Jakarta (ANTARA News) - Restoran masa kini berevolusi mengikuti perkembangan gaya hidup masyarakat perkotaan.
Food blogger Ellyna Tjohnardi mengamini hal itu. Restoran, ujarnya, punya fungsi yang beragam, tidak hanya sebagai tempat makan, tetapi juga untuk berkumpul dengan teman atau tempat rapat.
"Apalagi masyarakat perkotaan tingkat stresnya tinggi, jadi butuh pelampiasan," ujar Ellyna di acara Bank ANZ, Jakarta, Kamis.
Dia menambahkan, banyak orang yang "memindahkan" lokasi kerja ke luar kantor agar suasananya tidak membosankan.
"Meeting, seminar, atau workshop banyak dilakukan di restoran," jelasnya.
Meningkatnya kebutuhan restoran multifungsi tersebut menumbuhkan kawasan kuliner seperti Kemang, Senopati, dan Kelapa Gading yang dipenuhi banyak restoran dan kafe. Sebagai konsumen, kawasan kuliner semakin memudahkan karena menyediakan banyak pilihan tempat.
Namun, ini menjadi tantangan bagi para pemilik bisnis kuliner yang harus bersaing ketat.
"Selama restoran punya unique selling point dan konsistensi menu, pelayanan, dan harga yang.sesuai, otomatis restoran itu akan menarik crowd," tutur pemilik blog culinarybonanza.blogspot.com itu.
Menawarkan sesuatu yang berbeda menjadi salah satu strategi bersaing bagi Denny Kumala pemilik Illuminare Ristorante e Bar, restoran Italia di kawasan Senopati.
"Di daerah ini sudah ada restoran Korea dan Indonesia, tapi Italia belum ada," katanya.
Selain itu, dia juga berkomitmen untuk melarang pemakaian bumbu penyedap MSG dalam setiap hidangan di restoran yang dibuka sejak tahun lalu.
"Kami berkomitmen tidak memakai msg, penyedap rasa untuk menjaga kualitas makanan," imbuhnya.