Jakarta
(ANTARA News) - Malaysia mendesak Myanmar mengambil langkah tegas untuk
mencegah kekerasan terhadap warga muslim dan membawa para perusuh ke
pengadilan.
Ribuan warga muslim Rohingya
meninggalkan Myanmar untuk menghindari kekerasan dan memburuknya kondisi
kehidupan yang diantaranya banyak lari ke Malaysia.
Kekerasan
antimuslim di Myanmar memuncak di negara bagian Rakhine tahun lalu dan
menyebar ke pusat negeri dan wilayah-wilayah dekat ibukota lama Myanmar,
Yangon.
"Myanmar harus menyelesaikan masalah
ini," kata Menteri Luar Negeri Malaysia Anifah Aman pada pertemuan para
menteri ASEAN) di Brunei. Ini langka ternyata satu negara ASEAN
mengintervensi masalah dalam negeri negara lainnya.
"Saya
paham ini rumit namun mereka mesti mengatasi masalah ini dengan cara
yang transparan sehingga kami bisa menyaksikan tindakan apa yang telah
diambil...Saya kira perusuh harus diadili sehingga kasus itu tidak lagi
terjadi."
Anifah mengaku mengutarakan ketidakpuasannya kepada rekannya dari Myanmar dalam mengatasi secara serius masalah itu.
Badan
pengungsi PBB mengungkapkan sekitar 28 ribu orang Rohingya terdaftar
pengungsi di Malaysia, namun jumlah pastinya bisa lebih dari itu.
Pemerintah
Myanmar dikabarkan tidak cukup tegas mengatasi kekerasan ini dan
mencegah meluasnya sentimen antimuslim di negeri itu.
Anifah
mengatakan Organisasi Konferensi Islam (OKI) telah menyuarakan
keprihatinan bahwa negara-negara ASEAN yang mayoritas penduduknya
beragama Islam tidak berbuat lebih di Myanmar.
Kantor
berita Bernama melaporkan Anifah telah meminta Myanmar mengizinkan
pengamat OKI mengunjungi negara itu dan bekerjasama penuh dengan OKI,
demikian Reuters.