Sampit (Antara Kalteng) - Kebakaran lahan di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, cukup parah terjadi di Kecamatan Teluk Sampit dan Pulau Hanaut yang posisinya berada di kawasan selatan.
"Sebelumnya kebakaran banyak di Cempaga sekitarnya, tapi saat ini beralih ke Kecamatan Teluk Sampit dan Pulau Hanaut. Kami akan mengerahkan prajurit, mungkin diinapkan karena jaraknya jauh kalau bolak-balik ke Sampit. Kami hanya minta dibantu disiapkan lokasi untuk anggota kami membangun tenda," kata Komandan Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan Kotawaringin Timur yang juga Komandan Kodim 1015 Sampit, Letkol Kav Enda M Harahap saat rapat evaluasi di Sampit, Jumat.
Kebakaran lahan yang terjadi saat ini cukup menguras energi tim gabungan. Sebagian besar kebakaran lahan kini terjadi lokasi-lokasi yang jauh dari badan jalan dan sulit dijangkau sehingga hanya bisa mengandalkan mesin pemadam jinjing yang dibawa dengan berjalan kaki, bahkan hingga lebih dari satu kilometer.
Kondisi angin yang bertiup dari Barat Daya, membuat asap kebakaran lahan malah mengarah ke Sampit sehingga asap di kawasan dalam kota sangat pekat. Potensi hujan juga sangat kecil, sedangkan hujan deras pada 12 Oktober lalu merupakan hujan buatan dengan penaburan garam untuk pembentukan awan.
Sekretaris Daerah Kotawaringin Timur, Putu Sudarsana menegaskan, masa tanggap darurat akan dilaksanakan hingga 15 November nanti. Selanjutnya akan dievaluasi perkembangannya sebelum diambil kebijakan selanjutnya.
"Penanggulangan kebakaran lahan akan terus kita lakukan. Kendala yang ada akan kita carikan solusinya, yang penting penanganan di lapangan bisa berjalan maksimal seperti yang kita harapkan," kata Putu.
Sementara itu, pihak Kecamatan Teluk Sampit dan Pulau Hanaut menyatakan siap memfasilitasi tim gabungan untuk memadamkan kebakaran lahan di kecamatan mereka. Pihak kecamatan akan membantu semaksimal mungkin.
"Kebakaran yang terjadi saat ini lokasinya jauh sehingga kami kesulitan menjangkaunya. Kecamatan kami sebenarnya punya dua mesin pompa air, tapi itu tidak bisa dipakai karena tidak ada air akibat kekeringan," kata Camat Teluk Sampit, Samsurijal.
Kecamatan Teluk Sampit dan Pulau Hanaut sudah dilanda kekeringan dan krisis air bersih sejak tiga bulan terakhir. Masyarakat kini tidak hanya dihadapkan pada kesulitan air bersih, tetapi juga kebakaran lahan. Namun dua kecamatan ini tidak dilanda kabut asap parah karena lokasinya dekat dengan laut sehingga konsentrasi asap kurang akibat ditiup angin.
"Sebelumnya kebakaran banyak di Cempaga sekitarnya, tapi saat ini beralih ke Kecamatan Teluk Sampit dan Pulau Hanaut. Kami akan mengerahkan prajurit, mungkin diinapkan karena jaraknya jauh kalau bolak-balik ke Sampit. Kami hanya minta dibantu disiapkan lokasi untuk anggota kami membangun tenda," kata Komandan Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan Kotawaringin Timur yang juga Komandan Kodim 1015 Sampit, Letkol Kav Enda M Harahap saat rapat evaluasi di Sampit, Jumat.
Kebakaran lahan yang terjadi saat ini cukup menguras energi tim gabungan. Sebagian besar kebakaran lahan kini terjadi lokasi-lokasi yang jauh dari badan jalan dan sulit dijangkau sehingga hanya bisa mengandalkan mesin pemadam jinjing yang dibawa dengan berjalan kaki, bahkan hingga lebih dari satu kilometer.
Kondisi angin yang bertiup dari Barat Daya, membuat asap kebakaran lahan malah mengarah ke Sampit sehingga asap di kawasan dalam kota sangat pekat. Potensi hujan juga sangat kecil, sedangkan hujan deras pada 12 Oktober lalu merupakan hujan buatan dengan penaburan garam untuk pembentukan awan.
Sekretaris Daerah Kotawaringin Timur, Putu Sudarsana menegaskan, masa tanggap darurat akan dilaksanakan hingga 15 November nanti. Selanjutnya akan dievaluasi perkembangannya sebelum diambil kebijakan selanjutnya.
"Penanggulangan kebakaran lahan akan terus kita lakukan. Kendala yang ada akan kita carikan solusinya, yang penting penanganan di lapangan bisa berjalan maksimal seperti yang kita harapkan," kata Putu.
Sementara itu, pihak Kecamatan Teluk Sampit dan Pulau Hanaut menyatakan siap memfasilitasi tim gabungan untuk memadamkan kebakaran lahan di kecamatan mereka. Pihak kecamatan akan membantu semaksimal mungkin.
"Kebakaran yang terjadi saat ini lokasinya jauh sehingga kami kesulitan menjangkaunya. Kecamatan kami sebenarnya punya dua mesin pompa air, tapi itu tidak bisa dipakai karena tidak ada air akibat kekeringan," kata Camat Teluk Sampit, Samsurijal.
Kecamatan Teluk Sampit dan Pulau Hanaut sudah dilanda kekeringan dan krisis air bersih sejak tiga bulan terakhir. Masyarakat kini tidak hanya dihadapkan pada kesulitan air bersih, tetapi juga kebakaran lahan. Namun dua kecamatan ini tidak dilanda kabut asap parah karena lokasinya dekat dengan laut sehingga konsentrasi asap kurang akibat ditiup angin.