Palangka Raya (ANTARA) - Wakil Ketua I DPRD Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah Wahid Yusuf meminta agar pemerintah setempat melakukan operasi pasar sekaligus menelusuri penyebab melonjaknya harga ayam potong di pasaran yang mencapai Rp43.000 per kilogram.
"Pemkot harus melakukan operasi pasar, agar mengetahui apa saja permasalahan di lapangan yang membuat harga ayam potong ini mengalami kenaikan," ucap Wahid Yusuf di Palangka Raya, Jumat.
Dengan mengetahui penyebab yang ada di lapangan, pemerintah bisa melakukan tindak lanjut dan upaya untuk kembali menstabilkan harga ayam pedaging di pasaran.
"Dengan melakukan operasi pasar, kita bisa mengetahui penyebab dan indikasinya, misal ketersediaan stok di pasar, atau harga pakan ayam yang tinggi sehingga berdampak pada harga ayam tersebut," kata dia.
Kenaikan harga ayam potong tersebut saat ini tentu berdampak pada menurunnya pembeli, jasa katering dan pelaku UMKM lainnya. Apalagi diketahui biasanya kenaikan harga ayam potong juga berdampak pada kenaikan komoditas bahan pokok lainnya.
Baca juga: Legislator Palangka Raya dorong atlet maksimalkan persiapan menghadapi Porprov
"Tapi semoga saja tidak berdampak pada kenaikan komoditas lainnya, seperti bawang, cabai, dan lainnya yang tentu bisa berdampak pada inflasi nantinya," tutur Politisi dari Partai Golkar tersebut.
Ia berharap Pemkot Palangka Raya melalui pemangku kepentingan yakni Dinas Perdagangan bisa melakukan upaya menormalkan harga ayam potong di pasaran dengan cepat.
"Semoga kondisi ini segera pulih dan harga daging ayam potong bisa turun kembali. Sehingga masyarakat tidak terbebani," demikian Wahid Yusuf.
Rusmini salah satu pedagang ayam ayam potong di Pasar Besar Palangka Raya mengatakan, harga ayam dalam beberapa pekan terakhir mengalami kenaikan yang bertahap.
"Sekarang harganya kisaran Rp42 ribu sampai Rp45 ribu harga ayam potong di pasaran," ucapnya singkat.
Baca juga: Komisi C DPRD minta pemkot optimalkan pendidikan untuk ABK
Baca juga: Legislator Palangka Raya minta guru berikan pemahaman toleransi di sekolah
Baca juga: Gubernur BI dorong Kalimantan Tengah wujudkan wisata 'eco friendly'
"Pemkot harus melakukan operasi pasar, agar mengetahui apa saja permasalahan di lapangan yang membuat harga ayam potong ini mengalami kenaikan," ucap Wahid Yusuf di Palangka Raya, Jumat.
Dengan mengetahui penyebab yang ada di lapangan, pemerintah bisa melakukan tindak lanjut dan upaya untuk kembali menstabilkan harga ayam pedaging di pasaran.
"Dengan melakukan operasi pasar, kita bisa mengetahui penyebab dan indikasinya, misal ketersediaan stok di pasar, atau harga pakan ayam yang tinggi sehingga berdampak pada harga ayam tersebut," kata dia.
Kenaikan harga ayam potong tersebut saat ini tentu berdampak pada menurunnya pembeli, jasa katering dan pelaku UMKM lainnya. Apalagi diketahui biasanya kenaikan harga ayam potong juga berdampak pada kenaikan komoditas bahan pokok lainnya.
Baca juga: Legislator Palangka Raya dorong atlet maksimalkan persiapan menghadapi Porprov
"Tapi semoga saja tidak berdampak pada kenaikan komoditas lainnya, seperti bawang, cabai, dan lainnya yang tentu bisa berdampak pada inflasi nantinya," tutur Politisi dari Partai Golkar tersebut.
Ia berharap Pemkot Palangka Raya melalui pemangku kepentingan yakni Dinas Perdagangan bisa melakukan upaya menormalkan harga ayam potong di pasaran dengan cepat.
"Semoga kondisi ini segera pulih dan harga daging ayam potong bisa turun kembali. Sehingga masyarakat tidak terbebani," demikian Wahid Yusuf.
Rusmini salah satu pedagang ayam ayam potong di Pasar Besar Palangka Raya mengatakan, harga ayam dalam beberapa pekan terakhir mengalami kenaikan yang bertahap.
"Sekarang harganya kisaran Rp42 ribu sampai Rp45 ribu harga ayam potong di pasaran," ucapnya singkat.
Baca juga: Komisi C DPRD minta pemkot optimalkan pendidikan untuk ABK
Baca juga: Legislator Palangka Raya minta guru berikan pemahaman toleransi di sekolah
Baca juga: Gubernur BI dorong Kalimantan Tengah wujudkan wisata 'eco friendly'