Palangka Raya (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Khemal Nasery mendorong sekaligus meminta sekolah yang ada wilayah setempat, agar mulai menerapkan pendidikan pengelolaan sampah secara benar.
"Menerapkan pendidikan pengelolaan sampah sejak dini di sekolah, tentu akan berdampak membentuk generasi yang lebih peduli terhadap lingkungan dan mampu mengurangi masalah sampah," kata Khemal di Palangka Raya, Selasa.
Berdasarkan data yang diterima dirinya dari Dinas Lingkungan Hidup Palangka Raya, dalam sehari sampah di kota ini mencapai sekitar 150 ton. Dari jumlah itu kebanyakan sampah dihasilkan dari rumah tangga.
"Dari sekian banyak sekolah di Palangka Raya, tentu memberikan kontribusi sampah juga salah satunya dari kantin sekolah dan pedagang lainnya di lingkungan sekolah," ucapnya.
Khemal menyebut, beberapa hal yang dapat dilakukan dalam program pengelolaan sampah di sekolah, misal cara memilah sampah organik dan non organik.
"Mengajarkan mereka sejak dini cara pengelolaan sampah agar membiasakan para murid untuk lebih peduli terhadap lingkungan," ucapnya.
Dia pun menerangkan bahwa sekolah itu sudah seperti rumah kedua bagi para murid, selain di rumah, para siswa menghabiskan waktunya di sekolah. Jadi selain menjadi tempat sosialisasi pengelolaan sampah sejak dini yang tepat, sekolah bisa juga menjadi tempat praktik pengelolaan yang baik selain di rumah.
"Selain menjadi bermanfaat seperti pupuk kompos, sampah juga bisa menjadi barang yang mempunyai nilai ekonomi dengan mengolahnya menjadi barang-barang kreatif dari limbah makanan ringan dan lainnya," kata Khemal.
Dalam pengelolaan sampah di sekolah, pihak sekolah bisa menggandeng pihak-pihak lainnya untuk memberikan edukasi tentang pengelolaan sampah yang benar dan baik.
"Misal menggandeng bank sampah, sehingga mereka dapat memberikan pelatihan atau workshop tentang cara memilah dan mengolah sampah, serta memberikan informasi tentang manfaat dari pengelolaan sampah yang baik tersebut," demikian Khemal Nasery
"Menerapkan pendidikan pengelolaan sampah sejak dini di sekolah, tentu akan berdampak membentuk generasi yang lebih peduli terhadap lingkungan dan mampu mengurangi masalah sampah," kata Khemal di Palangka Raya, Selasa.
Berdasarkan data yang diterima dirinya dari Dinas Lingkungan Hidup Palangka Raya, dalam sehari sampah di kota ini mencapai sekitar 150 ton. Dari jumlah itu kebanyakan sampah dihasilkan dari rumah tangga.
"Dari sekian banyak sekolah di Palangka Raya, tentu memberikan kontribusi sampah juga salah satunya dari kantin sekolah dan pedagang lainnya di lingkungan sekolah," ucapnya.
Khemal menyebut, beberapa hal yang dapat dilakukan dalam program pengelolaan sampah di sekolah, misal cara memilah sampah organik dan non organik.
"Mengajarkan mereka sejak dini cara pengelolaan sampah agar membiasakan para murid untuk lebih peduli terhadap lingkungan," ucapnya.
Dia pun menerangkan bahwa sekolah itu sudah seperti rumah kedua bagi para murid, selain di rumah, para siswa menghabiskan waktunya di sekolah. Jadi selain menjadi tempat sosialisasi pengelolaan sampah sejak dini yang tepat, sekolah bisa juga menjadi tempat praktik pengelolaan yang baik selain di rumah.
"Selain menjadi bermanfaat seperti pupuk kompos, sampah juga bisa menjadi barang yang mempunyai nilai ekonomi dengan mengolahnya menjadi barang-barang kreatif dari limbah makanan ringan dan lainnya," kata Khemal.
Dalam pengelolaan sampah di sekolah, pihak sekolah bisa menggandeng pihak-pihak lainnya untuk memberikan edukasi tentang pengelolaan sampah yang benar dan baik.
"Misal menggandeng bank sampah, sehingga mereka dapat memberikan pelatihan atau workshop tentang cara memilah dan mengolah sampah, serta memberikan informasi tentang manfaat dari pengelolaan sampah yang baik tersebut," demikian Khemal Nasery