Jakarta (ANTARA) - Mini mengumumkan recall atau penarikan kembali 98.000 unit model Cooper Hardtop dan Clubman karena risiko kebakaran yang potensial, seperti yang terungkap dalam dokumen yang dikeluarkan oleh National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA).
Merek mobil mewah asal Inggris yang berada di bawah BMW Group tersebut mengatakan bahwa model Clubman yang terkena dampak dibuat antara tahun 2008 dan 2014, sedangkan mobil Cooper Hardtop yang terpengaruh diproduksi antara tahun 2007 dan 2013, seperti disiarkan Hindustan Times, Selasa (23/5).
Mini juga menyebutkan bahwa model yang terkena dampak termasuk varian Cooper S dan John Cooper Works.
Baca juga: Edisi terbatas, MINI Paddy Hopkirk edition meluncur di Indonesia
Mobil Mini yang ditarik kembali dilengkapi dengan sunroof di mana perubahan suhu yang signifikan, seperti siklus pembekuan berulang, dapat merusak selang pembuangan kendaraan.
Selang yang rusak dapat kendur dan akhirnya lepas dari pipa pembuangan di dalam pilar A. Dalam skenario tersebut, air dapat masuk ke dalam bagian interior kendaraan.
Mini mengatakan bahwa kombinasi air dan garam pada mobil Mini yang terkena dampak dapat menyebabkan modul kontrol kaki kendaraan mengalami korosi dan korsleting, yang dapat mengakibatkan kebakaran. Dokumen NHTSA menyebutkan bahwa awak jalan menggunakan garam jalan dalam jumlah besar selama musim dingin untuk mencairkan salju.
Kombinasi garam dan air dapat menciptakan larutan elektrolit yang dapat menyentuh Modul Kontrol Kaki (FCM) dan seiring waktu, mengakibatkan korosi pada bagian tersebut. Hal itu berpotensi menyebabkan korsleting yang berujung pada kebakaran.
Pembuat mobil asal Inggris itu akan memberi tahu pemilik kendaraan yang terkena dampak melalui surat mulai tanggal 3 Juli, dengan instruksi agar pemilik mobil yang terkena dampak membuat janji dengan dealer Mini resmi untuk memperbaiki masalah ini secara gratis.
Mini dilaporkan telah mengidentifikasi enam kejadian yang dapat berhubungan dengan masalah itu sebelum melakukan pengembalian produk sukarela untuk keamanan. Kejadian-kejadian tersebut terjadi antara September 2019 dan Oktober 2022 melibatkan kendaraan yang diproduksi antara tahun 2010 dan 2013.
Baca juga: Edisi terbatas, 40 unit MINI Rosewood Edition meluncur di Indonesia
Baca juga: MINI pamerkan konsep crossover listrik dengan bahasa desain baru
Baca juga: MINI Cooper cetak rekor penjualan di Indonesia
Merek mobil mewah asal Inggris yang berada di bawah BMW Group tersebut mengatakan bahwa model Clubman yang terkena dampak dibuat antara tahun 2008 dan 2014, sedangkan mobil Cooper Hardtop yang terpengaruh diproduksi antara tahun 2007 dan 2013, seperti disiarkan Hindustan Times, Selasa (23/5).
Mini juga menyebutkan bahwa model yang terkena dampak termasuk varian Cooper S dan John Cooper Works.
Baca juga: Edisi terbatas, MINI Paddy Hopkirk edition meluncur di Indonesia
Mobil Mini yang ditarik kembali dilengkapi dengan sunroof di mana perubahan suhu yang signifikan, seperti siklus pembekuan berulang, dapat merusak selang pembuangan kendaraan.
Selang yang rusak dapat kendur dan akhirnya lepas dari pipa pembuangan di dalam pilar A. Dalam skenario tersebut, air dapat masuk ke dalam bagian interior kendaraan.
Mini mengatakan bahwa kombinasi air dan garam pada mobil Mini yang terkena dampak dapat menyebabkan modul kontrol kaki kendaraan mengalami korosi dan korsleting, yang dapat mengakibatkan kebakaran. Dokumen NHTSA menyebutkan bahwa awak jalan menggunakan garam jalan dalam jumlah besar selama musim dingin untuk mencairkan salju.
Kombinasi garam dan air dapat menciptakan larutan elektrolit yang dapat menyentuh Modul Kontrol Kaki (FCM) dan seiring waktu, mengakibatkan korosi pada bagian tersebut. Hal itu berpotensi menyebabkan korsleting yang berujung pada kebakaran.
Pembuat mobil asal Inggris itu akan memberi tahu pemilik kendaraan yang terkena dampak melalui surat mulai tanggal 3 Juli, dengan instruksi agar pemilik mobil yang terkena dampak membuat janji dengan dealer Mini resmi untuk memperbaiki masalah ini secara gratis.
Mini dilaporkan telah mengidentifikasi enam kejadian yang dapat berhubungan dengan masalah itu sebelum melakukan pengembalian produk sukarela untuk keamanan. Kejadian-kejadian tersebut terjadi antara September 2019 dan Oktober 2022 melibatkan kendaraan yang diproduksi antara tahun 2010 dan 2013.
Baca juga: Edisi terbatas, 40 unit MINI Rosewood Edition meluncur di Indonesia
Baca juga: MINI pamerkan konsep crossover listrik dengan bahasa desain baru
Baca juga: MINI Cooper cetak rekor penjualan di Indonesia