Palangka Raya (ANTARA) - Ketua DPD Partai Garda Perubahan Indonesia atau Garuda Provinsi Kalimantan Tengah Hamidan mengatakan Ramadhan dan Paskah menjadikan momentum kedua umat beragama dan seluruh umat umumnya untuk terus memupuk cinta kasih dan toleransi tinggi guna meraih kemenangan diri.
"Sukacita kedua umat beragama memperingati Ramadhan dan Paskah akan sia-sia tatkala umat masih belum bisa memenangkan diri dari nafsu, egoisme, dan arogansi beragama," kata Hamidan saat dikonfirmasi di Palangka Raya, Jumat.
Sebab, kata Hamidan, maka akan sia-sia perayaan kerohanian ini jika kita masih saja membangun kebencian, membangun, dan mempertahankan ego, maka sia-sialah perayaan bulan suci kalau kita masih belum menang atas segala ego kita.
Baca juga: Garuda Kalteng targetkan 21 kursi pada Pemilu 2024
Ia mengatakan secara etimologis, Islam berarti 'damai', sedangkan rahmatan lil 'alamin berarti 'kasih sayang bagi semesta alam'. Maka yang dimaksud dengan Islam Rahmatan lil'alamin adalah Islam yang kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam.
Selain itu, bagi umat muslim pada bulan Ramadhan ini saatnya untuk memperbanyak amalan ibadah.
"Segala kegiatan akan difokuskan untuk mencari pahala sebanyak-banyaknya. Berbagai rangkaian mulai dari sahur, puasa, berbuka, tarawih, mengaji, dan lain sebagainya harus dilakukan oleh mereka yang menjalankan. Supaya ibadah tetap lancar, kegiatan tersebut tentu juga harus dibarengi dengan usaha menjaga kesehatan, supaya tubuh tetap bugar dan produktif selama berpuasa," kata pria murah senyum itu.
Baca juga: Partai Garuda apresiasi KPU sistem pendaftaran calon peserta Pemilu permudah parpol
Hamidan mengungkapkan, dengan momen Paskah atau Jumat Agung sejatinya dimaknai sebagai momen untuk mengingat pengorbanan Tuhan di kayu salib guna menebus dan menyelamatkan manusia dari kuasa dosa. Bahwa cinta kasih dibuktikan melalui pengorbanan.
Dia menjelaskan pengorbanan yang dilakukan Yesus menunjukkan cinta kasihnya kepada umat tak bersyarat yang melampaui segala yang ada di dunia ini. Sehingga umat Kristen harus bisa meneladani sikap mau berkorban untuk sesama, mau mengampuni, meminta maaf, berbagi dengan apa yang ada diri sendiri, dan berbagi kepada yang lemah sebagai bentuk pengorbanan.
“Jika kita tidak mampu mengampuni orang yang bersalah dengan kita, alangkah egoisnya jika tidak bisa melepaskan segala keangkuhan dari dalam diri kita. Kalau Tuhan saja mau berbuat demikian (pengorbanan), mengapa kita tidak berupaya,” jelasnya.
Baca juga: Dokumen pendaftaran delapan dari 11 parpol dinyatakan lengkap
Di momen ini, kita mengupayakan mengontrol arogansi kita, egosentrisme, dan mengontrol diri agar menjadi lebih baik
Dengan demikian pada momen yang penuh sukacita ini, Hamidan menilai perlu adanya peran pemerintah dan tokoh agama untuk terus menjaga kerukunan umat serta membangun cinta kasih agar umat menang atas segala ego diri, memutus semua mata rantai kebencian atau segala arogansi demi menyongsong Indonesia yang adil, aman, damai, dan maju.
Hamidan berpesan kepada segenap umat beragama untuk terus bersama-sama membangun tatanan kehidupan yang berkeadaban sebagaimana peristiwa Ramadhan dan Paskah yang mengajarkan umat untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi, bukan pribadi yang mundur dalam cara berpikir maupun beriman.
“Mari kita mengambil momentum ini untuk saling membangun, berbagi, berkolaborasi, menyumbangkan, dan mengkontribusikan energi positif kita untuk kemaslahatan, karena ketika kita bisa hidup rukun dan damai maka pasti kesejahteraan serta kemajuan bangsa akan mungkin bagi kita,” demikian Hamidan.
Baca juga: Agustiar Sabran: Paskah pererat toleransi antarumat beragama di Kalteng
Baca juga: Agustiar Sabran ajak masyarakat terus menjaga toleransi antar umat beragama
"Sukacita kedua umat beragama memperingati Ramadhan dan Paskah akan sia-sia tatkala umat masih belum bisa memenangkan diri dari nafsu, egoisme, dan arogansi beragama," kata Hamidan saat dikonfirmasi di Palangka Raya, Jumat.
Sebab, kata Hamidan, maka akan sia-sia perayaan kerohanian ini jika kita masih saja membangun kebencian, membangun, dan mempertahankan ego, maka sia-sialah perayaan bulan suci kalau kita masih belum menang atas segala ego kita.
Baca juga: Garuda Kalteng targetkan 21 kursi pada Pemilu 2024
Ia mengatakan secara etimologis, Islam berarti 'damai', sedangkan rahmatan lil 'alamin berarti 'kasih sayang bagi semesta alam'. Maka yang dimaksud dengan Islam Rahmatan lil'alamin adalah Islam yang kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam.
Selain itu, bagi umat muslim pada bulan Ramadhan ini saatnya untuk memperbanyak amalan ibadah.
"Segala kegiatan akan difokuskan untuk mencari pahala sebanyak-banyaknya. Berbagai rangkaian mulai dari sahur, puasa, berbuka, tarawih, mengaji, dan lain sebagainya harus dilakukan oleh mereka yang menjalankan. Supaya ibadah tetap lancar, kegiatan tersebut tentu juga harus dibarengi dengan usaha menjaga kesehatan, supaya tubuh tetap bugar dan produktif selama berpuasa," kata pria murah senyum itu.
Baca juga: Partai Garuda apresiasi KPU sistem pendaftaran calon peserta Pemilu permudah parpol
Hamidan mengungkapkan, dengan momen Paskah atau Jumat Agung sejatinya dimaknai sebagai momen untuk mengingat pengorbanan Tuhan di kayu salib guna menebus dan menyelamatkan manusia dari kuasa dosa. Bahwa cinta kasih dibuktikan melalui pengorbanan.
Dia menjelaskan pengorbanan yang dilakukan Yesus menunjukkan cinta kasihnya kepada umat tak bersyarat yang melampaui segala yang ada di dunia ini. Sehingga umat Kristen harus bisa meneladani sikap mau berkorban untuk sesama, mau mengampuni, meminta maaf, berbagi dengan apa yang ada diri sendiri, dan berbagi kepada yang lemah sebagai bentuk pengorbanan.
“Jika kita tidak mampu mengampuni orang yang bersalah dengan kita, alangkah egoisnya jika tidak bisa melepaskan segala keangkuhan dari dalam diri kita. Kalau Tuhan saja mau berbuat demikian (pengorbanan), mengapa kita tidak berupaya,” jelasnya.
Baca juga: Dokumen pendaftaran delapan dari 11 parpol dinyatakan lengkap
Di momen ini, kita mengupayakan mengontrol arogansi kita, egosentrisme, dan mengontrol diri agar menjadi lebih baik
Dengan demikian pada momen yang penuh sukacita ini, Hamidan menilai perlu adanya peran pemerintah dan tokoh agama untuk terus menjaga kerukunan umat serta membangun cinta kasih agar umat menang atas segala ego diri, memutus semua mata rantai kebencian atau segala arogansi demi menyongsong Indonesia yang adil, aman, damai, dan maju.
Hamidan berpesan kepada segenap umat beragama untuk terus bersama-sama membangun tatanan kehidupan yang berkeadaban sebagaimana peristiwa Ramadhan dan Paskah yang mengajarkan umat untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi, bukan pribadi yang mundur dalam cara berpikir maupun beriman.
“Mari kita mengambil momentum ini untuk saling membangun, berbagi, berkolaborasi, menyumbangkan, dan mengkontribusikan energi positif kita untuk kemaslahatan, karena ketika kita bisa hidup rukun dan damai maka pasti kesejahteraan serta kemajuan bangsa akan mungkin bagi kita,” demikian Hamidan.
Baca juga: Agustiar Sabran: Paskah pererat toleransi antarumat beragama di Kalteng
Baca juga: Agustiar Sabran ajak masyarakat terus menjaga toleransi antar umat beragama