Brasilia (ANTARA News) - Brazil menyatakan akan menyelidiki laporan-laporan yang menyebutkan AS telah memata-matai warga negaranya. Brazil juga menyeru didirikannya satu lembaga multilateral untuk mengatur internet global.
Ikrar ini disampaikan menyusul laporan harian O Globo Minggu waktu setempat lalu bahwa Dewan Keamanan Nasional AS (NSA) telah memata-matai kediaman dan perusahaan-perusahaan Brazil serta orang yang bepergian ke Brazil, berdasarkan dokumen intelijen yang dibocorkan mantan kontraktor NSA Edward Snowden.
Sebelumnya bocoran dokumen itu menyebutkan AS melakukan pemata-mataan besar-besaran di kantor-kantor Uni Eropa di Washington dan New York serta sejumlah negara Eropa seperti Jerman.
Pusat pengumumpulan data intelijen di Brasilia dioperasikan bersama setidaknya sampai 2002 oleh NSA dan CIA. "Saya sama sekali tak meragukan kebenaran laporan itu," kata Menteri Penerangan Paulo Bernardo seperti dikutip AFP.
"Kini dalam bentuk bagaimana informasi itu dibawa, dari mana dan kapan tepatnya, inilah yang mesti kami verifikasi," sambung dia.
Menteri Luar Negeri Antonio Patriota menyambut kesediaan Washington mendiskusikan masalah yang digambarkan luar biasa serius itu.
Sementara Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Jen Psaki membenarkan bahwa AS telah berbicara dengan para pejabat Brazil mengenai tuduhan ini.
Presiden Dilma Rousseff yang akan mengunjungi AS tahun ini mengaku sangat perihatin atas kasus ini, bahkan mungkin marah, kata Bernardo.
Menteri Telekomunikasi Brazil mengatakan bahwa Brazil berencana menggunakan kasus ini untuk mencari dukungan internasional bagi pembentukan sebuah badan multilateral untuk mengatur internet global.
"Kita memerlukan perubahan dalam kepengaturan internet. Ini tak bisa dikelola oleh satu entitas swasta AS ketika kita kemudian tahu bahwa entitas ini ternyata dikendalikan pemerintah AS," sambung dia.