Jakarta (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jakarta meminta seluruh puskesmas dan rumah sakit milik DKI aktif dalam mendata anak yang berpotensi mengalami penyakit obesitas.
Pendataan tersebut harus dilakukan secara rutin agar pihak rumah sakit dapat melakukan pencegahan sejak dini.
"Peran posyandu dan rumah sakit DKI harus aktif lagi dalam memberikan laporan, bukan hanya stunting tapi juga obesitas," kata ketua komisi E DPRD DKI Jakarta, Ismail, saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Ismail mengaku belum mendapatkan banyak laporan terkait banyaknya penyakit obesitas di wilayah Jakarta.
Walau demikian, dia tetap menekan Pemprov DKI untuk serius menangani masalah obesitas. Dia pun tidak hanya memberikan beban tersebut kepada pemerintah.
Masyarakat juga dinilai harus memperhatikan asupan gizi anak agar terhindar dari obesitas. Orang tua juga diharapkan melaporkan kondisi anak ke fasilitas kesehatan terdekat jika memiliki indikasi terkena obesitas.
Sebelumnya, beberapa kasus obesitas mulai bermunculan di DKI Jakarta. Salah satunya Ahmad Juwanto (19).
Anak dengan berat badan 230 kilogram (kg) tersebut telah berangkat dari rumahnya di Jalan SMP 160 Kelurahan Ceger, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, ke Rumah Sakit Umum (RSU) Adhyaksa, Kamis (6/7).
Petugas yang terlibat dari Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Dinkes DKI Jakarta, Satpol PP dan Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), kata Lurah Ceger Suratno.
Ia mengatakan, hal itu dilakukan agar mendapatkan pemeriksaan kesehatan karena selain obesitas, Juwanto mengalami keluhan pada lengan kirinya yang tidak bisa digerakkan secara normal.
"Tapi Alhamdulillah berlangsung dengan baik tadi. Sudah kita evakuasi. Ada sedikit kendala juga karena terdapat masalah di lengan kiri tidak bisa digerakkan," kata Suratno.
Sebelum dilakukan evakuasi, Juwanto terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan tensi darah oleh petugas puskesmas setempat.
Namun, dikarenakan rasa cemas yang dialami Juwanto hasil pemeriksaan tensinya tersebut terbilang tinggi.
"Hasilnya agak tinggi karena mungkin banyak orang, sekitar 174/120. Namun, sehari sebelumnya kita cek normal, mungkin karena efek cemas Juwanto," ucapnya.
Terkait pembiayaan perawatan, pihak kelurahan pun juga belum bisa memastikan sepenuhnya ditanggung pemerintah atau tidak.
Namun, Suratno mengatakan akan berupaya untuk mengajukan permohonan tersebut.
"Kita belum tahu, tapi kita upayakan ke sana, tadi kata dokter sudah mengajukan ke Dinas Kesehatan (Dinkes) perihal BPJS Kesehatan akan kita upayakan," katanya.
Pendataan tersebut harus dilakukan secara rutin agar pihak rumah sakit dapat melakukan pencegahan sejak dini.
"Peran posyandu dan rumah sakit DKI harus aktif lagi dalam memberikan laporan, bukan hanya stunting tapi juga obesitas," kata ketua komisi E DPRD DKI Jakarta, Ismail, saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Ismail mengaku belum mendapatkan banyak laporan terkait banyaknya penyakit obesitas di wilayah Jakarta.
Walau demikian, dia tetap menekan Pemprov DKI untuk serius menangani masalah obesitas. Dia pun tidak hanya memberikan beban tersebut kepada pemerintah.
Masyarakat juga dinilai harus memperhatikan asupan gizi anak agar terhindar dari obesitas. Orang tua juga diharapkan melaporkan kondisi anak ke fasilitas kesehatan terdekat jika memiliki indikasi terkena obesitas.
Sebelumnya, beberapa kasus obesitas mulai bermunculan di DKI Jakarta. Salah satunya Ahmad Juwanto (19).
Anak dengan berat badan 230 kilogram (kg) tersebut telah berangkat dari rumahnya di Jalan SMP 160 Kelurahan Ceger, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, ke Rumah Sakit Umum (RSU) Adhyaksa, Kamis (6/7).
Petugas yang terlibat dari Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Dinkes DKI Jakarta, Satpol PP dan Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), kata Lurah Ceger Suratno.
Ia mengatakan, hal itu dilakukan agar mendapatkan pemeriksaan kesehatan karena selain obesitas, Juwanto mengalami keluhan pada lengan kirinya yang tidak bisa digerakkan secara normal.
"Tapi Alhamdulillah berlangsung dengan baik tadi. Sudah kita evakuasi. Ada sedikit kendala juga karena terdapat masalah di lengan kiri tidak bisa digerakkan," kata Suratno.
Sebelum dilakukan evakuasi, Juwanto terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan tensi darah oleh petugas puskesmas setempat.
Namun, dikarenakan rasa cemas yang dialami Juwanto hasil pemeriksaan tensinya tersebut terbilang tinggi.
"Hasilnya agak tinggi karena mungkin banyak orang, sekitar 174/120. Namun, sehari sebelumnya kita cek normal, mungkin karena efek cemas Juwanto," ucapnya.
Terkait pembiayaan perawatan, pihak kelurahan pun juga belum bisa memastikan sepenuhnya ditanggung pemerintah atau tidak.
Namun, Suratno mengatakan akan berupaya untuk mengajukan permohonan tersebut.
"Kita belum tahu, tapi kita upayakan ke sana, tadi kata dokter sudah mengajukan ke Dinas Kesehatan (Dinkes) perihal BPJS Kesehatan akan kita upayakan," katanya.