La Paz (ANTARA
News) - Presiden Bolivia Evo Morales, Minggu (1/9), mempertanyakan
alasan Amerika Serikat bagi serangan militer terhadap Suriah, dan
mengatakan akses ke minyak atau kendali regional Timur Tengah mungkin
menjadi alasan sesungguhnya.
Presiden AS Barack Obama mengatakan satu serangan militer "terbatas" yang diusulkan bertujuan "mencegah penggunaan lebih lanjut senjata kimia oleh Pemerintah Suriah" terhadap gerilyawan oposisi, tuduhan yang telah dibantah oleh Damaskus.
"Di balik retorika kemanusiaan ini terletak kepentingan Pemerintah Amerika Serikat bagi minyak atau kendali geopolitik," kata Morales dalam satu acara terbuka di Ibu Kota Bolivia, La Paz, untuk memperingati Hari Pengendara Sepeda dan Pejalan Kaki Nasional.
Washington dikendalikan oleh rasa haus akan sumber daya alam, seperti kondisinya 10 tahun lalu, ketika AS menyerbu Irak --yang minyaknya kini berada di bawah kekuasaan Amerika Serikat, kata Morales.
Morales, yang menyatakan Barat memiliki sejarah tindakan campur tangan serupa, mengatakan "kekaisaran" itu pertama kali memecah dunia pada 1494, ketika para penjelajah Eropa merampas Benua Amerika.
Pada 1886, beberapa negara Barat kembali keluar untuk membagi kekayaan dunia di antara diri mereka, saat itu dengan menyerbu Afrika.
"Pada 1916, Prancis dan Inggris membagi Timur Tengah di antara mereka sendiri. Prancis mengambil Suriah dan beberapa negara tetangganya, sedangkan Inggris menguasai negara lain," kata Morales.
Kepala Negara Bolivia itu mengecam berlanjutnya kehadiran pemerintah yang mengancam perang atau campur tangan militer seakan-akan dunia adalah harta benda mereka.
Morales menyeru semua negara untuk berkaca pada kehancuran yang ditimbulkan oleh aksi militer, dan mempertanyakan keabsahan campur tangan militer di negara merdeka.
Presiden AS Barack Obama mengatakan satu serangan militer "terbatas" yang diusulkan bertujuan "mencegah penggunaan lebih lanjut senjata kimia oleh Pemerintah Suriah" terhadap gerilyawan oposisi, tuduhan yang telah dibantah oleh Damaskus.
"Di balik retorika kemanusiaan ini terletak kepentingan Pemerintah Amerika Serikat bagi minyak atau kendali geopolitik," kata Morales dalam satu acara terbuka di Ibu Kota Bolivia, La Paz, untuk memperingati Hari Pengendara Sepeda dan Pejalan Kaki Nasional.
Washington dikendalikan oleh rasa haus akan sumber daya alam, seperti kondisinya 10 tahun lalu, ketika AS menyerbu Irak --yang minyaknya kini berada di bawah kekuasaan Amerika Serikat, kata Morales.
Morales, yang menyatakan Barat memiliki sejarah tindakan campur tangan serupa, mengatakan "kekaisaran" itu pertama kali memecah dunia pada 1494, ketika para penjelajah Eropa merampas Benua Amerika.
Pada 1886, beberapa negara Barat kembali keluar untuk membagi kekayaan dunia di antara diri mereka, saat itu dengan menyerbu Afrika.
"Pada 1916, Prancis dan Inggris membagi Timur Tengah di antara mereka sendiri. Prancis mengambil Suriah dan beberapa negara tetangganya, sedangkan Inggris menguasai negara lain," kata Morales.
Kepala Negara Bolivia itu mengecam berlanjutnya kehadiran pemerintah yang mengancam perang atau campur tangan militer seakan-akan dunia adalah harta benda mereka.
Morales menyeru semua negara untuk berkaca pada kehancuran yang ditimbulkan oleh aksi militer, dan mempertanyakan keabsahan campur tangan militer di negara merdeka.