Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Dermatologi, Venereologi, dan Estetika lulusan Universitas Indonesia (UI) dr. Amanda Wardani, Sp.D.V.E membagikan beberapa cara untuk memulihkan kembali kulit yang "belang" akibat terbakar oleh sinar matahari atau dikenal juga dengan sunburn.
Menurutnya, salah satu cara yang dapat dilakukan ialah dengan rutin menggunakan produk perawatan kulit berupa losion yang memiliki kandungan pencerah.
"Biasanya kulit belang atau hiperpigmentasi itu terjadi karena kulit terbakar sinar matahari. Dan salah satu yang bisa dilakukan untuk meratakan kembali warnanya dengan rutin pakai losion dengan kandungan pencerah seperti yang mengandung vitamin C, niacinamide, alfa arbutin, sehingga lambat laun kondisi kulit bisa kembali sama seperti sebelumnya," kata Amanda di Jakarta, Rabu.
Selain itu, Amanda membagikan cara lain untuk menjaga kulit belang tidak semakin parah, yakni dengan rutin menggunakan tabir surya sebagai produk perawatan kulit tidak hanya untuk muka tapi juga untuk kulit tangan dan kaki.
Baca juga: Ketahui perawatan yang tepat saat kesehatan kulit wajah terganggu
Penggunaannya pun harus diaplikasikan berulang kali terutama untuk individu yang terpapar dengan sinar matahari di luar ruangan dalam waktu yang lama.
"Penting untuk memakai ulang sunscreen ini, karena ada beberapa produk sunscreen yang habis terkena matahari justru strukturnya rusak. Sehingga perlu diaplikasikan ulang dan bisa menjaga lapisan kulit serta pigmen lebih terlindungi," kata Amanda.
Ia menyarankan produk tabir surya yang digunakan bisa memiliki indeks SPF dan PA yang tinggi, contohnya produk tabir surya dengan SPF 50 PA++++.
Adapun untuk SPF merujuk pada kandungan yang memproteksi kulit dari serangan radikal sinar UVB, sedangkan untuk PA merujuk pada kandungan yang memproteksi warna kulit dari serangan radikal sinar UVA.
Agar kondisi serupa tidak terulang, Amanda menyarankan bagi masyarakat untuk tidak beraktivitas di luar ruangan saat indeks UV sedang memasuki masa puncaknya.
"Penting untuk tidak beraktivitas di luar ruangan saat intensitas indeks UV tinggi. Untuk mengetahui waktu ideal saat intensitas indeks UV rendah masyarakat bisa mengecek di website BMKG," ujar Amanda.
Menurutnya, salah satu cara yang dapat dilakukan ialah dengan rutin menggunakan produk perawatan kulit berupa losion yang memiliki kandungan pencerah.
"Biasanya kulit belang atau hiperpigmentasi itu terjadi karena kulit terbakar sinar matahari. Dan salah satu yang bisa dilakukan untuk meratakan kembali warnanya dengan rutin pakai losion dengan kandungan pencerah seperti yang mengandung vitamin C, niacinamide, alfa arbutin, sehingga lambat laun kondisi kulit bisa kembali sama seperti sebelumnya," kata Amanda di Jakarta, Rabu.
Selain itu, Amanda membagikan cara lain untuk menjaga kulit belang tidak semakin parah, yakni dengan rutin menggunakan tabir surya sebagai produk perawatan kulit tidak hanya untuk muka tapi juga untuk kulit tangan dan kaki.
Baca juga: Ketahui perawatan yang tepat saat kesehatan kulit wajah terganggu
Penggunaannya pun harus diaplikasikan berulang kali terutama untuk individu yang terpapar dengan sinar matahari di luar ruangan dalam waktu yang lama.
"Penting untuk memakai ulang sunscreen ini, karena ada beberapa produk sunscreen yang habis terkena matahari justru strukturnya rusak. Sehingga perlu diaplikasikan ulang dan bisa menjaga lapisan kulit serta pigmen lebih terlindungi," kata Amanda.
Ia menyarankan produk tabir surya yang digunakan bisa memiliki indeks SPF dan PA yang tinggi, contohnya produk tabir surya dengan SPF 50 PA++++.
Adapun untuk SPF merujuk pada kandungan yang memproteksi kulit dari serangan radikal sinar UVB, sedangkan untuk PA merujuk pada kandungan yang memproteksi warna kulit dari serangan radikal sinar UVA.
Agar kondisi serupa tidak terulang, Amanda menyarankan bagi masyarakat untuk tidak beraktivitas di luar ruangan saat indeks UV sedang memasuki masa puncaknya.
"Penting untuk tidak beraktivitas di luar ruangan saat intensitas indeks UV tinggi. Untuk mengetahui waktu ideal saat intensitas indeks UV rendah masyarakat bisa mengecek di website BMKG," ujar Amanda.