Palangka Raya (ANTARA) - Ketua Komisi C DPRD Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah Hasan Busyairi mendorong generasi muda berperan dalam pengembangan pertanian dengan 'terjun langsung' dalam bidang tersebut.
"Kita cukup prihatin sekarang generasi muda atau milenial enggan untuk terjun langsung menjadi petani," kata Hasan di Palangka Raya, Rabu.
Dia mengatakan, kurangnya minat generasi muda sekarang untuk bertani dikarenakan banyak dari mereka menganggap bertani adalah pekerjaan yang kurang menjanjikan untuk masa depan.
"Harus dihilangkan anggapan seperti itu, generasi muda harus bisa menjadi penerus dalam pembangunan di sektor pertanian di wilayahnya, dan bisa mengembangkan teknologi pertanian yang lebih modern," ucap politisi Partai Golkar tersebut.
Dijelaskannya, berbagai pekerjaan maupun pengembangan usaha di sektor pertanian, selain sebagai penyedia bahan pangan untuk ketahanan pangan masyarakat, juga bisa dilakukan dengan mengembangkan agrowisata seperti di Bali dengan sistem pertanian subaknya yang sudah mendunia.
"Apalagi daerah kita ini banyak lahan kosong yang belum tergarap atau produktif, sehingga bisa dimanfaatkan dengan ditanami hasil pertanian seperti jagung, semangka, ubi, sayuran dan lainnya," ucapnya.
Ia mengkhawatirkan apabila generasi muda di Palangka Raya enggan melirik berbagai bidang usaha di sektor pertanian, ke depan berakibat pada krisis pangan dan banjirnya komoditas pertanian dari luar daerah yang tentu harganya akan lebih mahal.
"Generasi muda sekarang jangan hanya berpikir menjadi pekerja kantoran saja, tapi bisa berwirausaha salah satunya menjadi petani milenial," tutur ketua komisi yang membidangi kesejahteraan rakyat tersebut.
Hasan berharap generasi milenial tidak perlu malu untuk menjadi seorang petani, karena bertani merupakan pekerjaan mulia dan salah satu cara membantu pertumbuhan ekonomi daerah.
"Saya juga berharap peran pemerintah dalam membantu meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dari generasi milenial untuk pengembangan pertanian di daerah dan ikut mendorong generasi muda terjun langsung menjadi petani," demikian Hasan Busyairi.
"Kita cukup prihatin sekarang generasi muda atau milenial enggan untuk terjun langsung menjadi petani," kata Hasan di Palangka Raya, Rabu.
Dia mengatakan, kurangnya minat generasi muda sekarang untuk bertani dikarenakan banyak dari mereka menganggap bertani adalah pekerjaan yang kurang menjanjikan untuk masa depan.
"Harus dihilangkan anggapan seperti itu, generasi muda harus bisa menjadi penerus dalam pembangunan di sektor pertanian di wilayahnya, dan bisa mengembangkan teknologi pertanian yang lebih modern," ucap politisi Partai Golkar tersebut.
Dijelaskannya, berbagai pekerjaan maupun pengembangan usaha di sektor pertanian, selain sebagai penyedia bahan pangan untuk ketahanan pangan masyarakat, juga bisa dilakukan dengan mengembangkan agrowisata seperti di Bali dengan sistem pertanian subaknya yang sudah mendunia.
"Apalagi daerah kita ini banyak lahan kosong yang belum tergarap atau produktif, sehingga bisa dimanfaatkan dengan ditanami hasil pertanian seperti jagung, semangka, ubi, sayuran dan lainnya," ucapnya.
Ia mengkhawatirkan apabila generasi muda di Palangka Raya enggan melirik berbagai bidang usaha di sektor pertanian, ke depan berakibat pada krisis pangan dan banjirnya komoditas pertanian dari luar daerah yang tentu harganya akan lebih mahal.
"Generasi muda sekarang jangan hanya berpikir menjadi pekerja kantoran saja, tapi bisa berwirausaha salah satunya menjadi petani milenial," tutur ketua komisi yang membidangi kesejahteraan rakyat tersebut.
Hasan berharap generasi milenial tidak perlu malu untuk menjadi seorang petani, karena bertani merupakan pekerjaan mulia dan salah satu cara membantu pertumbuhan ekonomi daerah.
"Saya juga berharap peran pemerintah dalam membantu meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dari generasi milenial untuk pengembangan pertanian di daerah dan ikut mendorong generasi muda terjun langsung menjadi petani," demikian Hasan Busyairi.