Jakarta (Antara Kalteng) - Pengamat musik Bens Leo mengatakan bahwa sahabatnya, Eddy Silitonga, tidak pernah mengeluh sakit sebelum menjalani perawatan intensif di rumah sakit dan kemudian meninggal dunia.
"Bang Eddy ini orangnya tidak pernah mengeluh sakit, saya mendengar dia sakit dari orang lain," kata Bens di Rumah Duka Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, Jakarta, Kamis.
"Berarti kesimpulannya dia tidak mau merepotkan orang lain, tapi justru seharusnya di memberi tahu teman-temannya supaya bisa membantu," tambah dia.
Bens mengaku sempat menjenguk Eddy di rumah sakit.
"Waktu saya sapa dan membisikkan kata-kata, reaksi pertama menangis, melihat hal ini empat dokter spesialis mengatakan itu bukti sudah bisa siuman," katanya.
Namun dia baru mendengar kabar tentang kematian Eddy ketika mendapat telepon dari kawan-kawan wartawannya.
"Karena istri saya kebetulan dokter di Fatmawati, lalu memastikannya," tambah dia.
Sementara Anton Silitonga mengatakan semula kakaknya dibawa ke Rumah Sakit Fatmawati untuk menjalani perawatan karena gula darahnya turun drastis.
"Penyebabnya di awal sekali dilarikan ke rumah sakit karena gula darah drop, kemudian mulai cadel, sehingga anak-anak terkejut, lantas disarankan ke rumah sakit," ujar dia.
Kondisi Eddy Silitonga, menurut dia, sempat membaik.
"Sudah bisa menggerakkan tangan," kata Anton.
Dia mengaku seperti mendapat firasat sebelum kepergian kakak kandungnya. "Saya mendengar burung dengan suara aneh, mata saya kedip-kedip".
"Bang Eddy ini orangnya tidak pernah mengeluh sakit, saya mendengar dia sakit dari orang lain," kata Bens di Rumah Duka Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, Jakarta, Kamis.
"Berarti kesimpulannya dia tidak mau merepotkan orang lain, tapi justru seharusnya di memberi tahu teman-temannya supaya bisa membantu," tambah dia.
Bens mengaku sempat menjenguk Eddy di rumah sakit.
"Waktu saya sapa dan membisikkan kata-kata, reaksi pertama menangis, melihat hal ini empat dokter spesialis mengatakan itu bukti sudah bisa siuman," katanya.
Namun dia baru mendengar kabar tentang kematian Eddy ketika mendapat telepon dari kawan-kawan wartawannya.
"Karena istri saya kebetulan dokter di Fatmawati, lalu memastikannya," tambah dia.
Sementara Anton Silitonga mengatakan semula kakaknya dibawa ke Rumah Sakit Fatmawati untuk menjalani perawatan karena gula darahnya turun drastis.
"Penyebabnya di awal sekali dilarikan ke rumah sakit karena gula darah drop, kemudian mulai cadel, sehingga anak-anak terkejut, lantas disarankan ke rumah sakit," ujar dia.
Kondisi Eddy Silitonga, menurut dia, sempat membaik.
"Sudah bisa menggerakkan tangan," kata Anton.
Dia mengaku seperti mendapat firasat sebelum kepergian kakak kandungnya. "Saya mendengar burung dengan suara aneh, mata saya kedip-kedip".