Palangka Raya, 16/7 (Antara) - Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar memberi perahu dan panci kepada sejumlah mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Hindu se Indonesia di Palangka Raya, Selasa.
Perahu merupakan alat untuk menangkap ikan di sungai maupun laut sedangkan panci berfungsi mengolah hasil tangkapan tersebut agar dapat dimakan, kata Wamenag Nasaruddin.
"Melalui pemberian simbolis itu mahasiswa lebih kritis dan merubah anggapan bahwa ketika berpendidikan tinggi maka kesuksesan pasti diraih," tambah Nasaruddin saat membuka temu ilmiah PTAH Kementerian Agama Bimbingan masyarakat Hindu.
Dikatakan, upaya menyelesaikan studi di perguruan tinggi merupakan alat menuju kesuksesan. Untuk itu mahasiswa harapannya tidak hanya berpikir bagaimana mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya di perguruan tinggi, melainkan ada upaya berdinamika dengan masyarakat.
Menurut dia, perguruan tinggi idealnya satu nafas dan denyut jantung dengan masyarakat sekitar bahkan menjadi juru bicara. Sebab tidak semua nilai valid akademi bisa diterima dalam kehidupan.
"Ada nilai akademik yang tidak bisa diterima di tengah-tengah masyarakat. Peran mahasiswa mencari dan meramu agar nilai akademi bermanfaat bagi kemajuan masyarakat di Indonesia," kata dia.
Melalui temu karya ilmiah PTAH itu Nasaruddin berharap agar para mahasiswa mampu meningkatkan toleransi antarumat beragama yang ada di Indonesia.
Dia mengatakan, perguruan tinggi juga harus menyadari pola pikir masyarakat dimasa sekarang ini yang beranggapan bahwa ajaran agama berorientasi pada leluhur sedangkan lingkungan bertingkah layaknya hidup seribu tahun.
"Perguruan tinggi agama harus menyadari persoalan tersebut dan dapat mengukur serta mencari jalan keluarnya. Mari melihat secara keseluruhan di tengah-tengah masyarakat agar jalan keluar tersebut bisa dicapai," katanya.
(T.KR-JWM/B/S019/S019)
Perahu merupakan alat untuk menangkap ikan di sungai maupun laut sedangkan panci berfungsi mengolah hasil tangkapan tersebut agar dapat dimakan, kata Wamenag Nasaruddin.
"Melalui pemberian simbolis itu mahasiswa lebih kritis dan merubah anggapan bahwa ketika berpendidikan tinggi maka kesuksesan pasti diraih," tambah Nasaruddin saat membuka temu ilmiah PTAH Kementerian Agama Bimbingan masyarakat Hindu.
Dikatakan, upaya menyelesaikan studi di perguruan tinggi merupakan alat menuju kesuksesan. Untuk itu mahasiswa harapannya tidak hanya berpikir bagaimana mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya di perguruan tinggi, melainkan ada upaya berdinamika dengan masyarakat.
Menurut dia, perguruan tinggi idealnya satu nafas dan denyut jantung dengan masyarakat sekitar bahkan menjadi juru bicara. Sebab tidak semua nilai valid akademi bisa diterima dalam kehidupan.
"Ada nilai akademik yang tidak bisa diterima di tengah-tengah masyarakat. Peran mahasiswa mencari dan meramu agar nilai akademi bermanfaat bagi kemajuan masyarakat di Indonesia," kata dia.
Melalui temu karya ilmiah PTAH itu Nasaruddin berharap agar para mahasiswa mampu meningkatkan toleransi antarumat beragama yang ada di Indonesia.
Dia mengatakan, perguruan tinggi juga harus menyadari pola pikir masyarakat dimasa sekarang ini yang beranggapan bahwa ajaran agama berorientasi pada leluhur sedangkan lingkungan bertingkah layaknya hidup seribu tahun.
"Perguruan tinggi agama harus menyadari persoalan tersebut dan dapat mengukur serta mencari jalan keluarnya. Mari melihat secara keseluruhan di tengah-tengah masyarakat agar jalan keluar tersebut bisa dicapai," katanya.
(T.KR-JWM/B/S019/S019)