Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah siap bekerja sama dengan persatuan pondok pesantren yang ada di wilayah setempat  guna menjawab tantangan peningkatan standar pendidikan para santri di pondok pesantren (ponpes).

“Ini menjadi salah satu perhatian serius pemerintah daerah, bagaimana ke depannya agar ponpes-ponpes itu paling tidak bisa memenuhi standar minimal pendidikan,” kata kata Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Kotim Sanggul Lumban Gaol di Sampit, Selasa.

Hal ini ia sampaikan sehubungan dengan peringatan Hari Santri Nasional yang ditandai dengan upacara bersama peserta didik ponpes yang ada di Kotim. 

Acara tersebut turut dihadiri Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag), Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kotim, Ketua DPRD Kotim dan instansi vertikal.

Sanggul menuturkan, semakin tahun semakin banyak ponpes yang ada di wilayah Kotim otomatis semakin banyak pula peserta didik di ponpes. 

Kondisi ini turut menjadi perhatian pemerintah daerah agar para santri yang menimba ilmu di ponpes bisa mendapat kualitas pendidikan yang setara dengan sekolah umum. Sejalan dengan tema peringatan Hari Santri Nasional 2024, yakni menyambung juang merengkuh masa depan. 

Oleh karena itu, Pemkab Kotim berencana bekerja sama dengan persatuan pondok pesantren untuk pemenuhan standar minimal pendidikan dengan tetap mengedepankan kaidah agama yang dibawa dan diajarkan di ponpes.

Pendidikan agama ini juga diperlukan untuk pembentukan karakter dan akhlak dari generasi muda Kotim. Perkembangan ponpes saat ini pun menjadi modal kedepannya, bahkan ia menyebut tidak menutup kemungkinan bahwa suatu saat nanti Kotim menjadi kota santri.

Baca juga: Pemkab Kotim hormati pengusutan dugaan pelanggaran netralitas ASN

“Melihat perkembangan yang ada ini kami optimistis Kotim kedepannya bisa menjadi tempat produk-produk santri. Tinggal bagaimana pembinaannya, upaya-upaya untuk terus menumbuhkembangkan mereka agar bisa berbaur dalam kehidupan masyarakat yang semakin modern” sebutnya.

Sanggul melanjutkan, ponpes merupakan salah satu modal dalam pembangunan manusia, khususnya pembangunan akhlak, sehingga hal ini harus didorong agar bisa berkembang dengan melibatkan para santri di berbagai kegiatan dan bisa berbuat untuk kepentingan masyarakat banyak.

Selain itu, sosialisasi melalui instansi terkait juga diperlukan agar masyarakat mau menyekolahkan anak-anaknya ke ponpes yang ada di Kotim seiring dengan pemenuhan standar pendidikan, sehingga tidak perlu mondok ke luar daerah atau luar pulau.

Peningkatan standar pendidikan ini juga agar ponpes bisa meningkatkan daya saing, bukan hanya antar ponpes tapi juga terhadap sekolah umum, melalui persaingan yang sehat dan adil.

“Kalau sekolah umum mempunyai daya saing, maka ponpes juga begitu. Untuk itu mari kita tingkatkan koordinasi dan sinergisitas untuk menjadi satu kekuatan membangun kabupaten kedepannya,” pungkasnya.

Sementara itu, seorang pengajar di Ponpes Nurul ‘Ain Sampit, Sri Juwita menyambut gembira peringatan Hari Santri Nasional 2024 yang dinilai lebih baik dan meriah dari sebelumnya dan berharap kegiatan serupa bisa terus meningkat di tahun selanjutnya.

“Alhamdulillah, Hari Santri Nasional tahun ini terlaksana dengan baik, mudah-mudahan kedepannya semakin meriah, santri semakin maju dan berkembang selamanya,” tuturnya.

Sebagai bagian dari ponpes, ustadzah wanita ini pun sepakat dan siap mendukung adanya peran serta para santri dalam perkembangan dan kemajuan daerah.

Baca juga: DPRD Kotim setujui perubahan APBD 2024, berikut rinciannya

Baca juga: Warga Desa Parebok Kotim tewas diterkam buaya besar

Baca juga: Komisi II sebut Rp110 juta anggaran DPKP Kotim dialihkan ke Disdik


Pewarta : Devita Maulina
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024