Benarkah anak lelaki kelebihan berat badan berisiko infertil kala dewasa?

Minggu, 14 Mei 2023 13:02 WIB

Jakarta (ANTARA) - Sebuah makalah baru dalam European Journal of Endocrinology, menunjukkan anak laki-laki yang kelebihan berat badan cenderung memiliki volume testis lebih rendah yang menempatkan mereka pada risiko infertilitas di masa dewasa.

Para peneliti seperti disiarkan Medical Express pada 10 Mei 2023 melalui studi cross-sectional atau potong-lintang retrospektif pada 268 anak-anak dan remaja berusia dua hingga 18 tahun yang dirujuk ke Unit Endokrinologi Anak di Universitas Catania, Sisilia, Italia untuk pengendalian berat badan. Mereka mengumpulkan data volume testis, usia, indeks massa tubuh, dan resistensi insulin mereka.

Hasilnya, peneliti menemukan anak laki-laki dengan berat badan normal memiliki volume testis 1,5 kali lebih tinggi dibandingkan yang kelebihan berat badan atau obesitas pada usia peripubertas.

Baca juga: Benarkah obesitas anak bisa disebabkan kelainan genetik

Selain itu, anak-anak dan remaja dalam penelitian dengan kadar insulin normal memiliki volume testis 1,5-2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan hiperinsulinemia atau suatu kondisi yang sering terkait diabetes tipe-2 yakni memiliki kadar insulin lebih tinggi dalam darah.

Hasil ini menunjukkan mereka yang kelebihan berat badan atau obesitas, hiperinsulinemia atau resistensi insulin menunjukkan volume testis yang lebih rendah daripada orang yang sehat.

Kemudian, mengingat volume testis yang lebih rendah memprediksi produksi sperma yang lebih sedikit di masa dewasa, para peneliti meyakini penurunan berat badan dapat membantu pasien menghindari kemandulan di kemudian hari.

"Kami berspekulasi kontrol berat badan yang lebih hati-hati di masa kanak-kanak dapat mewakili strategi pencegahan untuk mempertahankan fungsi testis di kemudian hari," kata salah satu penulis makalah studi Rossella Cannarella.

Infertilitas diketahui membebani kesehatan psikologis dan kehidupan ekonomi dan sosial orang-orang pada usia subur. Kondisi ini memengaruhi 48 juta pasangan pada tahun 2010.

Sebuah penelitian di Jerman mengevaluasi ketidaksuburan pada lebih dari 20.000 pasien laki-laki yang dirujuk ke pusat kesuburan menemukan kecenderungan penurunan konsentrasi sperma dan jumlah total sperma selama empat puluh tahun terakhir.

Sejalan dengan penurunan jumlah sperma, prevalensi obesitas anak meningkat di seluruh dunia dari 32 menjadi 42 juta. Pengamat memperkirakan sekitar 60 persen anak-anak saat ini akan mengalami obesitas pada usia 35 tahun.

Survei Italia memperlihatkan adanya hipotrofi (pengecilan otot) testis pada hampir seperempat pria muda berusia 18-19 tahun dan ini menempatkan mereka pada risiko mengalami kesuburan di masa depan.

Baca juga: Anak yang kegemukan memiliki risiko diabetes lebih tinggi

Baca juga: Begini Cara Kembalikan Berat Badan Ideal Anak yang Mulai Gemuk

Pewarta : Lia Wanadriani Santosa
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Tak nafkahi anak, seorang ayah di Aceh ditangkap polisi

01 May 2024 18:10 Wib

Dokter Anak : Hindari pemberian paracetamol pada anak usai imunisasi

30 April 2024 17:43 Wib

LPKA Palangka Raya beri pelatihan dasar komputer kepada anak binaan

30 April 2024 16:30 Wib

Penjabat Bupati Mura: Gebyar PAUD ajang peningkatan kreativitas anak dan guru

29 April 2024 15:59 Wib

Cegah penyakit pancaroba, Dokter anjurkan anak pakai masker

27 April 2024 19:07 Wib
Terpopuler

Kalteng harus berani mencari pemimpin terbaik di Pilkada 2024

Kabar Daerah - 29 April 2024 15:52 Wib

Dokter Anak : Hindari pemberian paracetamol pada anak usai imunisasi

Lifestyle - 30 April 2024 17:43 Wib

Dortmund menang telak atas Augsburg

Olahraga - 7 menit lalu

Diduga peras investor Rp10 M, Kejati Bali OTT Bendesa Adat Berawa

Kabar Daerah - 03 May 2024 15:22 Wib

Performa Sancho bawa Dortmund menang atas PSG di leg pertama

Olahraga - 02 May 2024 8:57 Wib