Brasilia, Distrik
Federal (ANTARA News) - Para pemimpin Brazil dan Bolivia dijadwalkan
bertemu pada Jumat untuk membahas masalah politisi buronan Bolivia yang
berhasil keluar dari La Paz dan menyeberangi perbatasan sehingga
menimbulkan ketegangan diplomatik.
Senator Roger Pinto kabur ke Brazil pada Jumat lalu, setelah tinggal selama 15 bulan di kedutaan besar Brazil di La Paz.
Pinto dikawal oleh marinir Brazil namun tanpa perlindungan resmi. Kaburnya Pinto itu membuat marah pihak-pihak berwenang Bolivia.
Pinto telah mengajukan permintaan suaka di Kedutaan Besar Brazil setelah dijatuhi hukuman penjara satu tahun karena kasus korupsi, yang dikatakannya merupakan tuduhan yang bermuatan motivasi politik karena ia telah melancarkan tuduhan bahwa para pejabat Bolivia memiliki ikatan dengan para pedagang obat-obatan terlarang.
Presiden Bolivia Evo Morales dan Presiden Brazil Dilma Rousseff telah melakukan pembicaraan singkat dan "ramah" melalui telepon.
Dalam pembicaraan itu, Morales meminta agar Pinto dikembalikan kepada Bolivia, demikian dilaporkan Agencia Brasil, Kamis.
Kedua pemimpin itu telah menjadwalkan diri untuk mengadakan pertemuan di Suriname pada hari Jumat di sela-sela konferensi tingkat tinggi Persatuan Negara-Negara Amerika Selatan.
Pinto meninggalkan kedutaan Brazil dengan bantuan duta besar sementara Eduardo Saboia, yang mengirimkanya ke perbatasan melalui perjalan darat selama 22 jam. Di dalam mobil yang membawanya ke perbatasan, Pinto mengenakan rompi antipeluru.
Menteri Luar Negeri Brazil Antonio Patriota kemudian mengundurkan diri karena kasus yang digambarkan Rousseff sebagai masalah "serius".
Pada Rabu, Morales mengatakan Pinto harus dikembalikan ke Bolivia untuk menghadapi tuntutan hukum.
Para jaksa penuntut Bolivia pada Kamis mengatakan mereka telah meminta organisasi polisi internasional, Interpol, untuk membantu menangkap dan mengekstradisi Pinto.
Ricardo Ferraco, yang merupakan ketua komite hubungan luar negeri Senat Brazil, mengatakan pada hari Kamis bahwa Pinto tidak bisa dideportasi karena permohonan suakanya masih belum diputuskan.
"Ia tidak dapat dideportasi pada saat ini karena ia masih berada di wilayah hukum National Council of Refugees," katanya kepada para wartawan asing.
Ferraco membantu menyediakan pesawat yang menerbangkan Pinto dari Corumba di negara bagian baratdaya Mato Grosso do Sul ke Brasilia.
Senator Roger Pinto kabur ke Brazil pada Jumat lalu, setelah tinggal selama 15 bulan di kedutaan besar Brazil di La Paz.
Pinto dikawal oleh marinir Brazil namun tanpa perlindungan resmi. Kaburnya Pinto itu membuat marah pihak-pihak berwenang Bolivia.
Pinto telah mengajukan permintaan suaka di Kedutaan Besar Brazil setelah dijatuhi hukuman penjara satu tahun karena kasus korupsi, yang dikatakannya merupakan tuduhan yang bermuatan motivasi politik karena ia telah melancarkan tuduhan bahwa para pejabat Bolivia memiliki ikatan dengan para pedagang obat-obatan terlarang.
Presiden Bolivia Evo Morales dan Presiden Brazil Dilma Rousseff telah melakukan pembicaraan singkat dan "ramah" melalui telepon.
Dalam pembicaraan itu, Morales meminta agar Pinto dikembalikan kepada Bolivia, demikian dilaporkan Agencia Brasil, Kamis.
Kedua pemimpin itu telah menjadwalkan diri untuk mengadakan pertemuan di Suriname pada hari Jumat di sela-sela konferensi tingkat tinggi Persatuan Negara-Negara Amerika Selatan.
Pinto meninggalkan kedutaan Brazil dengan bantuan duta besar sementara Eduardo Saboia, yang mengirimkanya ke perbatasan melalui perjalan darat selama 22 jam. Di dalam mobil yang membawanya ke perbatasan, Pinto mengenakan rompi antipeluru.
Menteri Luar Negeri Brazil Antonio Patriota kemudian mengundurkan diri karena kasus yang digambarkan Rousseff sebagai masalah "serius".
Pada Rabu, Morales mengatakan Pinto harus dikembalikan ke Bolivia untuk menghadapi tuntutan hukum.
Para jaksa penuntut Bolivia pada Kamis mengatakan mereka telah meminta organisasi polisi internasional, Interpol, untuk membantu menangkap dan mengekstradisi Pinto.
Ricardo Ferraco, yang merupakan ketua komite hubungan luar negeri Senat Brazil, mengatakan pada hari Kamis bahwa Pinto tidak bisa dideportasi karena permohonan suakanya masih belum diputuskan.
"Ia tidak dapat dideportasi pada saat ini karena ia masih berada di wilayah hukum National Council of Refugees," katanya kepada para wartawan asing.
Ferraco membantu menyediakan pesawat yang menerbangkan Pinto dari Corumba di negara bagian baratdaya Mato Grosso do Sul ke Brasilia.