Jakarta (Antara Kalteng) - Program pemerintah untuk membangun dan merevitalisasi 5.000 pasar rakyat yang ditargetkan rampung pada periode 2015-2019 siap dimulai, dan berdasarkan rencana Kementerian Perdagangan revitalisasi itu tiap tahunnya sebanyak 1.000 unit.
"Saat ini persiapan untuk membangun pasar, APBN baru saja turun. Kami siapkan untuk membangun pasar baru dan merevitalisasi pasar lainnya," kata Menteri Perdagangan Rachmat Gobel dalam acara Dialog Senator untuk Rakyat di Jakarta, Minggu.
Rachmat mengatakan pembangunan 5.000 pasar rakyat dalam kurun waktu lima tahun tersebut merupakan komitmen pemerintah yang peduli pada ekonomi kerakyatan dan pembangunan tersebut bukan hanya meliputi fisik pasar saja akan tetapi juga pembangunan manajemen pasar.
"Lima ribu pasar tersebut, bukan hanya bangunan saja yang akan kita bangun, bukan hanya merapikan pasar yang tidak layak, tapi juga dari sisi managemen," kata Rachmat.
Menurut Rachmat, pembangunan pasar tersebut harus memiliki tujuan masing-masing, apakah untuk tujuan peningkatan ekonomi dan lainnya, jangan sampai setelah pasar dibangun tidak ada pedagang yang menempati karena sepinya pembeli.
Sementara itu, Sekretaris Direktorat Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Jimmy Bella, mengatakan bahwa anggaran Kementerian Perdagangan kurang lebih sebesar Rp2 trilun yang akan dialokasikan untuk pembangunan, revitalisasi bangunan dan juga menagemen.
"Untuk pasar sebesar Rp2 trilun pada 2015, termasuk pembangunan dan revitalisasi serta managemen," kata Jimmy.
Jimmy menjelaskan, alokasi dana tersebut meliputi pembangunan pasar baru dan juga revitalisasi fisik pasar yang dilakukan apabila kerusakan fisik pasar rakyat tersebut mencapai 60 persen dan sudah berusia lebih dari 25 tahun.
Selain itu, lanjut Jimmy, juga akan ada program pembangunan pasar di wilayah perbatasan seperti di wilayah Nusa tenggara Timur, Papua, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Barat dimana sumber dananya berasal dari Tugas Perbantuan dan Dana Alokasi Khusus.
"Ada lokasi pasar yang baru terutama untuk daerah perbatasan, jumlahnya di tiap daerah kurang lebih dua unit pasar. Ada lokasi prioritas dimana yang harus dibangun," kata Jimmy.
Terhitung mulai tahun 2011 hingga 2014 lalu, sebanyak 497 pasar sudah direvitalisasi dan memakan biaya kurang lebih sebesar Rp2,1 triliun, dimana sebanyak 53 pasar rakyat diantaranya merupakan program percontohan.
Pada tahun 2015, ditargetkan revitalisasi pasar sebanyak 1.000 unit yang bersumber dari dana perbantuan dan dana alokasi khusus, dimana pada tugas pembantuan reguler sebanyak 25 pasar dengan total biaya Rp207,5 miliar, dan optimalisasi untuk 12 pasar dengan biaya Rp100 miliar.
Sementara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P), tugas pembantuan reguler untuk 141 pasar rakyat dengann total biaya mencapai Rp1,036 triliun, dan refocusing untuk tiga pasar dengan dana Rp18,5 miliar.
Untuk dana alokasi khusus (DAK), untuk reguler sebanyak 523 pasar dengan total biaya Rp690 miliar, dan tambahan untuk 230 pasar dengan total biaya Rp 256 miliar. Dengan demikian, total pembangunan pasar dari tugas pembantuan dan DAK mencapai Rp2,30 triliun untuk 953 pasar.
Sementara dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, menyediakan dana untuk pasar tipe C dan D bagi 65 pasar sebesar Rp78 miliar, sehingga total untuk pembangunan 1.000 pasar pada tahun 2015 mencapai Rp2,386 triliun.
"Saat ini persiapan untuk membangun pasar, APBN baru saja turun. Kami siapkan untuk membangun pasar baru dan merevitalisasi pasar lainnya," kata Menteri Perdagangan Rachmat Gobel dalam acara Dialog Senator untuk Rakyat di Jakarta, Minggu.
Rachmat mengatakan pembangunan 5.000 pasar rakyat dalam kurun waktu lima tahun tersebut merupakan komitmen pemerintah yang peduli pada ekonomi kerakyatan dan pembangunan tersebut bukan hanya meliputi fisik pasar saja akan tetapi juga pembangunan manajemen pasar.
"Lima ribu pasar tersebut, bukan hanya bangunan saja yang akan kita bangun, bukan hanya merapikan pasar yang tidak layak, tapi juga dari sisi managemen," kata Rachmat.
Menurut Rachmat, pembangunan pasar tersebut harus memiliki tujuan masing-masing, apakah untuk tujuan peningkatan ekonomi dan lainnya, jangan sampai setelah pasar dibangun tidak ada pedagang yang menempati karena sepinya pembeli.
Sementara itu, Sekretaris Direktorat Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Jimmy Bella, mengatakan bahwa anggaran Kementerian Perdagangan kurang lebih sebesar Rp2 trilun yang akan dialokasikan untuk pembangunan, revitalisasi bangunan dan juga menagemen.
"Untuk pasar sebesar Rp2 trilun pada 2015, termasuk pembangunan dan revitalisasi serta managemen," kata Jimmy.
Jimmy menjelaskan, alokasi dana tersebut meliputi pembangunan pasar baru dan juga revitalisasi fisik pasar yang dilakukan apabila kerusakan fisik pasar rakyat tersebut mencapai 60 persen dan sudah berusia lebih dari 25 tahun.
Selain itu, lanjut Jimmy, juga akan ada program pembangunan pasar di wilayah perbatasan seperti di wilayah Nusa tenggara Timur, Papua, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Barat dimana sumber dananya berasal dari Tugas Perbantuan dan Dana Alokasi Khusus.
"Ada lokasi pasar yang baru terutama untuk daerah perbatasan, jumlahnya di tiap daerah kurang lebih dua unit pasar. Ada lokasi prioritas dimana yang harus dibangun," kata Jimmy.
Terhitung mulai tahun 2011 hingga 2014 lalu, sebanyak 497 pasar sudah direvitalisasi dan memakan biaya kurang lebih sebesar Rp2,1 triliun, dimana sebanyak 53 pasar rakyat diantaranya merupakan program percontohan.
Pada tahun 2015, ditargetkan revitalisasi pasar sebanyak 1.000 unit yang bersumber dari dana perbantuan dan dana alokasi khusus, dimana pada tugas pembantuan reguler sebanyak 25 pasar dengan total biaya Rp207,5 miliar, dan optimalisasi untuk 12 pasar dengan biaya Rp100 miliar.
Sementara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P), tugas pembantuan reguler untuk 141 pasar rakyat dengann total biaya mencapai Rp1,036 triliun, dan refocusing untuk tiga pasar dengan dana Rp18,5 miliar.
Untuk dana alokasi khusus (DAK), untuk reguler sebanyak 523 pasar dengan total biaya Rp690 miliar, dan tambahan untuk 230 pasar dengan total biaya Rp 256 miliar. Dengan demikian, total pembangunan pasar dari tugas pembantuan dan DAK mencapai Rp2,30 triliun untuk 953 pasar.
Sementara dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, menyediakan dana untuk pasar tipe C dan D bagi 65 pasar sebesar Rp78 miliar, sehingga total untuk pembangunan 1.000 pasar pada tahun 2015 mencapai Rp2,386 triliun.