Cannes (Antara Kalteng) - Tiga perempuan Indonesia yang bergelut dalam dunia perfilman yaitu sutradara Mouly Surya dan dua bintang film Marsha Timothy serta Dea Panendra untuk film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak," yang dibintanginya dan akan diputar perdana di Directors Fortnight Festival Film Cannes pada 24 Mei melaju di karpet merah Festival Film Cannes, Selama malam.
Mengenakan Busana rancangan Sebastian Gunawan , bintang film Indonesia dalam film Marlina , Marsha Timothy dengan angunnya berjalan di carpet merah atau Red Carpet di Palais Festival Film Cannes, Selasa malam.
"Saya tidak pernah membayangkan bisa berjalan di karpet merah," ujar istri Vino G Bastian keturunan Jerman-Batak yang lahir di Jakarta tanggal 8 Januari tahun 1979, kepada Koreaponden Antara London, Selasa siang.
Kehadiran Marsha Timothy atau yang akrab disapa Caca adalah untuk ikut menyaksikan penayangan perdana film garapan Mouly Surya "Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak," yang dibintanginya dan akan diputar perdana di Directors Fortnight Festival Film Cannes pada 24 Mei 2017.
Menurut Caca, berjalanan di karpet merah yang menjadi impian bintang film dunia tidak pernah terbayangkan olehnya bahkan bermimpi pun tidak. "beyond my expectation," ujarnya lirih.
Marsha Timothy merupakan aktris Indonesia yang profesinya bukan hanya sekedar aktris melainkan ia juga seorang bintang iklan, bintang video klip dan pemain sinetron. Film Marlina merupakan film ke 15 yang dibintanginya diantaranya selain Ekspedisi Madewa juga Merah itu Cinta, Coklat Stroberi, From Bandung With Love, Pintu Terlarang dan Khalifah selain itu ia juga bermain sinetron Calon Bini dan Serial TV Jomblo.
Directors Fortnight yang diselenggarakan pada Festival Film Cannes oleh Asosiasi Sutradara Film Prancis sejak 1969 telah menemukan dan mengorbitkan banyak sutradara besar seperti Werner Herzog, George Lucas, Martin Scorsese, Jim Jarmush, Michael Haneke, Spike Lee, dan Sofia Coppola.
Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak ditulis oleh Mouly Surya dan Rama Adi berdasarkan ide cerita Garin Nugroho. Garin pertama kali menyodorkan ide cerita pada akhir 2014. Awalnya ide itu diberi judul Cerita Perempuan. Garin kemudian menawarkan pada Mouly untuk mengembangkannya jadi sebuah film. Mouly diberi kebebasan untuk meraciknya jadi film layar lebar.
Mengenakan Busana rancangan Sebastian Gunawan , bintang film Indonesia dalam film Marlina , Marsha Timothy dengan angunnya berjalan di carpet merah atau Red Carpet di Palais Festival Film Cannes, Selasa malam.
"Saya tidak pernah membayangkan bisa berjalan di karpet merah," ujar istri Vino G Bastian keturunan Jerman-Batak yang lahir di Jakarta tanggal 8 Januari tahun 1979, kepada Koreaponden Antara London, Selasa siang.
Kehadiran Marsha Timothy atau yang akrab disapa Caca adalah untuk ikut menyaksikan penayangan perdana film garapan Mouly Surya "Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak," yang dibintanginya dan akan diputar perdana di Directors Fortnight Festival Film Cannes pada 24 Mei 2017.
Menurut Caca, berjalanan di karpet merah yang menjadi impian bintang film dunia tidak pernah terbayangkan olehnya bahkan bermimpi pun tidak. "beyond my expectation," ujarnya lirih.
Marsha Timothy merupakan aktris Indonesia yang profesinya bukan hanya sekedar aktris melainkan ia juga seorang bintang iklan, bintang video klip dan pemain sinetron. Film Marlina merupakan film ke 15 yang dibintanginya diantaranya selain Ekspedisi Madewa juga Merah itu Cinta, Coklat Stroberi, From Bandung With Love, Pintu Terlarang dan Khalifah selain itu ia juga bermain sinetron Calon Bini dan Serial TV Jomblo.
Directors Fortnight yang diselenggarakan pada Festival Film Cannes oleh Asosiasi Sutradara Film Prancis sejak 1969 telah menemukan dan mengorbitkan banyak sutradara besar seperti Werner Herzog, George Lucas, Martin Scorsese, Jim Jarmush, Michael Haneke, Spike Lee, dan Sofia Coppola.
Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak ditulis oleh Mouly Surya dan Rama Adi berdasarkan ide cerita Garin Nugroho. Garin pertama kali menyodorkan ide cerita pada akhir 2014. Awalnya ide itu diberi judul Cerita Perempuan. Garin kemudian menawarkan pada Mouly untuk mengembangkannya jadi sebuah film. Mouly diberi kebebasan untuk meraciknya jadi film layar lebar.