New York (Antara Kalteng - Band Rock asal Irlandia, U2, mengumumkan
rencana menggelar tur konser keliling Amerika Utara dan Eropa untuk
menandai 30 tahun sejak album "The Joshua Tree" dirilis pada 9 Maret
1987.
U2 akan memulai 25 konser mereka pada 12 Mei di Vancouver, Kanada, dan mengakhirinya pada 1 Agustus di Brussels, Belgia.
Tur itu akan menjadi pertunjukan ukuran stadion pertama U2 sejak konser "360" kelompok itu selama 2009-2011, yang masih menjadi tur dengan pendapatan kotor tertinggi dalam sejarah musik.
"The Joshua Tree" merupakan salah satu album terkenal U2 dan meliputi lagu-lagu populer seperti "With or Without You," "Where the Streets Have No Name" and "I Still Haven't Found What I'm Looking For."
Bono, vokalis dan gitaris U2, menuangkan tema politik ke dalam lirik lagu-lagu U2, mengangkat konflik kekerasan dan dukungan Amerika Serikat terhadap kediktatoran Amerika Latin di bawah Ronald Reagen.
The Edge, gitaris U2, mengatakan album yang terjual 25 juta kopi lebih di seluruh dunia itu kelihatan "relevan dan seperti bisa meramalkan apa yang terjadi" dalam tiga dekade terakhir.
"Sepertinya kami dalam lingkaran penuh saat lagu dalam 'The Joshua Tree' ditulis, dengan pergolakan global, sayap kanan ekstrem politik dan beberapa hak asasi manusia mendasar dalam ancaman," katanya dalam sebuah pernyataan yang dikutip kantor berita AFP, Selasa.
U2 berencana memainkan "The Joshua Tree" secara keseluruhan di setiap konser. Band pembukanya meliputi Mumford & Sons, The Lumineers serta Noel Gallagher bersama High Flying Birds.
U2 akan memulai 25 konser mereka pada 12 Mei di Vancouver, Kanada, dan mengakhirinya pada 1 Agustus di Brussels, Belgia.
Tur itu akan menjadi pertunjukan ukuran stadion pertama U2 sejak konser "360" kelompok itu selama 2009-2011, yang masih menjadi tur dengan pendapatan kotor tertinggi dalam sejarah musik.
"The Joshua Tree" merupakan salah satu album terkenal U2 dan meliputi lagu-lagu populer seperti "With or Without You," "Where the Streets Have No Name" and "I Still Haven't Found What I'm Looking For."
Bono, vokalis dan gitaris U2, menuangkan tema politik ke dalam lirik lagu-lagu U2, mengangkat konflik kekerasan dan dukungan Amerika Serikat terhadap kediktatoran Amerika Latin di bawah Ronald Reagen.
The Edge, gitaris U2, mengatakan album yang terjual 25 juta kopi lebih di seluruh dunia itu kelihatan "relevan dan seperti bisa meramalkan apa yang terjadi" dalam tiga dekade terakhir.
"Sepertinya kami dalam lingkaran penuh saat lagu dalam 'The Joshua Tree' ditulis, dengan pergolakan global, sayap kanan ekstrem politik dan beberapa hak asasi manusia mendasar dalam ancaman," katanya dalam sebuah pernyataan yang dikutip kantor berita AFP, Selasa.
U2 berencana memainkan "The Joshua Tree" secara keseluruhan di setiap konser. Band pembukanya meliputi Mumford & Sons, The Lumineers serta Noel Gallagher bersama High Flying Birds.
Penerjemah: Alviansyah Pasaribu