencari keselamatan dan kemanusiaan atas dasar kemanusiaan sembari mencegah migrasi ilegal yang meningkatkan eksploitasi dan perdagangan manusia," kata Biden.
“Saya memuji Kanada karena telah melakukan hal serupa dengan membuka jalur legal yang baru bagi 1.500 imigran untuk datang ke Kanada dari negara-negara di belahan Barat. Pada saat yang sama, Amerika Serikat dan Kanada akan bekerja sama dalam mencegah penyeberangan perbatasan secara ilegal dan menerapkan sepenuhnya perjanjian Safe Third Country yang telah diperbarui," tambah dia.
Gedung Putih kemudian mengatakan Kanada akan membolehkan 15.000 imigran memasuki wilayahnya.
Kesepakatan baru itu menutup celah kebijakan migrasi Kanada dan AS yang membuat kedua negara bisa menolak para imigran pencari suara yang masuk melalui penyeberangan perbatasan tidak resmi.
Dalam pernyataan bersama yang dibagikan oleh Gedung Putih, AS dan Kanada menyatakan siap mengimplementasikan perjanjian yang dapat mencegah migrasi ilegal di perbatasan kedua negara itu.
"Kami akan tetap berkoordinasi erat selagi kami mengimplementasikan perjanjian baru ini," kata Biden.
Aturan setebal 52 halaman itu menyebutkan bahwa para imigran dari negara pihak ketiga yang tiba di Kanada dari AS "atau transit lewat Amerika Serikat selama dipindahkan oleh Kanada dilarang mencari suaka atau klaim perlindungan lainnya."
Selain itu, para imigran yang ditangkap di Kanada dalam waktu 14 hari setelah melintasi perbatasan dapat dikembalikan ke AS, dan sebaliknya.
Sumber: Anadolu
Masalah imigran telah membuat Ottawa dan Washington tegang.
Presiden AS Joe Biden, saat berbicara kepada anggota parlemen Kanada, mengatakan bahwa kedua negara tengah bekerja sama dalam menyelesaikan masalah migrasi di belahan dunia.
"Di Amerika Serikat, kami memperluas jalur legal untuk migrasi dalam mencari keselamatan dan kemanusiaan atas dasar kemanusiaan sembari mencegah migrasi ilegal yang meningkatkan eksploitasi dan perdagangan manusia," kata Biden.
“Saya memuji Kanada karena telah melakukan hal serupa dengan membuka jalur legal yang baru bagi 1.500 imigran untuk datang ke Kanada dari negara-negara di belahan Barat. Pada saat yang sama, Amerika Serikat dan Kanada akan bekerja sama dalam mencegah penyeberangan perbatasan secara ilegal dan menerapkan sepenuhnya perjanjian Safe Third Country yang telah diperbarui," tambah dia.
Gedung Putih kemudian mengatakan Kanada akan membolehkan 15.000 imigran memasuki wilayahnya.
Kesepakatan baru itu menutup celah kebijakan migrasi Kanada dan AS yang membuat kedua negara bisa menolak para imigran pencari suara yang masuk melalui penyeberangan perbatasan tidak resmi.
Dalam pernyataan bersama yang dibagikan oleh Gedung Putih, AS dan Kanada menyatakan siap mengimplementasikan perjanjian yang dapat mencegah migrasi ilegal di perbatasan kedua negara itu.
"Kami akan tetap berkoordinasi erat selagi kami mengimplementasikan perjanjian baru ini," kata Biden.
Aturan setebal 52 halaman itu menyebutkan bahwa para imigran dari negara pihak ketiga yang tiba di Kanada dari AS "atau transit lewat Amerika Serikat selama dipindahkan oleh Kanada dilarang mencari suaka atau klaim perlindungan lainnya."
Selain itu, para imigran yang ditangkap di Kanada dalam waktu 14 hari setelah melintasi perbatasan dapat dikembalikan ke AS, dan sebaliknya.
Sumber: Anadolu