Repino (Antaranews Kalteng) - Inggris akan berhadapan dengan Swedia di Samara, Sabtu malam besok, untuk memperebutkan satu jatah semifinal Piala Dunia 2018 dan meski sebagian pihak mungkin terkejut melihat tim Skandinavia itu berada di delapan besar, bek John Stones meminta Inggris tidak meremehkan lawannya.
Fakta Inggris sampai memerlukan perpanjangan waktu dan adu penalti untuk mengalahkan Kolombia pada 16 besar membuktikan bahwa meski paruh undian mereka tidak dihuni nama-nama besar, ini masih akan menjadi perjuangan yang berat.
"Tidak ada pertandingan yang mudah. Menurut saya jika Anda mengatakan ada pertandingan mudah pada perempat final Piala Dunia, maka Anda benar-benar bodoh," kata Stones. "Mereka sangat berkualitas. Mereka bermain sangat terstruktur dari belakang, bertahan cukup dalam dari apa yang kita lihat, dan kami tahu apa yang dapat mereka timbulkan."
"Mereka dapat saja berada di bawah radar, namun tidak ada pertanyaan, mereka adalah tim yang bagus. Mereka tidak akan berada di sini jika mereka tidak bagus," kata dia seperti dikutip Reuters.
Sorotan perjalanan Swedia sejauh ini adalah saat mengalahkan Meksiko 3-0 untuk memuncaki grup mereka, dan pasukan Janne Andersson kemudian memenangi pertandingan ketat melawan Swiss pada 16 besar.
Swedia tentu saja menikmati beberapa perjalanan indah di Piala Dunia pada masa lalu -- mencapai final di kandang sendiri pada 1958 ketika mereka kalah dari Brasil dan kemudian semifinal 1994 ketika tim Amerika Selatan itu kembali mengakhiri impian mereka.
Baca juga: Berkat ketangguhan kiper Pickford, Inggris malenggang ke perempat final
Kapten Swedia Andreas Granqvist tidak mencemaskan penguasaan bola Inggris yang lebih dominan dan mengharapkan timnya tetap mengusahakan pendekatan seperti biasa.
"Jika Anda melihat pertandingan-pertandingan yang kami mainkan, lawan memiliki lebih banyak penguasaan bola dibanding kami, namun kami menciptakan lebih banyak peluang, lebih banyak peluang berbahaya," kata Granqvist.
"Inilah cara bermain kami, inilah yang perlu kami lakukan, inilah kekuatan kami, dan kami juga perlu melihat kualitas kami saat melawan tim-tim kuat lainnya. Itulah cara kami untuk sukses, dan kami akan meneruskan cara ini."
Inggris kemungkinan tidak diperkuat penyerang cadangan Jamie Vardy yang mengalami cedera pangkal paha, namun mereka berharap masalah pergelangan kaki bek kiri Ashley Young tidak memaksanya absen, dan bahwa cedera paha gelandang Dele Alli tidak menjadi masalah besar.
Terakhir kali kedua tim bertemu pada pertandingan kompetitif adalah pada Piala Eropa 2012 ketika Inggris asuhan Roy Hodgson menang 3-2 berkat gol penentu kemenangan Danny Welbeck.
Secara keseluruhan dari 24 pertemuan, Inggris menang delapan kali berbanding tujuh kemenangan milik Swedia, sedangkan sembilan pertandingan lain berakhir imbang, demikian Reuters.
Baca juga: Benarkah Swedia tim yang solid?
Fakta Inggris sampai memerlukan perpanjangan waktu dan adu penalti untuk mengalahkan Kolombia pada 16 besar membuktikan bahwa meski paruh undian mereka tidak dihuni nama-nama besar, ini masih akan menjadi perjuangan yang berat.
"Tidak ada pertandingan yang mudah. Menurut saya jika Anda mengatakan ada pertandingan mudah pada perempat final Piala Dunia, maka Anda benar-benar bodoh," kata Stones. "Mereka sangat berkualitas. Mereka bermain sangat terstruktur dari belakang, bertahan cukup dalam dari apa yang kita lihat, dan kami tahu apa yang dapat mereka timbulkan."
"Mereka dapat saja berada di bawah radar, namun tidak ada pertanyaan, mereka adalah tim yang bagus. Mereka tidak akan berada di sini jika mereka tidak bagus," kata dia seperti dikutip Reuters.
Sorotan perjalanan Swedia sejauh ini adalah saat mengalahkan Meksiko 3-0 untuk memuncaki grup mereka, dan pasukan Janne Andersson kemudian memenangi pertandingan ketat melawan Swiss pada 16 besar.
Swedia tentu saja menikmati beberapa perjalanan indah di Piala Dunia pada masa lalu -- mencapai final di kandang sendiri pada 1958 ketika mereka kalah dari Brasil dan kemudian semifinal 1994 ketika tim Amerika Selatan itu kembali mengakhiri impian mereka.
Baca juga: Berkat ketangguhan kiper Pickford, Inggris malenggang ke perempat final
Kapten Swedia Andreas Granqvist tidak mencemaskan penguasaan bola Inggris yang lebih dominan dan mengharapkan timnya tetap mengusahakan pendekatan seperti biasa.
"Jika Anda melihat pertandingan-pertandingan yang kami mainkan, lawan memiliki lebih banyak penguasaan bola dibanding kami, namun kami menciptakan lebih banyak peluang, lebih banyak peluang berbahaya," kata Granqvist.
"Inilah cara bermain kami, inilah yang perlu kami lakukan, inilah kekuatan kami, dan kami juga perlu melihat kualitas kami saat melawan tim-tim kuat lainnya. Itulah cara kami untuk sukses, dan kami akan meneruskan cara ini."
Inggris kemungkinan tidak diperkuat penyerang cadangan Jamie Vardy yang mengalami cedera pangkal paha, namun mereka berharap masalah pergelangan kaki bek kiri Ashley Young tidak memaksanya absen, dan bahwa cedera paha gelandang Dele Alli tidak menjadi masalah besar.
Terakhir kali kedua tim bertemu pada pertandingan kompetitif adalah pada Piala Eropa 2012 ketika Inggris asuhan Roy Hodgson menang 3-2 berkat gol penentu kemenangan Danny Welbeck.
Secara keseluruhan dari 24 pertemuan, Inggris menang delapan kali berbanding tujuh kemenangan milik Swedia, sedangkan sembilan pertandingan lain berakhir imbang, demikian Reuters.
Baca juga: Benarkah Swedia tim yang solid?