Palangka Raya (ANTARA) - Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, mendapatkan angin segar setelah bertemu langsung dengan eksportir sukses asal daerah setempat, Hairunnisa, pemilik Galeri Lifestyle Nusantara sekaligus perusahaan Exquisite Wood Limited di Selandia Baru bersama suaminya, Rodney Taua, asal negara tersebut.
Pertemuan yang berlangsung hangat di Palangka Raya, Rabu, itu tidak sekadar menjadi ajang silaturahmi, melainkan membuka peluang nyata bagi produk kerajinan khas Kalimantan Tengah untuk kembali menembus pasar internasional setelah sempat terhenti akibat pandemi dan tantangan lainnya.
Hairunnisa yang telah enam tahun konsisten memasarkan tikar purun, tampian, tas rotan, dan berbagai kerajinan tangan lokal ke berbagai negara, menegaskan bahwa kunjungannya kali ini bukan hanya untuk memborong produk, tetapi juga untuk mendampingi pelaku UMKM memperbaiki kualitas agar layak ekspor.
“Produk Kalteng sangat kaya dan unik, tapi banyak yang masih prematur dari sisi kemasan, branding, dan konsistensi kualitas. Kalau kita ingin go international, harus naik kelas bersama-sama, bukan jalan sendiri-sendiri," kata Hairunnisa saat memimpin sesi diskusi.
Hairunnisa tak segan menyampaikan kritik konstruktif. Menurutnya, alokasi anggaran pemerintah untuk UMKM masih terlampau kecil dibandingkan peran strategis sektor ini dalam menggerakkan ekonomi rakyat.
“Banyak peluang ekspor yang lepas begitu saja karena kurangnya kolaborasi dan pendampingan yang serius.
Pendampingan itu harus menyeluruh, tidak hanya untuk UMKM yang sudah besar, tapi terutama untuk yang masih merintis,” tegas perempuan yang sukses membawa produk Kalteng ke Selandia Baru, Australia, hingga Eropa tersebut.
Ia juga menekankan perlunya peningkatan kapasitas aparatur pemerintah dalam hal pelayanan, komunikasi, dan pemahaman teknis ekspor agar pendampingan kepada UMKM lebih profesional dan efektif.
Di tengah berbagai catatan tersebut, Hairunnisa tetap optimistis.
“Kalau semua pihak serius berkolaborasi – pemerintah, pelaku usaha, dan eksportir – dalam satu tahun saja kualitas UMKM Kalimantan Tengah bisa melonjak drastis. Yang terpenting adalah mau berbagi ilmu dan belajar bersama,” katanya penuh semangat.
Pertemuan yang berlangsung penuh antusias ini diharapkan menjadi titik tolak kolaborasi yang lebih erat antara pemerintah daerah, pelaku UMKM, dan eksportir swasta guna mengangkat derajat produk lokal Palangka Raya hingga benar-benar berdaya saing di kancah internasional.
“Kehadiran pemerintah harus lebih nyata dan mendalam. Ini saatnya kita semua bahu-membahu," demikian Hairunnisa.
Kepala Bidang Industri Dinas Perdagangan, Koperasi, UKM dan Perindustrian Kota Palangka Raya, Margalis menyatakan pemerintah kota terus berupaya memperkuat daya saing UMKM melalui lima pilar utama yaitu permodalan, sarana produksi, peningkatan sumber daya manusia, pemasaran, dan penyederhanaan regulasi.
“Kita punya lima produk industri kecil menengah unggulan yang terus didorong naik kelas, yaitu kerajinan kayu, rotan-purun-nyatu, pangan olahan, sandang termasuk batik benang bintik khas Dayak, serta logam dan alat musik tradisional,” ujar Margalis.
Meski sejumlah produk sudah berhasil menembus pasar Jepang, Korea Selatan, China, hingga Hong Kong seperti sumpit kayu dan kerajinan personal shipment, Margalis mengakui tantangan terbesar saat ini adalah branding dan kemasan yang belum memenuhi standar global.
Ia juga menyoroti Rumah Kemasan Provinsi yang masih belum berfungsi optimal.“Kami berharap fasilitas Rumah Kemasan bisa segera ditingkatkan fungsinya agar produk kita memenuhi tiga K yang diminta pasar ekspor yaitu kualitas, kuantitas, dan kontinuitas,” tandasnya.