Belajar jadi Sinterklas di Santa Claus Academy Tokyo

Kamis, 29 November 2012 14:01 WIB

Jakarta (ANTARA News) - Trik sulap dan menjawab pertanyaan dengan benar menjadi bagian dari cara menjadi Sinterklas di Jepang, setidaknya demikian yang diajarkan Santa Claus Academy di Tokyo yang melatih para siswa meniru St. Nicholas.

Akhir pekan ini, sebanyak 88 calon Sinterklas berkumpul di Distrik Roppongi, Tokyo, untuk mengikuti kursus singkat tentang bagaimana berperilaku sebagai "Santa-san," sebutan untuk kakek berjenggot putih dengan kostum merah itu di Jepang.

"Banyak anak yang sudah tidak percaya Sinterklas lagi. Jadi saya berkata kepada diri saya sendiri, 'mari menghadirkan Sinterklas kembali'," kata Masaki Azuma, sang kepala sekolah, kepada Reuters.

Azuma memulai sesi pagi hari dengan menanamkan pola pikir menjadi Sinterklas kepada murid-muridnya, seperti tidak membalas apapun kecuali yang ditujukan kepada "Santa-san".

Dia kemudian mengajarkan trik-trik sulap yang dia sebut sebagai pemecah kebekuan yang bagus untuk murid-murid yang pemalu.

Sisa waktu pelatihan digunakan untuk melatih para siswa menjawab beberapa pertanyaan sulit yang kerap diajukan anak-anak seperti "Aku tidak punya cerobong asap di rumah dan ada alarm pengaman juga, jadi bagaimana kau bisa mengantar kado ke rumahku?"

Jawaban akademi menjawab untuk pertanyaan itu adalah bahwa Sinterklas bekerja mengantar kado jadi ia pasti akan menemukan cara untuk melakukannya, dan tentu saja sistem pengamanan rumah pasti mengenali Sinterklas dan membiarkannya masuk.

Setelah pelatihan, para siswa yang mengenakan kostum Sinterklas berkeliling di jalanan sibuk Distrik Ometesando, melakukan high fives dengan orang-orang yang sedang berbelanja dan sekali-kali berfoto bersama.

"Kami tidak hanya menarik perhatian, kami juga bisa berinteraksi dan bersenang-senang," kata Kazuko Iida, relawan yang mengunjungi taman kanak-kanak dan panti jompo selama musim Natal.

Azuma, yang usianya hampir 70 tahun, bertekad melanjutkan sekolah yang dia anggap punya peran penting itu.

"Bahkan setelah waktu berlalu dan zaman berubah, Sinterklas adalah tokoh yang harus hidup di lubuk hati setiap orang," katanya.

Pewarta :
Editor : Ronny
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Masyarakat diminta lapor jika jadi korban intimidasi saat pilkada

4 jam lalu

Afrika Selatan ingin jadi tuan rumah Olimpiade 2036

7 jam lalu

Komitmen jadi kunci kebangkitan Manchester City

7 jam lalu

Indonesia siap jadi tuan rumah FIBA 3x3

25 November 2024 20:21 Wib

Dina Maulidah perempuan pertama jadi unsur pimpinan DPRD Murung Raya

25 November 2024 16:37 Wib
Terpopuler

Timnas futsal putri Indonesia lumat Myanmar

Olahraga - 20 November 2024 8:10 Wib

Ragnar Oratmangoen tekankan pentingnya konsistensi usai tekuk Saudi

Olahraga - 21 November 2024 5:31 Wib

Kedubes Arab Saudi kembali berangkatkan 50 WNI umrah gratis

Kabar Daerah - 21 November 2024 19:48 Wib

Disarpustaka Kapuas gencar sosialisasikan akreditasi perpustakaan sekolah

Kabar Daerah - 22 November 2024 15:47 Wib

Harga emas melonjak hingga capai Rp1,541 juta per gram

Bisnis - 23 November 2024 13:51 Wib