Sampit (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah mencatat ada 29 kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dari Januari hingga pertengahan Agustus 2024.
"Akumulasi karhutla dari Januari sampai dengan kemarin ada 29 kejadian, tapi karhutla sebenarnya baru ada sejak Juli, karena sebelumnya Kotim masih diliputi musim hujan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kotim Multazam melalui Sekretaris BPBD Arief di Sampit, Rabu.
Ia melanjutkan, dari 29 kejadian tersebut ada 26 yang berhasil ditangani oleh petugas sedangkan sisanya berada di luar jangkauan atau sudah lebih dulu dipadamkan oleh masyarakat setempat.
Total luas karhutla yang berhasil ditangani petugas kurang lebih 27,17 hektare yang tersebar di enam kecamatan, yakni Kecamatan Cempaga 15,8 hektare, Teluk Sampit 3,5 hektare, Mentawa Baru Ketapang 3,16 hektare. Kemudian, Kecamatan Baamang 2,46 hektare, Seranau 2 hektare dan Mentaya Hilir Selatan 0,25 hektare.
Arief menyebutkan, karhutla mulai terjadi pada Juli lalu seiring dengan peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau. Hal ini pun ditunjukkan dengan peningkatan jumlah hotspot atau titik panas yang terdeteksi.
Jumlah hotspot pada Januari ada 18 titik, Februari 1 titik, Maret 15 titik, April 7 titik, Mei 7 titik, Juni 8 titik, lalu meningkat secara signifikan pada Juli dengan 49 titik dan bulan berjalan Agustus 13 titik.
Dalam kesempatan berbeda, Multazam menanggapi terkait karhutla terbaru yang terjadi di Jalan Ir Soekarno atau Jalan Lingkar Utara, Kecamatan Baamang yang diduga kuat disebabkan oknum tidak bertanggung jawab.
"Dugaan penyebab kebakaran ini 99 persen disengaja. Karena kondisi lahan tersebut sebenarnya dalam kondisi basah," sebutnya.
Ia menjelaskan dengan kondisi lahan yang basah kecil kemungkinan karhutla tersebut terjadi akibat faktor alam, sehingga diduga kuat ada oknum masyarakat yang memanfaatkan waktu malam, saat Satgas dalam kondisi kurang waspada.
Meski begitu, dirinya menegaskan bahwa BPBD Kotim akan standby atau bersiaga selama 1x24 jam setiap hari, maka dari itu warga diminta untuk segera melapor apabila menemukan adanya karhutla.
"Kami di BPBD tidak mengenal waktu, 24 jam kami selalu standby dan setiap ada laporan masyarakat terkait karhutla akan segera kami tangani. Kami berharap semua personel selalu dalam keadaan sehat dan siap siaga," pungkasnya.
Baca juga: Sebanyak 40 anggota DPRD Kotim dilantik, Rinie jabat ketua sementara
Sekitar pukul 18:20 WIB Tim Posko penanggulangan karhutla melakukan patroli di Jalan Lingkar Utara dan melihat ada kobaran api, lalu melaporkan ke posko induk dan menyatakan positif karhutla. Tim Patroli langsung melakukan kaji cepat terkait lokasi sumber air, jarak yang ditempuh dan peralatan yang perlu disiapkan untuk pemadaman karhan.
Kemudian, tim dari posko induk meluncur ke lokasi untuk segera melakukan pemadaman. Adapun, lokasi karhutla berada di lahan gambut dengan vegetasi semak belukar. Hanya saja, petugas pemadam sempat menghadapi kendala karena lokasi titik api yang cukup jauh dari tepi jalan raya dan tidak bisa dilalui kendaraan roda empat atau lebih. Mau tidak mau petugas menggunakan kendaraan roda dua untuk membawa sejumlah peralatan pemadam yang cukup berat ke lokasi titik api.
Dalam operasi ini petugas juga menggunakan pesawat nirawak (drone) untuk melakukan inspeksi, survei, dan membantu penerangan saat tim pemadam membawa alat masuk ke lokasi karhutla.
Alhamdulillah, meski sempat ada kendala api berhasil dipadamkan dan status karhutla dinyatakan terkendali. Kami berharap kejadian ini tak terulang dan upaya-upaya lain, seperti sosialisasi akan tetap kami laksanakan," demikian Multazam.
Baca juga: Kadin Kotim suarakan penguatan perdagangan dan investasi di BEF
Baca juga: Periode baru DPRD Kotim diharapkan lebih optimal memperjuangkan kesejahteraan masyarakat
Baca juga: DAD Kotim komitmen jaga perdamaian di Bumi Habaring Hurung
"Akumulasi karhutla dari Januari sampai dengan kemarin ada 29 kejadian, tapi karhutla sebenarnya baru ada sejak Juli, karena sebelumnya Kotim masih diliputi musim hujan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kotim Multazam melalui Sekretaris BPBD Arief di Sampit, Rabu.
Ia melanjutkan, dari 29 kejadian tersebut ada 26 yang berhasil ditangani oleh petugas sedangkan sisanya berada di luar jangkauan atau sudah lebih dulu dipadamkan oleh masyarakat setempat.
Total luas karhutla yang berhasil ditangani petugas kurang lebih 27,17 hektare yang tersebar di enam kecamatan, yakni Kecamatan Cempaga 15,8 hektare, Teluk Sampit 3,5 hektare, Mentawa Baru Ketapang 3,16 hektare. Kemudian, Kecamatan Baamang 2,46 hektare, Seranau 2 hektare dan Mentaya Hilir Selatan 0,25 hektare.
Arief menyebutkan, karhutla mulai terjadi pada Juli lalu seiring dengan peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau. Hal ini pun ditunjukkan dengan peningkatan jumlah hotspot atau titik panas yang terdeteksi.
Jumlah hotspot pada Januari ada 18 titik, Februari 1 titik, Maret 15 titik, April 7 titik, Mei 7 titik, Juni 8 titik, lalu meningkat secara signifikan pada Juli dengan 49 titik dan bulan berjalan Agustus 13 titik.
Dalam kesempatan berbeda, Multazam menanggapi terkait karhutla terbaru yang terjadi di Jalan Ir Soekarno atau Jalan Lingkar Utara, Kecamatan Baamang yang diduga kuat disebabkan oknum tidak bertanggung jawab.
"Dugaan penyebab kebakaran ini 99 persen disengaja. Karena kondisi lahan tersebut sebenarnya dalam kondisi basah," sebutnya.
Ia menjelaskan dengan kondisi lahan yang basah kecil kemungkinan karhutla tersebut terjadi akibat faktor alam, sehingga diduga kuat ada oknum masyarakat yang memanfaatkan waktu malam, saat Satgas dalam kondisi kurang waspada.
Meski begitu, dirinya menegaskan bahwa BPBD Kotim akan standby atau bersiaga selama 1x24 jam setiap hari, maka dari itu warga diminta untuk segera melapor apabila menemukan adanya karhutla.
"Kami di BPBD tidak mengenal waktu, 24 jam kami selalu standby dan setiap ada laporan masyarakat terkait karhutla akan segera kami tangani. Kami berharap semua personel selalu dalam keadaan sehat dan siap siaga," pungkasnya.
Baca juga: Sebanyak 40 anggota DPRD Kotim dilantik, Rinie jabat ketua sementara
Sekitar pukul 18:20 WIB Tim Posko penanggulangan karhutla melakukan patroli di Jalan Lingkar Utara dan melihat ada kobaran api, lalu melaporkan ke posko induk dan menyatakan positif karhutla. Tim Patroli langsung melakukan kaji cepat terkait lokasi sumber air, jarak yang ditempuh dan peralatan yang perlu disiapkan untuk pemadaman karhan.
Kemudian, tim dari posko induk meluncur ke lokasi untuk segera melakukan pemadaman. Adapun, lokasi karhutla berada di lahan gambut dengan vegetasi semak belukar. Hanya saja, petugas pemadam sempat menghadapi kendala karena lokasi titik api yang cukup jauh dari tepi jalan raya dan tidak bisa dilalui kendaraan roda empat atau lebih. Mau tidak mau petugas menggunakan kendaraan roda dua untuk membawa sejumlah peralatan pemadam yang cukup berat ke lokasi titik api.
Dalam operasi ini petugas juga menggunakan pesawat nirawak (drone) untuk melakukan inspeksi, survei, dan membantu penerangan saat tim pemadam membawa alat masuk ke lokasi karhutla.
Alhamdulillah, meski sempat ada kendala api berhasil dipadamkan dan status karhutla dinyatakan terkendali. Kami berharap kejadian ini tak terulang dan upaya-upaya lain, seperti sosialisasi akan tetap kami laksanakan," demikian Multazam.
Baca juga: Kadin Kotim suarakan penguatan perdagangan dan investasi di BEF
Baca juga: Periode baru DPRD Kotim diharapkan lebih optimal memperjuangkan kesejahteraan masyarakat
Baca juga: DAD Kotim komitmen jaga perdamaian di Bumi Habaring Hurung