Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo memastikan pasokan minyak di dalam negeri aman dari ancaman konflik Hamas-Israel.
“Yang pasti PT Pertamina tugasnya memastikan kepastikan stok untuk berbagai bahan bakar minyak (BBM) ke masyarakat, baik Pertalite maupun Solar, ini kita pasti jaga,” kata Tiko saat ditemui usai kegiatan groundbreaking Taman Kota Peruri di Jakarta, Jumat.
Di sisi lain, pemerintah juga terus mencari sumber dengan harga yang lebih terjangkau. Saat ini, Indonesia mengimpor minyak dari beberapa negara.
“Kita cari sumber-sumber yang beragam, karena kita sekarang impor bukan hanya dari satu negara, ada dari Nigeria, Amerika, dan sebagainya,” jelas Tiko.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Bidang Industri Manufaktur Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bobby Gafur Umar mengatakan bahwa konflik di Timur Tengah dan Israel berimbas pada naiknya harga bahan baku di Indonesia, khususnya energi.
Bob menyampaikan, tidak semua bahan baku energi seperti gas dan minyak bisa diproduksi atau jumlahnya terbatas di Indonesia. Menurut Bob, apabila harga kedua bahan baku tersebut naik maka dapat mengganggu pertumbuhan industri dalam negeri.
"Impact langsung dari krisis di Timur Tengah itu adalah energi. Contohnya, produksi minyak kita 600 ribu barel per hari, kebutuhan energi untuk bahan bakar kita saja sudah 1,2-1,5 juta barel per hari. Jadi kalau kita harus impor dan harganya naik, otomatis bisa terganggu dari pasokan harga energi yang dibutuhkan Indonesia," katanya dalam konferensi pers "Isu Strategis APINDO di Masa Transisi Politik 2024" di Jakarta, Rabu.
Ia menyampaikan, kenaikan harga minyak akan berpengaruh besar pada harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia. Selain mengganggu kesehatan keuangan pemerintah, juga dapat berimbas pada sektor industri yang membutuhkan sumber energi dari luar negeri.
“Yang pasti PT Pertamina tugasnya memastikan kepastikan stok untuk berbagai bahan bakar minyak (BBM) ke masyarakat, baik Pertalite maupun Solar, ini kita pasti jaga,” kata Tiko saat ditemui usai kegiatan groundbreaking Taman Kota Peruri di Jakarta, Jumat.
Di sisi lain, pemerintah juga terus mencari sumber dengan harga yang lebih terjangkau. Saat ini, Indonesia mengimpor minyak dari beberapa negara.
“Kita cari sumber-sumber yang beragam, karena kita sekarang impor bukan hanya dari satu negara, ada dari Nigeria, Amerika, dan sebagainya,” jelas Tiko.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Bidang Industri Manufaktur Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bobby Gafur Umar mengatakan bahwa konflik di Timur Tengah dan Israel berimbas pada naiknya harga bahan baku di Indonesia, khususnya energi.
Bob menyampaikan, tidak semua bahan baku energi seperti gas dan minyak bisa diproduksi atau jumlahnya terbatas di Indonesia. Menurut Bob, apabila harga kedua bahan baku tersebut naik maka dapat mengganggu pertumbuhan industri dalam negeri.
"Impact langsung dari krisis di Timur Tengah itu adalah energi. Contohnya, produksi minyak kita 600 ribu barel per hari, kebutuhan energi untuk bahan bakar kita saja sudah 1,2-1,5 juta barel per hari. Jadi kalau kita harus impor dan harganya naik, otomatis bisa terganggu dari pasokan harga energi yang dibutuhkan Indonesia," katanya dalam konferensi pers "Isu Strategis APINDO di Masa Transisi Politik 2024" di Jakarta, Rabu.
Ia menyampaikan, kenaikan harga minyak akan berpengaruh besar pada harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia. Selain mengganggu kesehatan keuangan pemerintah, juga dapat berimbas pada sektor industri yang membutuhkan sumber energi dari luar negeri.