Muara Teweh (Antara Kalteng) - Anggota DPRD Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah menemukan bangunan sekolah di desa pedalaman yang memiliki jumlah peserta didiknya di bawah standar.
"Sekolah yang jumlah peserta didiknya dibawah standar yaitu SDN Lawarang, SDN Siwau dan SDN Batu Raya masing-masing di Kecamatan Gunung Timang serta SMP Lahei Kecamatan Lahei," kata Ketua Komisi A DPRD Barito Utara (Barut), Hj Nurul Ainy kepada wartawan di Muara Teweh, Minggu.
Menurut Nurul, sekolah-sekolah di Kabupaten Barito Utara itu ditemukan saat anggota DPRD setempat melakukan reses di sejumlah desa dan kecamatan yang memiliki jumlah peserta didik dibawah standar didirikannya sebuah sekolah.
Hal ini disebabkan kurangnya pertumbuhan populasi di wilayah-wilayah khususnya pedesaan serta kurang adanya minat para tenaga pengajar untuk bekerja di desa pedalaman.
"Saat ini banyak tenaga pengajar yang tertumpuk hanya di ibukota Kabupaten, diharapkan pemerintah daerah melalui dinas pendidikan dapat melakukan pertukaran secara berkala kepada tenaga pendidik yang ada ke semua sekolah-sekolah di daerah ini, sehingga terjadi pemerataan pendidikan," kata politisi dari Partai Persatuan Pembangunan ini.
Nurul meminta Dinas Pendidikan Barito Utara harus dapat memaksimalkan tenaga pengajar yang ada untuk memenuhi kebutuhan akan guru di semua sekolah yang ada di wilayah Kabupaten Barito Utara, sehingga program pembangunan dibidang pendidikan dapat lebih maju.
Dia juga menyampaikan bahwa, salah satu faktor kurangnya peserta didik di sekolah, karena adanya pemberlakuan program keluarga berencana (KB) di desa-desa.
"Dirasa program KB di Kalimantan kurang tepat karena masih kurangnya jumlah penduduk, program ini memang tepat di pulau Jawa yang sangat padat penduduk," ujarnya.
"Sekolah yang jumlah peserta didiknya dibawah standar yaitu SDN Lawarang, SDN Siwau dan SDN Batu Raya masing-masing di Kecamatan Gunung Timang serta SMP Lahei Kecamatan Lahei," kata Ketua Komisi A DPRD Barito Utara (Barut), Hj Nurul Ainy kepada wartawan di Muara Teweh, Minggu.
Menurut Nurul, sekolah-sekolah di Kabupaten Barito Utara itu ditemukan saat anggota DPRD setempat melakukan reses di sejumlah desa dan kecamatan yang memiliki jumlah peserta didik dibawah standar didirikannya sebuah sekolah.
Hal ini disebabkan kurangnya pertumbuhan populasi di wilayah-wilayah khususnya pedesaan serta kurang adanya minat para tenaga pengajar untuk bekerja di desa pedalaman.
"Saat ini banyak tenaga pengajar yang tertumpuk hanya di ibukota Kabupaten, diharapkan pemerintah daerah melalui dinas pendidikan dapat melakukan pertukaran secara berkala kepada tenaga pendidik yang ada ke semua sekolah-sekolah di daerah ini, sehingga terjadi pemerataan pendidikan," kata politisi dari Partai Persatuan Pembangunan ini.
Nurul meminta Dinas Pendidikan Barito Utara harus dapat memaksimalkan tenaga pengajar yang ada untuk memenuhi kebutuhan akan guru di semua sekolah yang ada di wilayah Kabupaten Barito Utara, sehingga program pembangunan dibidang pendidikan dapat lebih maju.
Dia juga menyampaikan bahwa, salah satu faktor kurangnya peserta didik di sekolah, karena adanya pemberlakuan program keluarga berencana (KB) di desa-desa.
"Dirasa program KB di Kalimantan kurang tepat karena masih kurangnya jumlah penduduk, program ini memang tepat di pulau Jawa yang sangat padat penduduk," ujarnya.