Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Apakah kamu sering merasa pusing tujuh keliling saat berdiri dari posisi duduk atau tiduran? Pasti rasanya seperti mau pingsan. Kebanyakan orang berpendapat bahwa itu adalah gejala dari tekanan darah rendah. Tapi sebenarnya gejala itu ada kaitannya dengan penyakit lain yang lebih parah.
Dikutip dari The Sun, sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal Neurology ini menunjukkan bahwa merasa pusing saat berdiri itu dua kali lebih mungkin untuk terserang stroke dan 54 persen lebih tinggi untuk terjadi demensia.
Peneliti menganalisis 11.709 orang sehat dengan usia rata-rata 54 tahun. Mereka diminta untuk berbaring selama 20 menit dan kemudian berdiri dengan gerakan cepat.
Sebelum dan sesudah berdiri, tekanan darah mereka diukur. Mereka yang mengalami penurunan besar lebih mungkin mengalami stroke dan demensia sampai 25 tahun.
Sensasi pusing yang berputar-putar disebabkan oleh penurunan tekanan darah secara tiba-tiba, yang bahkan bisa membuat beberapa orang pingsan. Dalam medis hal ini disebut dengan hipertensi ortostati (OH).
"Pengukuran OH pada usia paruh baya mungkin merupakan cara baru untuk mengidentifikasi demenesia dan stroke agar orang-orang perlu dimonitor secara hati-hati," kata peneliti utama, Dr Andreea Rawlings dari Johns Hopkins School of Public Health.
sumber: detik.com
Dikutip dari The Sun, sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal Neurology ini menunjukkan bahwa merasa pusing saat berdiri itu dua kali lebih mungkin untuk terserang stroke dan 54 persen lebih tinggi untuk terjadi demensia.
Peneliti menganalisis 11.709 orang sehat dengan usia rata-rata 54 tahun. Mereka diminta untuk berbaring selama 20 menit dan kemudian berdiri dengan gerakan cepat.
Sebelum dan sesudah berdiri, tekanan darah mereka diukur. Mereka yang mengalami penurunan besar lebih mungkin mengalami stroke dan demensia sampai 25 tahun.
Sensasi pusing yang berputar-putar disebabkan oleh penurunan tekanan darah secara tiba-tiba, yang bahkan bisa membuat beberapa orang pingsan. Dalam medis hal ini disebut dengan hipertensi ortostati (OH).
"Pengukuran OH pada usia paruh baya mungkin merupakan cara baru untuk mengidentifikasi demenesia dan stroke agar orang-orang perlu dimonitor secara hati-hati," kata peneliti utama, Dr Andreea Rawlings dari Johns Hopkins School of Public Health.
sumber: detik.com