Jakarta (Antara Kalteng) - Bitcoin kembali terkenal, setelah para peretas (hacker) di balik serangan ransomware global menuntut pembayaran dengan Bitcoin. 

Apa sih mata uang Bitcoin itu? 

Di bawah ini penjelasan mengenai mata uang digital tersebut, dilansir dari laman New York Times.

Apa itu Bitcoin?

Bitcoin adalah token digital yang dapat dikirim secara elektronik dari satu pengguna ke pengguna lain, di manapun di dunia.

Bitcoin juga merupakan nama dari jaringan pembayaran di mana token digital Bitcoin bergerak.

Beberapa orang membedakan antara Bitcoin dengan huruf kapital di depan sebagai token, sementara bitcoin dengan huruf kecil sebagai jaringan.

Tidak seperti jaringan pembayaran tradisional, seperti Visa atau American Express, tidak ada satu perusahaan atau orang uang menjalankan jaringan Bitcoin tersebut.

Sebaliknya, bitcoin adalah sebuah desentralisasi jaringan komputer di seluruh dunia yang menjaga jalur semua transaksi Bitcoin, mirip dengan desentralisasi jaringan server yang membuat internet bekerja.

Karena tidak ada jaringan pusat yang menjalankan Bitcoin, tak seorangpun memiliki kewenangan untuk memaksa pengguna baru mengungkap identitas mereka.

Jaringan tersebut didesain dengan cara demikian untuk membuat sebuah mata uang dan sebuah jaringan finansial di luar kontrol dari pemerintah mana saja atau sebuah perusahaan.

Komputer yang bergabung dalam jaringan dan jalur transaksi Bitcoin akan melakukan mendapat koin baru yang dilepas ke jaringan setiap 10 menit. Koin akan diberikan kepada komputer yang melacak transaksi dan menjaga jaringan tersebut.

Mengapa hacker menggunakan Bitcoin?

Mata uang digital Bitcoin muncul sebagai sebuah alat favorit bagi hacker untuk membayar tebusan. Alasannya sederhana: Anda dapat menerima Bitcoin di manapun di dunia tanpa mengungkap identitas Anda.

Bagi para penjahat, hal ini membuat Bitcoin lebih menarik dibanding sejumlah sistem lainnya seperti Western Union, yang umumnya membutuhkan identitas pelanggan sebelum membuka rekening dan menerima transferan uang.


Seorang pelanggan menukarkan uang tunai pada ATM Bitcoin di New York, AS (22/8/2014)
(REUTERS/Brendan McDermid)

Apa yang terjadi dengan harga Bitcoin?

Harga Bitcoin baru-baru ini menyentuh angka tertinggi yaitu di atas 1.800 dolar AS (Rp23.958.000)

Seperti emas, harga dari Bitcoin dipicu oleh kelangkaan dari token digital tersebut. Ketika Bitcoin diciptakan pada 2009, telah disepakati hanya ada 21 juta koin yang dibuat.

Para investor membeli koin-koin tersebut dan mendorong harga Bitcoin dari sebuah keyakinan bahwa Bitcoin adalah sebuah token dan sistem menjadi semacam mata uang digital dan jaringan finansial unruk masa depan.

Sementara transaksi dunia nyata lambat untuk lepas landas, Bitcoin semakin populer digunakan di pasar gelap, seperti ransomware dan jual beli obat-obatan terlarang, bagai penerus Jalan Sutra.

Perusahaan dunia juga tertarik dalam teknologi Bitcoin, utamanya memungkinkan desentralisasi jaringan finansial dan Blockchain, di mana semua transaksi Bitcoin tercatat.

Banyak bank bertaruh bahwa transaksi finansial di dunia nyata suatu hari nanti akan berjalan mirip dengan Bitcoin, yang dapat beroperasi lebih cepat, efisien dan aman dibandingkan jaringan finansial tradisional.

Saat ini ada banyak pesaing Bitcoin, seperti Ethereum, dan nilai mereka juga didorong oleh pertumbuhan ketertarikan terhadap teknologi Bitcoin. Namun, Bitcoin tetap menjadi yang terbesar.

Dari mana Bitcoin berasal?

Bitcoin diperkenalkan pada 2008 oleh seseorang dengan nama samaran Satoshi Nakamoto, yang berkomunikasi dengan email dan pesan instan.

Beberapa orang telah diidentifikasi sebagai calon Satoshi, namun tidak satupun yang telah dikonfirmasi.

Satoshi menciptakan aturan asli jaringan Bitcoin dan kemudian merilis software-nya pada 2009. Tidak diketahui merupakan seseorang atau kumpulan orang, Satoshi lenyap dua tahun kemudian.

Siapa saja bisa mengunduh dan menggunakan software tersebut, dan Satoshi sekarang tidak lagi memiliki kontrol terhadap software tersebut.

Pewarta : Arindra Meodia
Editor : Zaenal A.
Copyright © ANTARA 2024