Palangka Raya (Antara Kalteng) - Ratusan mahasiswa Universitas Palangka Raya yang sedang melakukan demonstrasi merasa kesal dilarang masuk ke ruang Rektorat UPR untuk bertemu Rektor Ferdinan, sehingga terjadi saling dorong dengan aparat kepolisian bahkan sempat menimbulkan lemparan botol minuman.
Demonstrasi mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri tertua di Provinsi Kalimantan Tengah ini di Palangka Raya, Senin pagi, sebetulnya ingin bertemu dan menyampaikan protes terhadap sejumlah kebijakan yang dianggap membungkam sikap kritis serta merugikan para mahasiswa.
"Ini yang ketiga kali kami menyampaikan aspirasi, tapi tidak ditanggapi bahkan diintimidasi. Kami rencananya akan menyampaikan berbagai kebijakan kesewenangan rektorat UPR ini termasuk upaya membungkam mahasiswa ke Kemendikti," kata seorang negosiator demonstrasi mahasiswa, Yupan.
Mahasiswa Fakultas Tehnik UPR ini mengaku demonstrasi yang dilakukan pihaknya terkesan ada penyusup, sehingga sempat terjadi saling dorong maupun lemparan botol minuman dan batu ke atap rektorat.
"Kami aksi damai. Kami hanya menyampaikan protes terhadap kesewenang-wenangan pihak rektorat. Ini kami sedang melakukan negosiasi agar aparat memfasilitasi Rektor menerima demonstrasi kami," kata Yupan.