Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu mengatakan bahwa media memiliki peran untuk membantu mendorong peningkatan keterwakilan perempuan di dalam parlemen menjelang Pemilu 2024.

Dalam acara diskusi “Intersession Bali Civil Society and Media Forum” di Tangerang, Selasa, Ninik mengatakan keterlibatan perempuan di dalam parlemen masih jauh dari angka minimal 30 persen padahal persentase jumlah penduduk perempuan di Indonesia mencapai hampir 50 persen.

Ninik menambahkan bahwa peningkatan partisipasi perempuan dalam parlemen sangat penting karena itu akan menentukan regulasi agar lebih berpihak kepada kelompok-kelompok rentan, termasuk perempuan dan anak-anak.

“Media dan masyarakat sipil berperan penting bersama-sama membangun kesadaran masyarakat mengenai urgensi keterwakilan perempuan,” katanya dalam kegiatan yang diikuti secara daring itu.

Indonesia telah meratifikasi Konvensi tentang Hak-Hak Politik Perempuan (CEDAW) pada 1984.

Oleh karena itu, Ninik menyebut sudah seharusnya Indonesia menerapkan sekurang-kurangnya 30 persen perempuan dalam daftar calon legislatif, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.10 Tahun 2008 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD.

Berdasarkan hasil Pemilu 2019, keterlibatan perempuan di Lembaga Legislatif Nasional (DPR-RI) berada pada angka 20,8 persen atau 120 anggota legislatif perempuan dari 575 anggota DPR RI, menurut catatan MPR RI.

“Di situ lah peran media untuk melakukan edukasi kepada publik agar mereka memahami pentingnya keterwakilan perempuan (dalam politik),” ujar Ninik.

Pemilih perempuan sangat potensial dalam Pemilu 2024 mendatang karena jumlahnya yang lebih banyak dibanding pemilih laki-laki.

Merujuk Daftar Pemilih Sementara (DPS) Pemilu 2024 yang dirilis Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 2 Juli, jumlah pemilih dalam dan luar negeri untuk Pemilu 2024 adalah 204.807.222, yang terdiri atas 102.218.503 pemilih laki-laki dan 102.588.719 perempuan.

Pewarta : Shofi Ayudiana
Uploader : Ronny
Copyright © ANTARA 2024