Palangka Raya (Antara Kalteng) - Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) pastikan orangutan berkulit dan berbulu putih serta memiliki mata kebiruan yang beberapa waktu lalu disita dari warga Desa Tenggirang, Kecamatan Kapuas Hulu, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah termasuk orangutan albino.
"Saat ini telah berada di pusat rehabilitasi BOSF Nyaru Menteng. Setelah dilakukan beberapa tes kita pastikan bahwa orangutan ini bukan orangutan yang aneh tetapi ini orangutan albino," kata CEO BOSF, Jamartin Sihite di Palangka Raya, Senin.
Ia mengatakan, selama 25 tahun BOSF beraktivitas di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur, penemuan orangutan ini menjadi penyelamatan dan penemuan orangutan albino pertama.
"Kita tak tahu berapa banyak jumlahnya di alam, tapi jika kita gunakan perbandingan pada manusia, Orangutan albino itu ada satu berbanding 50.000. Artinya penemuan orangutan albino ini merupakan kasus genetik yang langka," kata Jamartin.
Saat ini, Orangutan albino yang diketahui berusia lima tahun dan berjenis kelamin betina ini, kini tengah menjalani pemeriksaan dan observasi menyeluruh dan intensif.
Di antara yang telah dilakukan ialah pemeriksaan fisik seperti memastikan tak ada tulang patah, nafsu makan masih tinggi, dan cek cacing serta tes mata untuk memastikan orangutan tersebut albino. Selain itu juga ambil sampel darah untuk tes DNA.
"Untuk perawatan khusus, kita siapkan tempat yang cahayanya tidak terlalu terang karena orangutan albino, kulit dan matanya lebih sensitif dan peka terhadap cahaya terang," katanya.
Pihaknya pun menargetkan maksimal satu bulan Orangutan albino tersebut dapat dilakukan tindakan lebih lanjut.
"Satu bulan kita harapkan orangutan tersebut dapat di pastikan akan dibawa kemana lagi. Kita juga akan lakukan observasi menyeluruh dan jika memungkinkan kita segera kita lepas liarkan. Tapi kita lepaskan dengan kehati-hatian yang salah satu kriterianya hutan yang masih lebat," katanya.
"Saat ini telah berada di pusat rehabilitasi BOSF Nyaru Menteng. Setelah dilakukan beberapa tes kita pastikan bahwa orangutan ini bukan orangutan yang aneh tetapi ini orangutan albino," kata CEO BOSF, Jamartin Sihite di Palangka Raya, Senin.
Ia mengatakan, selama 25 tahun BOSF beraktivitas di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur, penemuan orangutan ini menjadi penyelamatan dan penemuan orangutan albino pertama.
"Kita tak tahu berapa banyak jumlahnya di alam, tapi jika kita gunakan perbandingan pada manusia, Orangutan albino itu ada satu berbanding 50.000. Artinya penemuan orangutan albino ini merupakan kasus genetik yang langka," kata Jamartin.
Saat ini, Orangutan albino yang diketahui berusia lima tahun dan berjenis kelamin betina ini, kini tengah menjalani pemeriksaan dan observasi menyeluruh dan intensif.
Di antara yang telah dilakukan ialah pemeriksaan fisik seperti memastikan tak ada tulang patah, nafsu makan masih tinggi, dan cek cacing serta tes mata untuk memastikan orangutan tersebut albino. Selain itu juga ambil sampel darah untuk tes DNA.
"Untuk perawatan khusus, kita siapkan tempat yang cahayanya tidak terlalu terang karena orangutan albino, kulit dan matanya lebih sensitif dan peka terhadap cahaya terang," katanya.
Pihaknya pun menargetkan maksimal satu bulan Orangutan albino tersebut dapat dilakukan tindakan lebih lanjut.
"Satu bulan kita harapkan orangutan tersebut dapat di pastikan akan dibawa kemana lagi. Kita juga akan lakukan observasi menyeluruh dan jika memungkinkan kita segera kita lepas liarkan. Tapi kita lepaskan dengan kehati-hatian yang salah satu kriterianya hutan yang masih lebat," katanya.