Kuala Pembuang (Antara Kalteng) - Kerusakan bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro di Kecamatan Suling Tambun, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah mulai diperbaiki, kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Pieter Nantinya di Kuala Pembuang, Kamis.
"Sudah ada tim khusus yang turun ke lapangan untuk menangani kerusakan mesin pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) Suling Tambun, katanya.
Ia mengatakan, tim khusus yang turunkan untuk memperbaiki PLTMH terbesar di Kalteng itu merupakan tim yang berasal dari pemerintah pusat dan dibantu oleh sejumlah tenaga teknis dari daerah Seruyan.
"PLTMH Suling Tambun masih milik pemerintah pusat dan belum diserahterimakan kepada pemerintah daerah sehingga biaya perbaikannya ditanggung oleh pemerintah pusat, dan kita hanya memberitahukan saja, untuk pelaksanaannya tetap dari pemerintah pusat," katanya.
Ia menjelaskan, PLTMH Suling Tambun yang terletak di Desa Tumbang Langkai mengalami kerusakan pada tapi siring bendungan penampungan air yang digunakan untuk mengalirkan air ke pipa menuju turbin utama, terdapat saluran kecil yang membuat aliran air ke penampungan menjadi terganggu.
"Sehingga ketika hujan dan debit air meningkat, saluran tersebut melebar dan membuat tepi bendungan PLTMH jebol karena tidak dapat menahan debit air yang melimpah," katanya.
Menurutnya, kerusakan PLTMH yang mulai beroperasi pada awal tahun 2016 lalu sebenarnya tidak terlalu parah, hanya saja akibat dari kerusakan itu membuat aliran air ke saluran utama bendungan dan penampungan menjadi tidak normal sehingga mengganggu kinerja turbin pembangkit listrik pada PLTMH.
"Dari kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita yang nantinya akan membuat PLTMH skala kecil di Desa Mojang Baru, Kecamatan Seruyan Hulu," katanya.
Jebolnya PLTMH Suling Tambun dengan kapasitas 250 kilovolt amphere terjadi pada Kamis (20/10) lalu. Saat itu, bendungan PLTMH tidak mampu menahan luapan air sungai akibat hujan deras yang melanda wilayah tersebut.
Sejak PLTMH yang dibangun dengan dana APBN mencapai Rp19 miliar itu mengalami kerusakan, sekitar 250 kepala keluarga yang berada di desa sekitar PLTMH yakni Desa Tumbang Langkai dan Desa Tanjung Tukal tidak mendapatkan suplai listrik untuk menunjang aktivitas sehari-hari.
"Sudah ada tim khusus yang turun ke lapangan untuk menangani kerusakan mesin pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) Suling Tambun, katanya.
Ia mengatakan, tim khusus yang turunkan untuk memperbaiki PLTMH terbesar di Kalteng itu merupakan tim yang berasal dari pemerintah pusat dan dibantu oleh sejumlah tenaga teknis dari daerah Seruyan.
"PLTMH Suling Tambun masih milik pemerintah pusat dan belum diserahterimakan kepada pemerintah daerah sehingga biaya perbaikannya ditanggung oleh pemerintah pusat, dan kita hanya memberitahukan saja, untuk pelaksanaannya tetap dari pemerintah pusat," katanya.
Ia menjelaskan, PLTMH Suling Tambun yang terletak di Desa Tumbang Langkai mengalami kerusakan pada tapi siring bendungan penampungan air yang digunakan untuk mengalirkan air ke pipa menuju turbin utama, terdapat saluran kecil yang membuat aliran air ke penampungan menjadi terganggu.
"Sehingga ketika hujan dan debit air meningkat, saluran tersebut melebar dan membuat tepi bendungan PLTMH jebol karena tidak dapat menahan debit air yang melimpah," katanya.
Menurutnya, kerusakan PLTMH yang mulai beroperasi pada awal tahun 2016 lalu sebenarnya tidak terlalu parah, hanya saja akibat dari kerusakan itu membuat aliran air ke saluran utama bendungan dan penampungan menjadi tidak normal sehingga mengganggu kinerja turbin pembangkit listrik pada PLTMH.
"Dari kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita yang nantinya akan membuat PLTMH skala kecil di Desa Mojang Baru, Kecamatan Seruyan Hulu," katanya.
Jebolnya PLTMH Suling Tambun dengan kapasitas 250 kilovolt amphere terjadi pada Kamis (20/10) lalu. Saat itu, bendungan PLTMH tidak mampu menahan luapan air sungai akibat hujan deras yang melanda wilayah tersebut.
Sejak PLTMH yang dibangun dengan dana APBN mencapai Rp19 miliar itu mengalami kerusakan, sekitar 250 kepala keluarga yang berada di desa sekitar PLTMH yakni Desa Tumbang Langkai dan Desa Tanjung Tukal tidak mendapatkan suplai listrik untuk menunjang aktivitas sehari-hari.