"Saya mengatakan ini dengan sangat jelas: Hamas punya pilihan. Mereka bisa menyerah, melepaskan sandera, dan dengan begitu warga Gaza bisa merayakan libur bulan suci Ramadhan," kata Gantz dalam sebuah konferensi di Yerusalem pada Minggu (18/2).
Tentara Israel berencana melancarkan serangan darat di Rafah, yang ditinggali lebih dari 1,4 juta penduduk yang mencari perlindungan dari perang.
Tujuan Israel menyerang Rafah adalah untuk mengalahkan batalion Hamas yang tersisa di kota perbatasan Jalur Gaza dan Mesir itu.
Gantz yang merupakan mantan menteri pertahanan Israel, mengatakan bahwa invasi Israel di Rafah akan dilakukan melalui koordinasi dengan Amerika dan Mesir, guna meminimalkan jatuhnya korban sipil.
Baca juga: Joe Biden : Tanpa perlindungan warga sipil, Israel tidak boleh serang Rafah
"Dunia harus tahu, dan para pemimpin Hamas harus tahu--jika pada Ramadhan warga kami yang disandera tidak pulang ke rumah, maka pertempuran akan diperluas ke wilayah Rafah," ujarnya, seperti dilaporkan surat kabar The Times of Israel.
Ramadhan, bulan paling suci dalam kalender Islam, diperkirakan akan dimulai pada 10 Maret 2024.
Hamas diyakini menyandera lebih dari 130 warga Israel setelah serangan lintas batas, yang menurut Tel Aviv menewaskan hampir 1.200 orang pada 7 Oktober 2023.
Akibat serangan balasan yang dilancarkan Israel ke Gaza sejak 7 Oktober, jutaan warga Palestina menyelamatkan diri ke Rafah.
Serangan Israel menyebabkan hampir 29.000 korban tewas dan memicu 85 persen populasi Gaza mengungsi ke lokasi yang dianggap lebih aman, di tengah kurangnya pangan, air bersih, dan obat-obatan--menurut data PBB.
Baca juga: UNRWA : Serangan militer di Rafah adalah 'sebuah resep bencana'
Sumber: Anadolu
Baca juga: Israel sebut target militer selanjutnya di Jalur Gaza adalah Rafah
Baca juga: Wakil Menlu Iran Serukan Pembukaan Kembali Penyeberangan Rafah