Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Adanya stigma atau pandangan buruk terhadap penderita HIV/AIDS membuat Pemerintah, khususnya Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah mengalami kesulitan dalam melakukan penanganan.
Stigma buruk tersebut membuat penderita HIV/AIDS menjadi tertutup dan tidak ada upaya untuk datang ke dokter ataupun melakukan pengobatan, kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kalteng Yayuk Indriati di Palangka Raya, kemarin.
"Sebenarnya kalau seseorang terkena HIV, masih bisa disembuhkan. Tapi kalau sudah tahap AIDS, jelas sudah sangat sulit untuk disembuhkan. Adanya stigma buruk itu, membuat orang yang terkena HIV, pasti akan menutup diri. Itu jelas menyulitkan kami melakukan penanganan," beber dia.
Dinkes provinsi dan kabupaten/kota se-Kalteng sekarang ini bukan hanya fokus melakukan pencegahan dan penanganan HIV/AIDS, tapi bagaimana agar seluruh elemen masyarakat di provinsi ini ikut berpartisipasi. Salah satu bentuk partisipasi yang diharapkan adalah menghilangkan stigma burut tersebut, serta meyakinkan orang-orang terkena HIV/AIDS bertemu dan konsultasi dengan dokter.
Yayuk mengatakan penderita penyakit itu harus dipahami bahwa juga bagian dari masyarakat. Namun sekarang ini merasa ketakutan untuk bergaul dan membuka diri karena adanya stigma buruk dari lingkungan. Padahal stigma itu diberikan akibat ketidaktahuan, maupun minimnya pengetahuan tentang HIV/AIDS itu sendiri.
"Bagi yang mengetahui apa itu HIV/AIDS dan seperti apa penularannya, diharapkan dapat mengubah stigma yang selama ini melekat. Masyarakat umum diminta untuk tidak memberikan stigma buruk, tapi membantu pemerintah dalam menjangkau," katanya.
Dia meyebut bahwa wilayah Kalteng sangat luas, bahkan provinsi nomor dua terluas di Indonesia. Untuk itu, menjangkau masyarakat yang menderita HIV/AIDS bukan persoalan yang mudah. Dibutuhkan keterlibatan dan keaktifan masyarakat dalam memberikan informasi, sekaligus meyakinkan penderita penyakit itu datang ke tenaga kesehatan terdekat.
"Sampaikan kepada dinas kesehatan setempat, apabila memang ditemukan seseorang yang diduga HIV/AIDS. Dukungan dari masyarakat luas, akan sangat menunjang kinerja pemerintah, dan membantu memperpanjang usia mereka yang masih dalam status HIV," kata Yayuk.
Stigma buruk tersebut membuat penderita HIV/AIDS menjadi tertutup dan tidak ada upaya untuk datang ke dokter ataupun melakukan pengobatan, kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kalteng Yayuk Indriati di Palangka Raya, kemarin.
"Sebenarnya kalau seseorang terkena HIV, masih bisa disembuhkan. Tapi kalau sudah tahap AIDS, jelas sudah sangat sulit untuk disembuhkan. Adanya stigma buruk itu, membuat orang yang terkena HIV, pasti akan menutup diri. Itu jelas menyulitkan kami melakukan penanganan," beber dia.
Dinkes provinsi dan kabupaten/kota se-Kalteng sekarang ini bukan hanya fokus melakukan pencegahan dan penanganan HIV/AIDS, tapi bagaimana agar seluruh elemen masyarakat di provinsi ini ikut berpartisipasi. Salah satu bentuk partisipasi yang diharapkan adalah menghilangkan stigma burut tersebut, serta meyakinkan orang-orang terkena HIV/AIDS bertemu dan konsultasi dengan dokter.
Yayuk mengatakan penderita penyakit itu harus dipahami bahwa juga bagian dari masyarakat. Namun sekarang ini merasa ketakutan untuk bergaul dan membuka diri karena adanya stigma buruk dari lingkungan. Padahal stigma itu diberikan akibat ketidaktahuan, maupun minimnya pengetahuan tentang HIV/AIDS itu sendiri.
"Bagi yang mengetahui apa itu HIV/AIDS dan seperti apa penularannya, diharapkan dapat mengubah stigma yang selama ini melekat. Masyarakat umum diminta untuk tidak memberikan stigma buruk, tapi membantu pemerintah dalam menjangkau," katanya.
Dia meyebut bahwa wilayah Kalteng sangat luas, bahkan provinsi nomor dua terluas di Indonesia. Untuk itu, menjangkau masyarakat yang menderita HIV/AIDS bukan persoalan yang mudah. Dibutuhkan keterlibatan dan keaktifan masyarakat dalam memberikan informasi, sekaligus meyakinkan penderita penyakit itu datang ke tenaga kesehatan terdekat.
"Sampaikan kepada dinas kesehatan setempat, apabila memang ditemukan seseorang yang diduga HIV/AIDS. Dukungan dari masyarakat luas, akan sangat menunjang kinerja pemerintah, dan membantu memperpanjang usia mereka yang masih dalam status HIV," kata Yayuk.