Sydney (ANTARA News) - Penyiar radio Ray Haldey mengaku telah berbicara
melalui telepon dengan salah seorang sandera yang disandera di Kafe
Lindt Chocolat di Martin Place, Sydney.
Hadley mengaku bahwa sandera pria ini luar bisa tenang saat memberikan keterangan atas perintah si pria bersenjata, lewat telepon.
Hadley mengaku dapat mendengarkan pria bersenjata itu berbicara di belakang sandera selama perbincangan dengan sandera pria tersebut. (Baca : Australia gelar rapat Komite Keamanan Nasional menyusul aksi penyanderaan)
Sang pria bersenjata meminta sandera berbicara dalam siaran langsung lewat radio, namun Hadley menolak permintaan itu.
"Saya tak mau membiarkan hal itu terjadi," kata Hadley kepada para pendengar radio tersebut.
"Saya bilang pada sandera bahwa bukan keinginan atau urusan saya membiarkan hal itu terjadi karena saya bukan negosiator, saya tak punya keahlian dalam soal itu, ada orang yang akan berbicara baik kepada sandera maupun orang yang menyandera, dan mereka akan tahu apa yang dilakukan," papar dia seperti dikutip Sydney Morning Herald. (Baca : Australia dan Sydney gempar, panik di mana-mana)
Hadley mengaku bahwa pria bersenjata itu mengungkapkan ada orang lain yang terlibat dalam penyanderaan.
Hadely mengaku diperintahkan untuk menelepon kembali dalam jangka waktu 10 menit.
"Mereka bicara soal kata kunci (password) yang akan mereka berikan kepada saya dalam 10 menit. Saya tak tahu apa maksudnya," kata Hadley lagi.
Hadley mengaku bahwa sandera pria ini luar bisa tenang saat memberikan keterangan atas perintah si pria bersenjata, lewat telepon.
Hadley mengaku dapat mendengarkan pria bersenjata itu berbicara di belakang sandera selama perbincangan dengan sandera pria tersebut. (Baca : Australia gelar rapat Komite Keamanan Nasional menyusul aksi penyanderaan)
Sang pria bersenjata meminta sandera berbicara dalam siaran langsung lewat radio, namun Hadley menolak permintaan itu.
"Saya tak mau membiarkan hal itu terjadi," kata Hadley kepada para pendengar radio tersebut.
"Saya bilang pada sandera bahwa bukan keinginan atau urusan saya membiarkan hal itu terjadi karena saya bukan negosiator, saya tak punya keahlian dalam soal itu, ada orang yang akan berbicara baik kepada sandera maupun orang yang menyandera, dan mereka akan tahu apa yang dilakukan," papar dia seperti dikutip Sydney Morning Herald. (Baca : Australia dan Sydney gempar, panik di mana-mana)
Hadley mengaku bahwa pria bersenjata itu mengungkapkan ada orang lain yang terlibat dalam penyanderaan.
Hadely mengaku diperintahkan untuk menelepon kembali dalam jangka waktu 10 menit.
"Mereka bicara soal kata kunci (password) yang akan mereka berikan kepada saya dalam 10 menit. Saya tak tahu apa maksudnya," kata Hadley lagi.