Jakarta (ANTARA) - Grup band Maliq & D’essentials menceritakan kisah di balik perjalanannya merilis sebuah parfum bernama “Untitled Humans”.
Vokalis Indah Wisnuwardhana mengatakan “Untitled Humans” terlahir dari ketidaksengajaan, yakni adanya seorang teman yang menjodohkan mereka dengan jenama wewangian lokal HMNS, yang menjadi kolaborator parfum tersebut.
“Ini bukan kita yang menunjuk HMNS untuk buat parfum kita, atau mereka yang menunjuk kita untuk kolaborasi, tapi, kita dicomblangin,” kata Indah pada peluncuran “Untitled Humans” di Jakarta, Rabu (6/9).
Indah dan personel Maliq & D’essentials lainnya yang digawangi Angga, Widi, Jawa, Lale, dan Ilman mengaku klop sejak pertama bertemu dengan pendiri HMNS, Rizky Arief Dwi Prakoso. Bahkan, mereka menghabiskan waktu berbincang selama lima jam di warung kopi.
“Sebenarnya bukan siapa pilih siapa, kita lebih seperti jatuh cinta bersama-sama, kita ngobrol di kafe. Tadinya enggak terpikirkan kolaborasi, saat bertemu beberapa kali, bagaimana kalau kita buat parfum?” kata Rizky.
Baik para personel Maliq & D’essentials maupun Rizky mengaku pada dasarnya mereka cukup selektif ketika memilih mitra kolaborasi, namun, dari obrolan keduanya, mereka sangat cocok sebagai teman maupun rekan kerja.
“Ketika bertemu Maliq & D’essentials berasa nyaman saja dan chemistry-nya ada, pertemuan pertama enggak terasa ngobrol sampai lima jam,” ujar Rizky.
“Sama seperti jodoh sepertinya, ya. Enggak, mudah untuk kita cocok dengan suatu brand, tapi, kami merasa saat ngobrol pertama kali HMNS memiliki semangat dan nilai-nilai yang sama dengan kita, sama-sama sangat memperjuangkan apa yang kita miliki,” kata Indah.
Parfum kolaborasi Maliq & D’essentials dan HMNS "Untitled Humans" yang dipamerkan di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (6/9/2023). (ANTARA/Pamela Sakina)
Indah mengatakan bahwa usai Maliq & D’essentials menggelar konser tunggal merayakan 20 tahun, mereka memang berniat membuat suatu produk baru di luar musik.
“Kita memilih ini karena parfum sama dengan musik, yang melekat di setiap orang, bisa mengingatkan kita terhadap suatu momen dalam memori,” ujar Indah.
Penabuh drum Widi Puradiredja menyebut bahwa nama parfum pertama Maliq, yang juga produk kolaborasi perdana HMNS dengan figur publik itu, diambil dari judul lagu mereka “Untitled”, yang dirilis tahun 2005 dan telah didengar lebih dari 53,6 juta kali di platform streaming Spotify.
“Kenapa namanya ‘Untitled Humans’? ‘Untitled’ itu lagu pertama yang membawa dan membuka karir Maliq, kalau mau sesuatu simbol personal dan semangat dari Maliq, ya, lagu itu, Kita sangat sentimental dengan lagu itu,” kata Widi.
Sedangkan bila “Untitled” dan “Humans” digabungkan, Widi menjelaskan, nama, itu berarti siapa pun dapat menggunakan parfum tersebut.
“‘Untitled HMNS’ itu kalau digabung artinya manusia mana pun boleh menggunakan ini, tanpa label,” Widi menjelaskan.
Parfum unisex edisi terbatas itu dibuat sedemikian rupa agar mewakilkan sisi personal dari Angga, Widi, Indah, Jawa, Lale, dan Ilman. Pada hari peluncurannya, parfum yang dibanderol seharga Rp395 ribu itu ludes terjual hanya dalam sembilan menit.
“Harapannya parfum ini bisa jadi teman sehari-harinya kalian (penggemar), dengan memiliki parfum ini kalian tidak hanya bisa mencium aroma Maliq tapi juga memiliki perjalanan kita,” ujar Lale alias Arya Aditya Ramadhya.
Vokalis Indah Wisnuwardhana mengatakan “Untitled Humans” terlahir dari ketidaksengajaan, yakni adanya seorang teman yang menjodohkan mereka dengan jenama wewangian lokal HMNS, yang menjadi kolaborator parfum tersebut.
“Ini bukan kita yang menunjuk HMNS untuk buat parfum kita, atau mereka yang menunjuk kita untuk kolaborasi, tapi, kita dicomblangin,” kata Indah pada peluncuran “Untitled Humans” di Jakarta, Rabu (6/9).
Indah dan personel Maliq & D’essentials lainnya yang digawangi Angga, Widi, Jawa, Lale, dan Ilman mengaku klop sejak pertama bertemu dengan pendiri HMNS, Rizky Arief Dwi Prakoso. Bahkan, mereka menghabiskan waktu berbincang selama lima jam di warung kopi.
“Sebenarnya bukan siapa pilih siapa, kita lebih seperti jatuh cinta bersama-sama, kita ngobrol di kafe. Tadinya enggak terpikirkan kolaborasi, saat bertemu beberapa kali, bagaimana kalau kita buat parfum?” kata Rizky.
Baik para personel Maliq & D’essentials maupun Rizky mengaku pada dasarnya mereka cukup selektif ketika memilih mitra kolaborasi, namun, dari obrolan keduanya, mereka sangat cocok sebagai teman maupun rekan kerja.
“Ketika bertemu Maliq & D’essentials berasa nyaman saja dan chemistry-nya ada, pertemuan pertama enggak terasa ngobrol sampai lima jam,” ujar Rizky.
“Sama seperti jodoh sepertinya, ya. Enggak, mudah untuk kita cocok dengan suatu brand, tapi, kami merasa saat ngobrol pertama kali HMNS memiliki semangat dan nilai-nilai yang sama dengan kita, sama-sama sangat memperjuangkan apa yang kita miliki,” kata Indah.
“Kita memilih ini karena parfum sama dengan musik, yang melekat di setiap orang, bisa mengingatkan kita terhadap suatu momen dalam memori,” ujar Indah.
Penabuh drum Widi Puradiredja menyebut bahwa nama parfum pertama Maliq, yang juga produk kolaborasi perdana HMNS dengan figur publik itu, diambil dari judul lagu mereka “Untitled”, yang dirilis tahun 2005 dan telah didengar lebih dari 53,6 juta kali di platform streaming Spotify.
“Kenapa namanya ‘Untitled Humans’? ‘Untitled’ itu lagu pertama yang membawa dan membuka karir Maliq, kalau mau sesuatu simbol personal dan semangat dari Maliq, ya, lagu itu, Kita sangat sentimental dengan lagu itu,” kata Widi.
Sedangkan bila “Untitled” dan “Humans” digabungkan, Widi menjelaskan, nama, itu berarti siapa pun dapat menggunakan parfum tersebut.
“‘Untitled HMNS’ itu kalau digabung artinya manusia mana pun boleh menggunakan ini, tanpa label,” Widi menjelaskan.
Parfum unisex edisi terbatas itu dibuat sedemikian rupa agar mewakilkan sisi personal dari Angga, Widi, Indah, Jawa, Lale, dan Ilman. Pada hari peluncurannya, parfum yang dibanderol seharga Rp395 ribu itu ludes terjual hanya dalam sembilan menit.
“Harapannya parfum ini bisa jadi teman sehari-harinya kalian (penggemar), dengan memiliki parfum ini kalian tidak hanya bisa mencium aroma Maliq tapi juga memiliki perjalanan kita,” ujar Lale alias Arya Aditya Ramadhya.